Chapter Thirteen | Night Readers

73 50 0
                                    


Duar! Suara dentuman menggelegar, sebuah pintu dihantam dengan kekuatan yang luar biasa. "Angkat tangan! Jangan bergerak! Jangan bergerak!" suara para petugas membawa senjata memergoki Profesor Nakata di ruangan pribadinya. Profesor sedang berada di depan layar monitornya dengan wajah yang tidak terkejut, diam tidak melawan.

"Tangkap Profesor!" seraya berbicara, tangan Isamu meluncur dengan cepat ke arah komputer Profesor yang diyakini digunakan untuk membantu Masaaki dan Takumi melarikan diri.

Di dalam file khusus tersimpan, ia menemukan bukti-bukti tambahan yang bisa menjadi kunci untuk mengungkap misteri yang semakin dalam.

"Kenapa anda melakukan ini?" tanya Isamu, mengungkapkan rasa penasaran yang tak terelakkan.

***

      Profesor Nakata menatap Isamu dengan dingin. "Masaaki mengancam untuk membunuhku saat aku mengunjunginya," ungkapnya dengan suara tanpa getar, tetapi ada lapisan ketidakpastian yang menyelimuti wajahnya.

      Lalu, secara mengejutkan Yasuhiro Ko muncul tepat disamping Isamu. "Illustrator," Shoera yang terkejut memberikan reaksi spontan.

      "Ya," jawab singkat Yasuhiro Ko. "Isamu, Shoera, tolong segera kembali ke ruangan. Aku kehilangan kontak dengan Michio, Nami, dan pasukan militer yang mengejar Masaaki," perintahnya dengan serius.

      "Bawa Profesor ke ruang tahanan dan simpan seluruh alat bukti," perintah Isamu dengan tegas kepada para pasukan militer yang bersiap di sekitar.

      Isamu didampingi Shoera. Mereka meninggalkan ruangan Profesor dengan langkah terburu-buru. Koridor yang sunyi menjadi saksi bisu perjalanan mereka kembali ke ruangannya. Ketidakpastian merayap di udara, dan bayangan kekhawatiran terpampang jelas di wajah keduanya.

      "Apa yang terjadi, Illustrator?" tanya Shoera yang penasaran sambil mempercepat langkahnya.

      "Ada sesuatu yang tidak beres. Michio, Nami, dan pasukan kita kehilangan jejak Masaaki. Sinyal komunikasi tiba-tiba hilang, dan aku tidak bisa menghubungi mereka," jawab Illustrator.

      Sesampainya di ruangan Night Raider, layar-layar monitor menyoroti wajah Isamu dan Shoera yang cemas. Isamu langsung berlari menuju komputernya, memeriksa sistem komunikasi. Sementara itu, Shoera melacak keberadaan terakhir Michio dan Nami.

      "Shit! Sistem komunikasi Michio dan Nami diretas. Itu yang membuat kita tidak bisa menghubunginya," desis Isamu dengan jarinya yang menari-nari di atas papan ketik, mencoba meretas balik sumber masalah yang menghantui mereka.

      "Kenapa Profesor Nakata membantu Masaaki dan Takumi?" tanya Shoera, raut wajahnya mencerminkan kebingungan.

      Isamu menghentikan sejenak aktivitasnya, menoleh ke arah Shoera dengan tatapan serius. "Kali ini bukan Profesor Nakata. Mereka adalah kelompok Night Readers. Terlihat dari IP address yang mereka gunakan," ujar Isamu dengan suara tegas, menyiratkan kedalaman konflik yang mereka hadapi.

      "Ha? Night Readers?" pekik Shoera, ekspresinya berubah menjadi campuran antara keterkejutan dan ketidakpercayaan. Ia belum pernah mendengar istilah itu sebelumnya.

      Seketika suara terbesing dari alat komunikasi. "Mereka adalah masyarakat Jepang yang tergabung dalam kelompok propaganda, menyebarluaskan teori-teori konspirasi tentang TLT. Mereka tak pernah memercayai organisasi kita ini. Isamu, bisakah kau melacak kebaradaan hacker itu?" terang Illustrator yang berada di ruangan pribadinya.

      "Mereka sangat pintar. Lokasinya disembunyikan dengan baik, aku tidak bisa melacaknya," jawab Isamu, matanya fokus pada layar komputernya. "Tapi, aku menemukan beberapa CCTV disekitar hutan yang bukan milik kita, dan aku berhasil meretasnya. Akan kutampilkan di layar utama" tutupnya.

Ultraman Nexus: Beyond DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang