"Profesor Nakata," seru Isamu, memecah keheningan dengan suaranya yang lembut namun tak terbantahkan. " Dia yang menyebabkan CCTV mati dan tidak bisa diakses sejak kemarin. Aku berhasil menemukan jejak digitalnya."
"Mustahil," bisik Michio ragu. "Apakah ada hubungannya dengan insiden ini?"
Isamu menatap layar laptopnya dengan serius, merenungkan pertanyaan itu. Wajahnya terang, diterangi cahaya dari monitornya. Dalam sorot mata petugas itu terpancar ketegangan, seakan mencerminkan pertempuran batin yang tengah ia jalani. Setiap ketukan jarinya diatas papan ketik komputer, Isamu merangkai potongan informasi menjadi gambaran yang lebih lengkap.
***
"Yaa, kemungkinan besar...." meskipun wajahnya datar, kepercayaan diri Isamu terpancar jelas dari setiap kata yang diucapkan. Kata-katanya meluncur keluar tanpa memalingkan pandangan dari layar, seakan mengejar kebenaran yang tersembunyi di balik deretan kode-kode digital.
"...Profesor Nakata yang menjadi aktor di balik aksi Masaaki dan Takumi."
Michio bangkit dari duduknya, memutuskan arah langkah selanjutnya bagi timnya. "Baiklah," suaranya tegas. "Isamu, teruslah mencari informasi. Izin saya berikan untuk menangkap Profesor Nakata setelah seluruh informasi dan bukti sudah lengkap. Shoera akan ikut bersamamu. Nami, kau ikut denganku. Kita bergerak, mengejar Masaaki dan Takumi."
"Yokai," seru petugas Night Raider serentak, satu suara, satu tekad, tanpa keraguan. Kali ini, Michio telah mengambil keputusan yang penuh risiko, melanggar perintah yang telah ditetapkan oleh TLT-J.
Dalam seragam biru tuanya, mereka berdiri sebagai satu tim, bersiap melangkah kedepan, apapun konsekuensinya nanti dari tindakan mereka ini. Satu-satunya yang mereka tahu adalah mereka harus setia pada prinsip mereka sendiri, bahkan jika itu berarti melanggar keputusan yang telah ditetapkan oleh TLT-J.
Yasuhiro Ko sebagai pengarah setiap misi mereka, hanya bisa terdiam. Matanya beralih dari satu wajah ke wajah lain, penuh dengan keraguan teramat dalam. Lalu, tanpa sepatah kata pun, ia menghilang dari ruangan itu, meninggalkan Night Raider dengan keputusan mereka sendiri.
Michio dan Nami bergegas memakai perlengkapan militernya. Divait Shooter, senjata semacam handgun khusus, sudah dalam genggaman mereka. Lalu, keduanya menuju tempat yang akan membawa mereka masuk ke dalam pesawat Chroma Chester.
Sementara itu, Shoera dan Isamu bekerja sama, mata mereka terfokus pada layar monitor yang menampilkan berbagai data, meneliti setiap jejak Profesor Nakata. Mereka yakin bahwa informasi ini akan menjadi kunci untuk mengungkap kebenaran di balik pelarian Masaaki dan Takumi.
"Illustrator!" seru Isamu bergemuruh, memanggil Yasuhiro Ko dengan penuh kepastian di ruangan yang tadinya sunyi. Isamu berhasil. Dirinya mematahkan serangan-serangan siasat jahat Profesor Nakata, mengembalikan akses ke sistem CCTV yang sempat terganggu.
Rencana jahat Profesor Nakata terkuak di layar komputernya, menggambarkan skema yang terstruktur dan rapi. "Hmm... Jenius," senyum palsu terukir di wajah Isamu. Kejelian dan ketangguhannya mengubah arah permainan.
Dengan cepat, ia mulai menyalin setiap detail dari rencana tersebut, memastikan bahwa tidak ada satu pun aspek yang terlewatkan. Lalu, di antara cahaya lampu komputer yang memancar, dia mengirimkannya kepada Illustrator.
***
Di ruang kerjanya yang tersembunyi, Combat Information Center (CIC), Illustrator menerima pesan itu. "Dark stratagem," bisiknya pelan, suaranya hampir tenggelam di antara dinding-dinding ruangan kecilnya itu. Cahaya remang-remang memancar dari layar komputer yang menjelma sebagai sahabat setianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Nexus: Beyond Destiny
Science FictionSpace Beast dipercayai telah punah. Namun, setelah vaksin diuji coba untuk menyelamatkan manusia pada dua orang subjek, tanpa disadari, salah satu dari mereka berevolusi menjadi monster. Sebuah entitas yang mengancam keselamatan manusia di seluruh...