TOX!C [ END ]

prolog

Luna menatap jalanan yang sepi, menikmati hembusan angin malam, dia seorang diri duduk di market terdekat komplek rumah nya, entah apa yang sedang ia pikirkan, 3 tahun menjalin hubungan seseorang yang sangat toxic baginya tapi sialnya rasa cinta itu masih tetap ada.

"Dia pikir, gue lemah cih gak guna juga mikirin dia" Gumam Luna sembari meminum minuman kaleng yang ia beli

Suara deru ducati hitam terdengar berhenti di hadapannya, Luna mengerutkan dahinya memicingkan matanya melihat siapa orang itu. Seketika mata nya membulat sempurna ketika tau itu adalah kekasihnya, danny.

"Pulang"

"Gak mau!! Gue mau pulang kerumah"

"Kalo kata gue pulang ya pulang-, anjing!"

"lo budeg ya, gue gak mau danny choi"

"Lo jangan menguji kesabaran gua ya-, luna"

"Emang lo punya stok kesabaran berapa hah?"

"Oh lo nantangin gue ya okee"

"Gue gak ta,- hhmmpph!!"mendapatkan serangan secara tiba tiba, Luna sampai lupa mengatur nafasnya, karna danny mencium nya secara brutal, memegang kedua sisi pipinya, menekan, menggigit kasar bibir mungil itu untuk menerobos masuk dan mengobrak-abrik rongga mulut didalam sana. Setelah puas danny melepaskan tautannya, keduanya terengah-engah mengambil nafas rakus, ia tersenyum miring.
Dan akhirnya danny pun terus saja menarik lengan Luna secara paksa dan memembuat Luna hampir kehilangan keseimbangannya.

"Naik motor gue buruan"

"Aawww sshh sakit setan, pelan pelan dong"

"Makanya jadi cewe tuh yang nurut" Balasnya ketus

Tidak mau memperpanjang drama, Luna lebih memilih naik dijok belakang, disusul danny yang sedang memakai helm dan siap menarik gas nya

"Pegangan"

"Hah-"

"Pegangan anjing, budeg banget si"

Luna memutar bola matanya jengah, "nyenyenye" Efeknya kesal lalu menaiki motor danny.

Akhirnya danny membawa Luna pulang ke apartemen nya, tidak ada satu pun wanita yang ia bawa ke apartemennya selain Luna, menurutnya apartemen itu adalah hal privasi tapi ia berhasil membawa Luna masuk kedalam privasinya, itu berarti Luna adalah wanita special untuk danny tapi kenapa perlakuannya sangat jauh berbeda, meski begitu mereka berdua saling mencintai walaupun terkadang harus menghadapi ego nya masing-masing.