Hanya karangan!!
Banyak typo!!
Enjoy aja!!"pokok nya kamu papa jodohin sama anak nya teman papa." ucap seseorang dari sebrang sana.
"Tapi pa-" Ucapan nya terpotong.
"Ga ada tapi tapi dan papa ga mau ada penolakan karena semua nya sudah siap dalam Minggu ini kamu akan menikah dengannya." Potong dari sebrang sana.
"Dan satu lagi nanti malam kita akan makan malam keluarga kita dan keluarga calon kamu." Lanjut orang di sebrang sana. Kemudian langsung mematikan panggil suara itu dengan sebelah pihak.*Tut..tut..tutt..
panggil terputus"Halo pa..pa.." masih mencoba berbicara tetapi naas tidak ada jawaban karena panggil sudah lebih dulu terputus.
"Huh~". Helaan nafas berat keluar dari mulut nya, lalu menaruh benda pintar berbentuk persegi panjang nya itu di meja. Ia meraup wajah nya dengan kasar dan berakhir memijat pelipisnya sambil menunggu matanya.
*Tokk...tokk..tokk..
"Masuk." Titah nya kemudian masuk lah orang yang mengetuk pintu tersebut setelah mendapatkan izin. pintu terbuka menampilkan seorang gadis cantik nan tampan dengan rambut panjang dan sebuah kacamata yang bertengger di hidup mancung nya dengan kedua tangan membawa banyak kertas.
"Ci~ ini ada dokumen yang harus Cici periksa." Ucap nya sambil berjalan mendekat ke arah orang yang ia panggil dengan sebutan 'cici'.
"Em~taruh saja di atas meja." Jawabnya yang masih setia di posisi awal nya dan tidak berubah sama sekali.
"Are you alright ci?" Tanya nya setelah menaruh dokumen tadi di atas meja kemudian dengan lancang nya duduk di samping si 'cici' yang mengejamkan mata nya sambil memijat pelipisnya sendiri.
"Yes, I am doing okay. Why do you ask like that?" Jawab nya kemudian membuka mata nya dan mengejapkan nya beberapa kali dengan cepat agar pening yang ia rasakan tadi menghilang. Sekarang ia sedang menatapi lawan bicara yang ada di samping nya.
"No. You're not fine. Why are you sick?". Ia menggelengkan kepala kemudian bertanya lagi sambil menatap mata coklat indah milik lawan bicara nya.
"Huh~". Helaan berat berhasil lolos dari dua belah bibir nya kemudian ia menunduk.
"Cerita ci~ kalau ada masalah tuh jangan di pendam sendiri. Aku berasa ga berguna jadi sepupu mu." Ucap nya yang tau bagaimana sifat asli lawan bicaranya yang sekarang sedang menunduk.
Mengangkat kepalanya. Helaan nafas berat berhasil keluar dari mulut nya. Ia menatap lawan bicara nya dengan sendu sedangkan yang ditatap tersenyum manis.
"Minggu ini aku akan menikah". Ucap nya memulai cerita.
"Hah~". Mulut nya terbuka lebar mata nya juga. Kalau mulut dan mata nya bukan lah ciptaan sang pencipta yang maha esa mungkin gajah bisa saja masuk kedalam mulut nya dan matanya terlepas dari tempat nya. Bersyukur karena semua yang ada di dunia beserta isi nya ciptaan sang pencipta. Cukup lama di posisi tersebut.
"Serius ci!?, Kok cepat banget. Kenapa ga cerita dari kemarin'. Kenapa harus dadakan!??". Masih di posisi semula tetapi mulut dan mata nya tak sebesar tadi. Terlihat lawan bicara sedang menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan agar sedikit rileks.
"Aku saja baru di kasih tau sama papa tadi sebelum kamu datang ke sini. Aku juga sama kaget nya kaya kamu. Aku berusaha nolak tetapi papa tetap maksa."
"Jadi Cici di jodohin?". Tebak nya dan mendapat anggukan dari sang lawan bicara. "Sama siapa ci?".
Tanya nya lagi dan kini mendapat kedikan bahu dari lawan bicaranya."Ga tau. Papa bilang anak teman nya." Jawaban lumayan singkat, padat, dan jelas dapat membuat sang penanya mengangguk paham.
Setelah itu hening tidak ada lagi yang mengeluarkan satu pata kata dari dua belah bibir ke dua orang tersebut. keduanya sibuk dengan kegiatan masing'. Yang muda masih bengong memikirkan sesuatu sedangkan yang tua mulai mengambil satu dokumen yang ada di atas meja kemudian mulai memeriksa nya.
"Ya udah ci aku mau lanjut kerja dulu ya. Bay ci shani~". Ucap nya yang di balas anggukan dari lawan bicara. kemudian mulai berjalan menuju pintu ruangan tersebut. ia keluar saat hendak menutup pintu ia terhenti kemudian menatap sang 'cici'. "Oh iya ci nanti kalau udah nikah jangan lupa bikinin aku keponakan yang banyak ya~". Setelah mengatakan itu ia menutup pintu sebelum mendapat jawaban dari orang yang sedang memeriksa dokumen nya. Terlihat mata nya yang melotot terkejut atas ucapannya. Sayang ia tidak melihat wajah kaget sang 'cici' karena ia sudah berlari kecil meninggalkan ruangan 'cici' nya.
"Astaghfirullah Darren! Belum juga tau siapa calon nya udah minta di bikinin keponakan. Hadeh~". Kaget bercampur kesel. Tapi ya mau gimana lagi orang nya udah pergi. Rasa' nya kalau itu si sepupu nya itu belum pergi mungkin ia sudah mencubit perut nya sampai biru. Kejam tapi tidak bisa ia lakukan.
(°~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~__~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~°)
Shani Zaedyn Natio
Gita Sekar Darren
TBC.
Sekali lagi ini hanya fiksi ya jadi jangan di bawa ke dunia nyata!!
Mohon kerja sama nya!!
Kalau misal nya cerita aku ini menarik jangan lupa tekan tombol bintang dan komen yang banyak yaaaaa
Terimakasih
Love u all 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
perjodohan. (greshan)
Romancehanya karangan jadi 100% fiksi!! jangan di bawa kedunia nyata!! enjoy aja