part 15

1.1K 79 3
                                    


Tokk...tokk..tokk..

"Cii..bukaa..."

Sekarang Shani sudah ada di depan pintu kamar hotel Desy. "Yaa bentar!" Ucap Desy dengan lantang dari dalam, cklekk...Shani langsung masuk begitu saja. Shania berjalan menuju sofa, meletakan jajanan mereka di meja, lalu mengangkat kepin yang sedang tidur di sana.

Setelah Desy menutup pintu, ia menuju ke arah Shani lalu duduk di samping nya. "Mana? Beli apaan lu?" Tanya, ia juga lumayan laper.

"Tuh.. jajanannya, sama tadi beli kue putu dan klepon" ucap Shani sambil menunjuk menggunakan bibir nya ke arah kantong plastik di meja.

Dengan cepat Desy mengambil salah satu plastik yang berisi kue putu dan juga klepon tersebut, kemudian Desy keluar kan dua kue itu dari plastik, biar gampang makanan.

"Kok ada sih Shan yang jual kue putu siang siang begini?" Tanya Desy sambil mengambil satu kue klepon untuk di makannya.

Shani mengedikkan bahu nya, "ada lah buktinya kita lagi makan nih kue" jawab Shani seadanya, lalu mengambil putu nya.

Keduanya terdiam, menikmati makanan hijau berisi gula merah dan di taburi parutan kelapa. Kurang dari lima menit, Shani mulai bercerita.

"Eh, ci tadi kan kan aku ketemu Gracia sama pacar nya, mereka lagi mesra-mesraan di depan lobi hotel." Ucap Shani lalu mengambil kue nya lagi tapi kali ini klepon.

Desy menoleh, menelan kue yang sudah ia kunyah, "terus?" Tanya nya, kemudian mengambil kue lagi.

"Pacarnya jelek" ucap Shani dengan entengnya yang sudah menelan klepon, kemudian mengambil kue lagi.

Desy memegang pundak Shani, ia memanggil Shani "Shan?"

Sang punya nama menoleh, sambil mengunyah, ia mengangkat dagu nya "opo?" Tanya Shani lalu melanjutkan kunyahan nya.

"Sapa pacare??" Tanya Desy yang penasaran dengan perwujudan pacar Gracia itu.

Shani tampak berpikir, wajah pacar Gracia itu sedikit familiar saat Shani melihatnya tadi, "bentar" ucap nya sambil mengarah kan lima jari nya seperti menunggu berhenti.

Desy mengangguk, ia setia menunggu jawaban dari Shani sambil memakai kue lagi. Shani masih diam dan  beberapa saat kemudian ia mengingat nya. "Oh ini, Cici tau anak keluarga Cahyadi?" Tanya Shani.

Oke, sekarang Desy yang sedang berpikir. Namanya seperti tidak lah asing Cahyadi Cahyadi, siapa sih Cahyadi? Eits, tunggu bentar oh Desy ingat "oh!aninno!?" Ucap Desy yang mulai meninggalkan suara, lagi? ya mau gimana lagi udah kebiasaannya kalau kaget lah, mengingat sesuatu lah, dan apalah yang lain nya, yang penting ada banyak.

Shani yang terkejut tubuh nya terjengkit, ia langsung mengusap indra pendengarannya lalu.

Pakk!

"Aduhh..sakit dodol" Desy mengelus paha putih polos nya yang tidak tertutup karena memakai celana pendek, saat Shani memukul nya. Desy langsung menatap Shani tak suka.

"Makannya kalau ongomong itu ga usah ngagetin, terus pake teriak lagi, budek dah kuping aku" ucap Shani dengan ketus, sedang kan Desy hanya menyengir kuda.

Hening sesaat di antara mereka, lalu Desy menepuk pundak Shani lagi, membuat Shani menoleh. Mereka saling tatap satu detik, dua detik, sampai akhirnya.

"Pfftt...ahahahaha"

Pecah sudah tawa mereka berdua, keluar lah semua kupu kupu di dalam perut sejoli ini. Haduh begini nih nih kalau udah sefrekuensi, baru juga tatapan udah langsung ngerti tanpa di bicarakan.

"Shan, kayaknya istri Lo itu harus di ajak ke dokter mata dah hahaha" ucap Desy di sela sela tawa nya.

Shani hanya mengangguk anggukkan kepala tanpa memberhentikan tawaan nya, "hahaha bener, bener banget ci hahaha"

Mereka terus tertawa hingga perut mereka terasa sakit dan memutuskan untuk berhenti. "Eh ci tau ga? Tadi pagi aku sama kepin ngobrol, terus aku nanya ke kepin, 'pasti cakepan papa kamu dari pada cowo itu ya kan kepin?', nah terus si kepin bilang 'iya kalau cakepan aku'. Eh, ternyata bener" ujar Shani menceritakan percakapan nya dengan kepin tadi pagi sebelum ke kamar Desy karena bosan.

Ya, mereka melanjutkan obrolan mereka sambil tertawa riang.

~•°°•~

"Iyaa sayangg... aku udah sampai di kamar, aku mau bersih bersih dulu ya.."

Anak perempuan tunggal Boby yang sangat cantik ini, sudah berada dalam kamar hotel nya. Tadi setelah di antar mas pacar di depan lobi hotel, dan ditegur oleh mas suami (eh gimana nih ceritanya 🗿).

kekasih Gracia ini langsung berpamitan, padahal tadi Gracia sudah mencoba menawarkan untuk masuk dulu ke kamar namun di tolak dengan lembut oleh anak sulung keluarga Cahyadi. Dengan alasan 'kapan kapan aja ya yang, aku masih banyak kerjaan' gitu katanya, Gracia dengan berat hati mengiyakan namun dengan satu syarat yaitu, dengan melakukan panggilan video sampai si anak kesayangan keluarga Herlan ini sampai di kamarnya.

"Ya udah aku matiin yaa.., i love beb.."

Klik.

Panggil video itu di matikan, dan Gracia langsung menyiapkan baju piyama yang akan di kenakan nya. Setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih.

~•°°•~

"Ci, gimana pencariannya?"

Dua buah cangkir berwarna putih yang berisikan  Coffee capuccino dari bungkus saset, baru saja selesai di buat oleh Desy, sang pembuat pun baru saja duduk di samping Shani.

Mereka berada tepat di balkon kamar, seperti waktu bercandaan dan tawa mereka sudah habis dan di ganti kan dengan topik yang lebih serius.

Desy melirik Shani sebentar lalu melihat pemandangan ke depan lagi, ia menutup indra penglihatan nya kemudian menarik nafas dalam-dalam dan di hembusan kan secara perlahan melalui mulut nya.

"Huffh... Tadi gua mulai pencarian nya dengan bertanya sama dokter rizwan. Lu masih ingat kan dokter rizwan?" Desy mulai membuka matanya lalu menoleh dan menjatuhkan pandangan pada Shani, ia bertanya.

Shani menatap wajah Desy dengan kerutan pada kening nya, cukup lama di posisi itu sambil mengingat ingat siapa dokter rizwan itu, tapi itu nama yang tidak asing bagi seorang Shani.

Shani pundurkan waktu otaknya, ia mulai mengingat ingat kejadian masa lalu, mungkin lebih tepatnya saat ia kecil. Shani terus menjelajah sampai.

Nah!

Shani menggesekkan jari tengah dan ibu jari nya, sehingga menghasilkan suara. "Aku ingat, dokter rizwan yang dulu ngerawat aku kan? Dia masih menjadi dokter? Gimana kabarnya?" Wah, Shani mulai menyerang Desy dengan pertanyaan nya yang terlalu excited dengan di hiasi senyuman manis oleh Shani, ketika mengingat betapa baik nya si dokter rizwan ini kepada Shani.

Desy ikut tersenyum sambil mengangguk, "iya, dia yang ngerawat lu dulu. Kalau mau nanya tentang dia, tanya langsung aja ya, minta nomor nya sama papa. Sekarang kita fokus dulu ke topik utama" ucap Desy yang menginginkan mereka menyelesaikan topik ini dahulu sebelum ke topik yang lain, dia sedang serius sekarang.

Shani yang paham (paham✋🏻, xixixi) Desy sedang di dalam mode serius sedang kan author nya malah ke inget kak gem. Hehehe paham! Paham✋🏻

Oke ulang, fokus ke cerita.

Shani yang paham Desy sedang di dalam mode serius langsung mengangguk, "lalu" tanya nya, sekarang wajah Shani ikut serius, ia langsung menanyakan apa kelanjutan dari investasi Desy.














TBC.


Udah dulu yaa, author lelah di karenakan belum di kasih pap oleh nona Reva tercinta 😋🙏🏽

Terimakasih yang sudah vote

Kapan kapan lagi, papay 👋🏼

perjodohan. (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang