part 2

1.8K 79 0
                                    

Hanya karangan!!
Banyak typo!!
Enjoy aja all!!

Sebuah mobil ber merek Mazda 2 berwarna putih melaju dengan kecepatan rata-rata menyusuri kota Jakarta yang cukup padat malam ini. Musik terdengar memenuhi semua sudut mobil menghilang kan kesunyian. Walau pun di luar banyak kendaraan lain yang melaju dan bahkan berkelakson ria.

Berhenti saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Ia masih asik mendengarkan musik nya sambil sesekali bernyanyi lirik yang ia ketahui dari lagu tersebut. Sampai sebuah nada dering masuk dari benda pipih nya. Menyambungkan nya ke bluetooth mobil menghentikan lagu nya sejenak. Mengangkat panggilan tersebut. Dan di saat yang bersamaan ia menarik tuas rem tangan nya. Mulai menjalankan si Mazda 2 karena lampu lalu lintas yang tadi nya berwarna merah kini berubah menjadi warna hijau.

"Hallo pa". Sapa nya pada sang penelepon saat panggilan tersambung.

"....."

"Baru sampai lampu merah perempatan. Lima menit lagi kayak nya sampai. Macet soal nya."

"......"

"Iya, Shani matiin ya telfonnya."

"....."

*Tut..

Setelah panggil terputus musik yang sempat terjeda tadi kini mulai bersuara lagi.

(°~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~__~~~~~~~~~~~~~~~~~~~°)

"Sorry ya bro anak gw terlambat. Macet kata nya."

"Iya santai aja lah. Maklum Jakarta emang macet jam segini."

"Yah..Bun...aku ke toilet dulu ya." Ucap nya yang di angguki kedua orangtuanya. Ia pun berjalan meninggalkan meja yang berisi 4 orang tersebut.

*
*
*
*
*
Mobil Mazda 2 putih terparkir sempurna di parkiran sebuah restoran bintang lima. Berjalan menuju pintu restoran tersebut membuka nya kemudian pergi ke resepsionis untuk bertanya keberadaan meja sang ayah dan keluar calon nya. setelah mengetahui nya ia pergi menuju ke tangga karena meja sang ayah ada di lantai dua.


*
*

"Maaf semua nya Shani terlambat." Ucap Shani yang  datang dengan senyum kakunya tetapi tetap manis jika dilihat lama lama. Sontak semua yang ada di meja itu mengalihkan perhatiannya kepada Shani dengan outfit kantor nya. Sebuah kaos lengan pendek warna hitam polos, blazer abu abu yang menutupi kaos tersebut, kaki nya yang di lapisi celana panjang berbahan HIGH TWIST - XS  berwarna senada dengan blazer menutup kaki putih nan mulus nya itu dan di tambah kacamata yang bertengger di hidung mancungnya lalu rambut yang di biarkan di gerai.

"Akhirnya kamu datang juga nak, Boby, Shania kenalin ini calon menantu kalian berdua." Diri nya memperkenalkan sang anak kepada calon besannya.

"Shani om, Tante". Shani tersenyum sambil menjulurkan tangannya yang di terima baik oleh Boby.

"Apa nih masa om sama Tante sih..kan bentar lagi  kamu jadi menantu kita jadi panggil nya ayah bunda aja ya Shan." Ucap nya sambil tersenyum setelah Shani menyalami tangan Boby dan Shania. ucapannya barusan di angguki sang istri.

"Em~ iya om- eh... maksudnya yah Bun." Shani gugup senyum nya makin kaku.

"Haha...ga usah tegang gitu dong Shani. Rileks aja, santai. Ya udah silahkan duduk." Pria berumur 40-nan itu terkekeh memaklumi kegugupan Shani kemudian menyuruh nya duduk. Yang di angguki Shani.

perjodohan. (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang