part 20

1K 75 4
                                    

😁✌🏻

Brukk..

"Auww..."

*
*
*
*
*
*
*

"Stth.. sa-sakit gre.." ringis si manusia kucing saat benjolan kecil dan berwarna sedikit ke biruan itu di kompres dengan es batu yang baru saja di beli di warung terdekat.

"Yah Kaka payah, masa kaya gitu aja sakit"

"Heh, diem aja kamu bocil"

*
*
*
*
*

Flashback on

Brukk...

"Auww..."

Gracia membuka mata nya dengan lebar, yang ia lihat pertama kali adalah Shani yang sudah nyungsep dengan posisi setengah badan ada di bawah kakinya dan setelah lagi ada kursi pengemudi.

Kejadian itu begitu cepat juga sangat tidak terduga. Gracia, gadis itu baru saja mendorong Shani sehingga si manusia tiang listrik itu terjatuh.

Sungguh Gracia tidak sengaja, itu hanya reflek juga spontan (uhuyy).

"Gee.. tolongin, bukan malah diam. Sakit tauu" keluh nya meminta tolong. Lagian kenapa Gracia ini, sudah mendorong nya tidak di bantu pula, tidak tahu apa pinggang nya sakit.

Gracia mengejap beberapa kali, kemudian mulai membantu Shani untuk bangkit agar kembali ke posisi awal.

Shani mulai bangkit dengan bantuan Gracia, namun saat si lesung mengangkat kepalanya...

Tukk..

"Auww.."

Suara benturan kepala Shani dengan dasbor begitu renyah juga keras, saking keras nya suara itu menggema di semua sudut ruangan mobil.

Gracia yang mendengar itu merasa ngilu, ia masih membantu membangunkan shani, hingga Shani sudah berada di kursi pengemudi sambil mengusap dahinya yang mulai terlihat benjolan juga warna biru.

Kini Gracia yang mendekat, ia menyingkirkan tangan Shani yang menutupi benjol di dahi nya, gadis itu menatap lamat luka Shani.

Shani memaku, ia merasakan jari jemari lembut juga hangat milik Gracia yang sudah menangkup wajah nya dan ia juga mulai merasakan hembusan angin dari mulut Gracia yang meniup dahi nya. Shani menutup mata menikmati hembusan angin yang menerpa wajah nya, hingga Gracia memegang benjolan tersebut dan membuat Shani sedikit meringis.

Gracia kembali merasa ngilu saat Shani meringis, ia yakin itu sakit. "Ada air dingin ga?" Tanya nya, sambil terus meniup luka Shani.

Shani menggeleng kecil membuat Gracia memberhentikan tiupan nya juga mengalihkan pandangan ke arah luar, lantas Shani membuka matanya dan menatap heran gadis di depannya.

Gadis itu celingak-celinguk mencari sesuatu di luar sana, hingga ia menemukan yang di cari nya. Gracia kembali menatap Shani dengan di bumbui senyuman kemudian ia mengelus pipi Shani. "Kita turun yuk, aku obatin" ajak nya dengan nada yang tiga ratus enam puluh derajat berbeda dari yang tadi.

Jantung Shani kian berdebar begitu cepat, ia masih terpaku melihat wajah Gracia yang memang mempesona, si lesung lantas mengangguk kaku, elusan di pipi nya itu membuat wajah nya panas hingga menyembur rona nya. Apakah Gracia sedang menyerang nya balik?

Gracia yang melihat itu semakin melebar senyuman nya, merasa berhasil karena bisa menyerang balik. Dengan perlahan Gracia memundurkan wajah juga tubuhnya menjauh dari Shani.

perjodohan. (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang