part 14

811 76 8
                                    

Setelah selesai mandi Shani langsung izin kepada sang cici dan kepin untuk Kelantai bawah, lebih tepatnya ke supermarket untuk membeli cemilan. Mengapa harus cemilan? Entahlah tapi Shani sedang tidak mau makan nasi, ia lebih memilih jajanan.

Shani baru saja keluar dari pintu utama hotel, ia memilih berjalan dari pada memakai kendaraan, terlalu merepotkan, toh juga dekat kok.

Matahari siang sekarang tidak lah panas, kerena matahari tertutup awan, menjadi hawa menjadi dingin dingin gimana gitu bagi Shani.

Untung sekarang Shani memakai Hoodie milik Desy, walaupun kaki nya di biarkan terhembus oleh angin dingin, karena pakai celana pendek.

Setengah jalan lagi Shani akan sampai di tempat tujuan yaitu, alpamei (tanggal 5 :v). Tinggu apa itu? Kakek itu jualan apa? Langkahnya berhenti secara tiba-tiba, ia sipit kan matanya yang tak menggunakan kacamata, pandangan nya ke pedagang jalan kaki.

Kakek yang mendorong gerobak itu semakin dekat hingga akhirnya Shani bisa melihat apa yang kakek itu jual.

Mata Shani sudah tak menyipit, indra penglihatan nya itu mulai berbinar, perlahan sudut bibir nya naik saat kakek itu semakin terlihat jelas. Shani berlari kecil menuju sang kakek.

Pernah ga sih kalian habis menghalu, lalu langsung terwujud? Bagaimana perasaan nya jika itu terjadi? Pasti senang bukan? Mungkin sangat amat senang, seperti Shani sekarang.

Masih ingat haluan Shani tentang memakan kue berisi gula merah di cuaca yang dingin tadi, sebelum mandi? Sepertinya hari ini adalah hari yang beruntung bagi Shani. Ya, haluan nya terwujud.

Setelah kedua berhenti, Shani mulai bertanya "masih ada kek?" Tanya Shani dengan lembut juga sopan dan di hiasi senyuman manis.

Kakek itu ikut tersenyum lalu mengangguk, "masih banyak neng, sekarang mah jarang ada yang mau beli kue kaya gini" ucap sang kakek.

Shani yang di panggil 'neng' jadi agak gimana gitu, memang sih tubuh nya sosok perempuan namun... Ia memiliki yang perempuan tak miliki. Shani hanya senyum walau jadi agak kikuk. "Ya sudah saya beli putu nya 15rb sama klepon nya 10rb ya kek"

Kakek itu mengangguk lagi, mengiyakan pesanan Shani.  "Sip, di tunggu ya neng" ucap nya lalu mulai membuat kan pesanan Shani.

Shani menunggu sekitar lima menit kurang dua puluh tiga detik, "kek saya tinggal ke sana dulu ya, ada barang yang mau di beli" ucap Shani sambil menunjuk dengan ibu jarinya ke arah supermarket tak jauh dari sini.

kakek itu mengikuti arah tunjuk Shani lalu mengangguk, "iya neng" ucap kekek itu, lalu melanjutkan membuat kue putu dan klepon pesanan Shani.

Shani mulai berjalan ke arah supermarket, ia membeli beberapa pesanan Desy, cemilan untuk nya, dan jangan lupakan kepin Snack kucing nya habis, jadi Shani membelikannya juga.

Setelah lima belas menit lebih dan dirasa semua keperluan pangan nya sudah cukup, Shani membayar, lalu kembali ke penjual putu tadi.

Shani duduk di trotoar jalan, samping gerobak putu. Di rasa masih lama dan perut Shani sudah mulai bunyi lagi, ia lebih memilih membuka cemilan coklat berbentuk telur yang mendapatkan mainan di dalamnya.

Sepupu menit berlalu, tak terasa Shani sudah menghabiskan dua buah coklat nya itu. Untung beli banyak jadi di hotel masih bisa makan. Namun suara paruh baya itu memanggil nya "neng ini kue nya, maaf lama.., harganya 25rb neng.." ucap sang kakek sambil menyodorkan sebungkus plastik berisi kue ke sukaan nya.

Sontak Shani mendongakkan dan berdiri, ia menerima plastik tersebut sambil tersenyum. Kemudian Shani mengambil uang yang ada di saku celananya, lalu memberikan uang kertas berwarna biru kepada si kakek. "Ambil saja kembalian nya kek, kalau begitu saya duluan ya kek" ucap Shani sambil terus memasang senyuman manis nya.

Si kakek menerima uang tersebut dengan tidak enak, namun ia tetap menerima, ia tersenyum "duh makasih ya neng.." ucap sang kakek.

Shani mengangguk tanpa menghilangkan senyuman nya, "iya kek sama sama, saya duluan ya kek, mari.." Shani berpamitan dengan si kakek lalu kakek itu mengangguk, setelah mendapatkan jawaban anggukan Shani langsung pergi meninggalkan si kakek dengan gerobaknya.

~•°°•~

Kini Shani sudah sampai di pekarangan hotel, ia melihat ada seorang pria dan wanita. Sepertinya sedang bucin, hadeh bucin tida tau tempat. Eh, tapi bentar dulu, Shani kaya kenal tuh wanita...

Lagi lagi Shani menyipitkan matanya karena jarak mereka masih lumayan jauh, namun ia tidak memberikan langkahnya. Semakin dekat, semakin terlihat kemesraan mereka, semakin terlihat wajah keduanya walaupun samar, semakin terlihat wanitanya. Itu...






















































"Gracia?" Gumam Shani.















TBC

Hehe...




















































































































Tapi boong jiakk wakakakaka 🤪🤪

Hap. Shani diam di tempat, ia tidak salah lihat itu Gracia, dengan... Pacarnya? Pfftt... Shani melanjutkan langkah nya lagi, semakin dekat.

Dan.

"ekhmm... Permisi kak, kalau mau bucin liat tolong lihat tempat ya kak. Mari"





































































































TBC


















































































































Beneran ini mah.

perjodohan. (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang