part 19

923 91 16
                                    

"Siapa yang berbicara dengan mu tadi?" Tanya Shani membuka obrolan, memecah keheningan  menguasai ruang mobil, ia melirik  gadis yang duduk kursi penumpang sampai diri nya, setelah itu kembali mengarah depan karena dirinya sendiri menyetir.

Saat Gracia berbicara dengan Aisyah tadi, tak lama setelah itu Shani datang, yang membuat ke dua gadis cantik itu harus berpisah.

Kini keduanya sudah duduk di dalam mobil, dengan Shani yang menyetir dan Gracia di samping nya. Gracia menoleh ke arah Shani saat manusia kucing itu membuka topik dengan bertanya. "Temen ku" jawab nya singkat, ia kembali mengalikan pandangan ke arah luar jendela lagi.

"Kenapa emang nya?" Tanya Gracia yang sama sekali tidak melirik Shani.

Shani melirik sekilas, "tidak papa sih.., hanya saja dia-"

"Cantik"

Pujian tersebut mungkin terdengar kecil, namun nyatanya masih terdengar jelas di telinga Gracia. Gadis itu menoleh dan sedikit terkejut, ia melihat Shani yang tersenyum tipis. Dih apa apaan nih, sopan kah memuji wanita lain di depan ISTRI SAH nya.

Gracia menatap Shani tak suka, kemudian kembali melihat luar, "kenapa? Suka Lo sama dia?" Nada nya yang begitu ketus, raut wajahnya berubah menjadi datar, rasanya ada sesuatu yang panas di diri gadis itu.

Shani yang mendengar nada berbicara Gracia yang berbeda mulai melirik kembali, ia kerut kan kening nya, mereka bingung sendiri, kenapa dengan Gracia ini?

Shani lantas menggeleng atas pertanyaan barusan, "tidak, aku hanya memuji nya saja" tutur nya dengan lembut, lagi pula apa yang ia katakan memang benar adanya, kalau teman Gracia tadi memanggil cantik.

"Dih, belum kenal nama aja udah so soan muji, bilang aja suka" cibir nya masih dengan nada yang tidak lah bersahabat, gadis itu masih enggan melihat Shani.

"Ya udah aku minta nomor nya agar bisa kenal, jadi aku bisa memuji nya karena sudah mengetahui nama nya"

Dengan cepat Gracia memandang Shani dengan tatapan tajam, kan apa apaan Shani ini? Meminta nomor wanita lain kepada ISTRI SAH nya, dan apa katanya tadi berkenalan agar bisa memuji karena sudah mengetahui nama nya, benar benar Shani ini, ingin kah dia merasakan pukulan nya?

Gracia makin panas, lantas ia menggeleng "ga, gue ga punya nomor nya" ucap nya yang sudah di pastikan berbohong agar Shani tidak lah nekat.

Shani yang masih melihat jalan kembali mengerut kening, "lho kata nya temen, kok kamu tidak punya nomor nya sih?"

"Terserah gue lah, lo kalau mau minta aja sendiri" ujarnya masih dengan nada yang sama, diri nya mengalihkan pandangannya lagi, males melihat Shani, hanya membuat mood nya turun saja.

"Ooh, yasudah kalau begitu. Besok kamu aku antar ya, sekalian minta nomor temen kamu secara langsung" ucap nya begitu enteng.

Gracia kembali menatap tajam shani, nekat sekali Shani ini, "ga. Besok gua libur, jadi ga ngampus" tak hilang akal agar Shani tidak kembali nekat, alhasil ia berbohong lagi.

"Ya sudah lusa kalau begitu" 

"Ga bisa"

"Kenapa? Masih libur?"

"Ga, lusa gua udah keluar dari kampus biar Lo ga nganterin gue dan ketemu temen gue"

Shani tercengang, ia lantas menoleh, mata nya melebar atas ucap Gracia, "gre?"

Gracia menoleh, melihat wajah tercengang Shani, walau kini pandangan nya sudah kembali ke arah jalan, karena masih menyetir.

"Kok gitu jang-

perjodohan. (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang