part 22

599 80 12
                                    

😌😌

Happy reading!

Shani dan Gracia, dua makhluk hidup itu sudah berada di pekarangan rumah orang tua Shani yaitu mama ve dan papa kenyal.

Mereka kesini atas permintaan Shani yang kata nya sudah kangen sama sang mama tercinta. Awalnya Gracia menolak karena Shani harus bekerja, tapi Shani bersikeras membujuk Gracia agar mau mengizinkan nya hingga gadis itu luluh.

Shani turun dari mobil dengan membawa sebuket bunga di tangan kanan nya dan yang kiri membawa kandang kucing berisi kepin yang akan di mungkinkan menetap di sini, yang pasti nya karena terpaksa.

Tau lah atas permintaan siapa.

Gracia ikut turun dan membuntuti Shani dari belakang menuju pintu utama dari rumah yang tidak terlalu besar itu. Setelah sampai, Gracia mengetuk pintu tersebut, hingga pintu itu terbuka dan menampilkan asisten rumah tangga yang menyapa mereka dengan senyuman manis.

"Eh, den Shani dan non Gracia.. ayo masuk dulu.." sapa sang asisten dengan ramah, ia mempersilahkan anak dari pemilik rumah untuk masuk.

"Iya bi, terimakasih.." jawab Shani dengan senyum simpul, ia mulai memasuki rumah yang di ikuti Gracia.

Saat memasuki rumah, Gracia begitu terpukau dengan desain juga barang barang yang bisa di bilang antik namun tidak kuno juga membosankan, selera orang tua Shani ternyata tidak lah buruk, begitu juga dengan anaknya. Rumah ini wangi seperti Shani, wangi kucing. Gadis itu dapat melihat beragam macam jenis kucing yang berlari ke sana kemari, ada beberapa kucing juga yang mengikuti Shani, seperti nya mereka sudah tau kalau tuan mereka datang.

Meraka sampai di ruang tamu lalu duduk di sofa, Shani menaruh kandang tersebut dan mengeluarkan kepin dari dalam sana, membiarkan nya pergi bermain dengan kucing kucing lain. Si lesung menoleh ke arah Gracia yang ada di samping nya, lantas ia tertawa kecil melihat ekspresi gadis itu.

"Den Shani sama non Gracia mau minum apa? Biar bibi bikinin" tanya sang bibi dengan sopan.

Shani lirik si bibi yang sedang berdiri tak jauh dari mereka duduk, ia menggeleng"Ga  usah deh bi, terimakasih" setelah menjawab, Shani juga sang bibi menatap Gracia yang belum merespon dan masih mengagumi isi rumah ini. "Gee.." panggil Shani menyadarkan Gracia.

Gadis itu menoleh ke arah Shani "kenapa?" Tanyanya.

"Bibi nawarin kamu mau minum apa?"

Gracia menatap si bibi lalu tersenyum sambil kemudian menggeleng, "tidak usah bi saya tidak haus, terimakasih" tolak nya dengan sopan.

Si bibi lantas mengangguk paham, "baiklah, kalau begitu bibi ke belakang dulu ya, jika butuh apa apa panggil saja.."

Shani mengangguk, senyum nya tidak luntur dari awal masuk sampai ia duduk, "oh iya bi, mama mana?" Tanyanya.

Sebelum si asisten menjawab, fokus mereka teralih kah karena sebuah

Ekhemm...

Dekheman tersebut membuat tiga orang di sana menoleh kearah sumber suara, terlihat sosok wanita paruh baya yang sedang tersenyum ke arah mereka, dengan cepat Shani langsung bangkit dari duduk nya lalu berlari kecil menuju wanita itu.

Shani berlari dengan wajah berseri dan sedikit ber kaca kaca akibat terlalu senang juga terharu. Ia memeluk wanita paruh baya itu dengan sangat amat erat dan tentu saja wanita itu membalas nya tak kalah erat.

Tingkah Shani itu tidak luput dari Gracia dan asistennya yang tersenyum hangat menatap dua orang yang sedang berpelukan itu.

"Shani kangen mama.." tutur nya dengan pelan namun terdengar menyakitkan bagi yang mendengar nya, seperti wanita yang sedang Shani pelukan, Shani sebut sebagai mama. Wanita itu hanya menanggapi perkataan sang anak dengan senyuman dan anggukan, tangan nya juga mulai membelai rambut Shani saat terdengar isakan samar dari sang anak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

perjodohan. (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang