part 5

971 60 1
                                    

Langsung aja lah ya

Happy reading!

~•°°•~

"Lo di suruh mama?"

Ya, dua dara ini sekarang satu mobil lagi, menyusuri kota Jakarta dengan langit yang tampaknya sangat cerah, tetapi tidak dengan dua manusia di dalam mobil tersebut.

Pengemudi mobil itu mengangguk sekali, menjawab pertanyaan tadi. Ia masih memfokuskan netra nya pada jalan raya di depan.

Shani sesekali melirik jam yang berada di pergelangan tangan nya. Setelah itu, ia menginjak pedal gas mobil nya lebih kuat, sehingga kendaraan itu melaju cukup kencang.

Setelah beberapa sekon lama nya, Akhirnya mereka sampai juga di kampus ternama di Jakarta, dengan fakultas kedokteran.

Memberhentikan mobil, melirik ke samping. "Sudah sampai, apakah saya harus membukakan pintu untuk anda juga?". Memberikan tahu dan bertanya.

Gracia menoleh ke kursi pengemudi. Tatapannya jatuh pada netra coklat milik Shani. Ia menggeleng "ga usah, gua bisa sendiri." Melepas Seatbelt, mulai membuka pintu, mengeluarkan kaki kiri lalu kaki kanan. Namun saat kedua kaki nya menyentuh paving, ia kembali menoleh ke kanan. Ada satu hal yang ingin ia katakan lagi.

"Oh iya, gua boleh minta nomer Lo?". Tanya nya, sambil mengambil ponsel nya dari saku celana cargo berwarna hitam.

"Boleh, untuk apa?" Menganggu, mengambil pansel yang ada di atas dasbor.

Membuka password, menekan aplikasi berwarna hijau. Setelah terbuka klik titik tiga di kanan paling atas, memilih setelan. Menekan logo barcode. Menyodokan ponselnya kepada Gracia.

Gracia mulai memindai barcode. Setelah mendapatkan nomer manusia tiang listrik di samping, ia menaruh ponselnya kembali kedalam saku.

"Lo bisa jemput gua? Mau ngomong tentang pernikahan kita." Kini diri nya sudah ada di luar mobil, merapihkan pakaiannya dan juga anak rambut nya yang terhembus angin nakal. Ia bertanya lagi kepada wanita tampan yang masih di dalam mobil nya. Sesekali menyala orang lalu lalang yang ia kenal. Sedikit risih karena, ia menjadi pusat perhatian banyak manusia. Entah lah, apa yang aneh dari diri nya atau kerena keluar dari mobil bermerek Nissan Silvia berwarna hitam milik Shani. Entahlah.

"Jam berapa anda pulang?" Bertanya balik, menaruh ponselnya di tempat semula, lalu meliarkan pandangan ke sekitar kampus. Ia dan juga Gracia menjadi pusat perhatian sekarang.

"Setengah tiga kayak nya, bisa kan Lo?"

"Baiklah, nanti saya kabari saja lewat pesan. Saya pergi ya, Saya tidak enak jadi pusat perhatian di sini." Shani sekarang merasa risih karena manusia' di sini masih melihat ke arah diri nya dan Gracia.

Gracia mengangguk paham, ia juga merasa risih karena dilihat banyak orang. Kemudian Menutup pintu.

"Ya sudah saya duluan" pamit nya yang di jawab anggukan oleh Gracia.

Mulai memacu mobil nya meninggalkan pekarangan kampus Gracia. Diri nya pandangi Gracia dari kaca spion. Terlihat gadis itu sedang berbicara dengan seorang wanita lain nya. Mungkin teman nya, ia tidak terlalu mempedulikan itu. Mengalihkan pandangan ke depan, memfokuskan menyetir.

perjodohan. (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang