"Engh." Shani sedikit menggeliat di kasur, dengan perlahan ia membuka indra penglihatan nya, menormalisasikan pencahayaan yang masuk. Shani melirik Desy yang ada di sofa, sedang bekerja seperti permintaan bos Shani.
"Ci?.." panggil Shani dengan suara serak nya, posisi juga sudah berubah menjadi duduk. Panggilan tersebut membuat Desy yang sedang fokus pada laptop menoleh ke arah nya.
Desy mengangkat dagu nya, "apaan?" Tanyanya.
Shani ia diam sejenak, seperti nyawanya masih ada yang tertinggal di alam mimpi. Dengan kesabaran masih setengah ia berucap, "jam berapa?"
Desy melirik ponsel di samping laptop untuk melihat jam, lalu melihat Shani lagi untuk menjawab, "13.07".
Terlihat Shani hanya mengangguk kemudian, seperti mencari sesuatu, Shani melihat Desy lagi lalu bertanya sekali lagi, "kepin mana ci?"
Ya. Anak kesayangan Shani yang kalau hilang harus di cari sampai ketemu, kalau tidak ketemu bisa bisa Shani tidak mau makan sampai tuh satu anak anabul kesayangan Shani.
Desy mengalihkan pandangan nya ke pojok ruangan dekat kaca besar yang ditutupi tirai, karena kalau tidak bisa bisa matahari menyiram kamar Desy dengan cahaya. "Tuh.." ucap Desy sambil menunjuk dengan bibir yang sedang di monyong kan.
Shani mengikuti arah bibir, juga pandangan Desy. Terlihat anaknya sedang membelakangi, seperti sedang, makan.
Shani langsung bangkit dari duduk nya, ia berlari kecil menuju kepin. Setelah sampai ia berjongkok di depan kucing nya, Shani pandangi kepin sambil mengelus nya pelan.
Setengah menit berlalu, Shani masih di posisi awal. Namun, ada yang berbeda sedikit. 'krong...' duh, melihat anak kesayangan yang sedang makan dengan lahap, membuat perut Shani yang belum terisi dari pagi berbunyi.
Karena ruangan itu sunyi, hanya ada suara kepin yang menguyah makanan dan suara jari jemari Desy yang sedang mengetik di keyboard laptop. Itu juga hanya terdengar samar.
Desy menoleh, melihat Shani yang membelakangi nya. Ia terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Mangan Shan, Suarane gede tenan" ucap nya yang dibumbui kekehan.
Shani mengalihkan pandangan nya ke Desy. Shani yang mendengar kekehan Desy hanya menyengir, menampilkan jejeran gigi rapih dan putih nya. "Hehe...Cici ada makanan ga? Laper.." shani bertanya dengan sedikit terkekeh juga.
Desy meliarkan pandangan nya ke sekeliling kamar, mencari mungkin sebuah Snack yang bisa di makan oleh Shani. Namun, seperti nya semua Snack yang Desy beli, sudah habis di makan diri nya sendiri.
Desy menjatuhkan pandangan di Shani, lalu menggeleng. "Ga ada, udah habis semua kayak nya. Beli aja Sono..di bawah kan ada supermarket" ucap Desy memberi saran kepada Shani yang kini sedang berjalan menuju nya dan disusul oleh kepin yang sudah selesai makan.
Shani menduduki bokong nya di samping Desy, dan saat Shani sudah nyaman dengan posisi duduk nya si kepin anak kesayangan melompat, lalu menyamankan tubuh nya di lipatan kaki Shani, pangkuan Shani.
Shani memajukan sedikit bibir nya kedepan, sambil mengelus kepin. "Males keluar, males mandi juga.. dingin soalnya.." keluh nya dengan nada lesu.
"Dingin apaan? Alesan Mulu, gua bilang mama biarin. Liat noh terang begini, coba aja lu buka tirai nya.." ucap Desy sambil melihat ke arah jendela besar yang ditutupi tirai.
Shani yang mendengar celetukan Desy langsung menatap nya tak suka. Apalah, pakai ngancem, bawa bawa mama tercinta lagi, hari ini Shani mau libur dulu dari ceramahan sang mama. Padahal ini beneran dingin, seperti enak makan kue putu dingin dingin begini.
Shani tampak diam, diam diam berhalu. Iya, sekarang Shani sedang berhalu, ia sedang membayangkan, ia makan kue yang di tengah nya ada gula Jawa dan di taburi parutan kelapa, di makan pas masih anget anget nya, beh pasti enak banget tuh. Oh iya, jangan lupakan juga kue sejenis nya, yang berbentuk bulat dan dalam nya juga gula Jawa, apasih itu namanya... Ohh iyaa! Klepon!
Duh, membayangkan itu semua membuat Shani tambah lapar, dan ingin kedua keu itu. Tapi, tengah hari bolong gini mana ada yang jualan kue tersebut. Yah, padahal Shani tadi senyum loh pas ngehalu, eh sekarang cemberut lagi karena tau kalau ga akan ada yang jualan kue putu dan klepon siang bolong. (Makannya jahit, biar ga bolong lagi).
"Yaudah lah ci..aku mandi dulu, udah laper banget. Mandi sini ya ci..sama pinjem baju. Meles naik nya, cape." Ucap nya sambil menatap Desy dengan wajah yang di hiasi dengan ekspresi tengil nya.
"Hadeh..iya, yaudah sana mandi nanti gue yang siapin bajunya"
"Hehe.. makasih Cici, lop u deh. Nih nitip kepin dulu.." Shani menggendong kepin lalu menyerahkan nya kepada Desy.
"Iye, iye..udah sana mandi, bau.." ucap Desy sambil mengibaskan tangannya di depan hidung, berpura-pura ke bauan, jangan lupa juga kekehan nya.
Shani lagi lagi memandang Desy tak suka, ia mengangkat sedikit baju nya, untuk di cium. Mana ada bau, masih wangi kok, "tidaaa, aku tidaa bauu...itu mah Cici yang bauu bweel" ucap Shani sambil menggeleng dan dengan nada super tengi, kemudian ia menjulurkan lidahnya 🤪🤪, lalu Shani ngibrit deh ke kamar mandi.
Desy hanya tersenyum tipis serta menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan Shani, yang mungkin kalau orang lain yang liat akan berpendapat bahwa perilaku Shani tadi kekanak Kanakan. Namun, Desy lebih senang Shani yang seperti ini, dari pada yang kemarin malam.
TBC.
🤪🤪
Maaf yaa ges 🙏🏽🙏🏽
Sepertinya aku bakal slow up deh, soal nya jadwal ku sudah mulai padat...mohon di mengerti, terimakasih 🙏🏽🖤💛
Baca doang tidaa di votee 😒🙄
Vote yang banyak yaaa 🤪😸
KAMU SEDANG MEMBACA
perjodohan. (greshan)
Romancehanya karangan jadi 100% fiksi!! jangan di bawa kedunia nyata!! enjoy aja