HUTAN LEBAT 🌳

35 7 0
                                    

Seekor semut merah menggigit lengan kanan Aileen, hal itu membuat Aileen tersadar dari pingsannya, namun Ia belum membuka mata. Aneh sekali jika di pesawat terdapat semut, itu lah yang dipikirkan oleh Aileen. Saat Aileen membuka matanya, betapa bingung dirinya ketika mengetahui bahwa ia terduduk di tanah yang beralaskan dedaunan kering, bukan di kursi pesawat. Kini, disekeliling mereka hanyalah terlihat pohon pohon berdaun lebat hingga hampir menutupi sinar matahari. Aileen segera menggoyang goyangkan tubuh Alya agar ia bangun dari pingsan, tak berapa lama ia pun bangun.

"Di-dimana ini?" Tanya Alya tampak linglung. Ia pun memfokuskan pikirannya. "Di hutan??" lanjutnya kaget diliputi rasa bingung.

Aileen mengangguk, ia menyuruh Alya untuk membantu membangunkan Nalea, Shazia, dan Nayyara yang masih pingsan. "bangun, bangun" ucapnya.

Semua sudah tersadar dari pingsannya. Mereka bingung mengapa mereka bisa sampai di tengah tengah hutan. Disekeliling mereka juga terlihat koper koper berwarna cokelat, biru, hijau, putih, dan kuning. Shazia sudah membayangkan betapa seramnya tinggal di tengah tengah hutan gelap, namun ia berusaha menepis pikiran negatifnya dengan cara menggeleng gelengakan kepalanya. Tidak terlihat berbeda juga dengan yang lain, mereka juga merasa cemas jika akan di hutan sampai malam hari. Mereka berusaha berpikir positif karena mereka tidak sendirian disana, melainkan ada sahabat yang akan selalu menemani dan melindungi mereka.

"kita kok bisa sampai sini ya?" Tanya Nalea kebingungan.

"nggak tau, ini kita masa sampai malam tetap di hutan" jawab Alya

Nayyara yang sedari tadi merasa ada yang janggal pun berkata "ada yang aneh dari tempat ini"

"apa itu?" Tanya yang lain serentak

"kalau pesawat yang kita tumpangi tadi terjatuh di sekitar sini, kenapa hanya ada kita? Dimana pesawat beserta penumpang lain? Dan kenapa koper kita ada di sini juga, sedangkan yang kita tenteng di pesawat hanya tas tenteng ini? Janggal bukan?" ucap Nayyara dengan banyak pertanyaan yang masih menjadi misteri

"hmm secara akal pikiran manusia memang aneh. Tapi kalau berbicara tentang alam, apakah kalian merasa ini alam kita? Atau mungkin alam..." kata tersebut tidak dapat dilanjutkan oleh Shazia. Ia hanya mengisyaratkan kata tersebut dengan menggunakan kedua tangannya yang membentuk sebuah "tanda petik". Walaupun dengan isyarat "tanda petik" itu, para sahabatnya dapat mengartikannya. Mereka menelan ludah sembari mengangguk.

"hmm aku cari sinyal dulu, siapa tau ada" ucap Alya menyalakan ponselnya yang sedari tadi mati. Alya sibuk berjalan kesana kemari, mondar mandir tetapi hasilnya nihil. Ia sama sekali tidak dapat menemukan keberadaan sinyal dari ponsel miliknya. Kemudian ia melihat jam yang sudah pukul 14.00 yang artinya waktu sholat dzuhur sudah lewat. Alya pun mengajak para sahabatnya untuk melaksanakan sholat dzuhur.

"teman teman, kita sholat dzuhur dulu yuk, kita berdo'a supaya Allah memberi jalan untuk kitaa" ajak Alya kepada sahabatnya.

Mereka pergi menjelajah hutan nan lebat untuk mencari sumber air, tetapi sama sekali tidak menemukannya. Mereka sepertinya benar benar terjebak di dalam hutan. Disempanjang perjalanan, Aileen mendengar banyak sekali suara suara yang tidak tahu darimana asalnya. Ia sudah menoleh ke kiri dan ke kanan tetapi tidak terlihat ada seseorang disana selain mereka. Hal itu membuat Aileen sedikit merinding, tetapi ia tidak berencana untuk memberitahukan hal itu ke para sahabatnya sekarang.

Kini, untuk sementara waktu mereka melakukan tayamum karena persediaan air yang mereka miliki terbatas. Mereka melakukan tayamum sesuai dengan yang sudah dipelajari semasa sekolah di MTs. Dimulai dengan niat, bersamaan dengan sapuan pertama. Kemudian mengusap seluruh bagian wajah dengan tanah. Mengusap kedua tangan sampai siku. Dan yang terakhir tertib.

Mereka memakai mukena yang di bawa oleh mereka di dalam koper. Mereka shalat beralaskan sajadah. Kemudian memilih Shazia sebagai imamnya. Shalat dzuhur berjama'ah pun dilakukan di tengah hutan.

Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh...

Salam ke kanan kemudian salam ke kiri. Dilanjutkan dengan berdo'a meminta perlindungan dan kemudahan jalan dari Allah SWT., Tuhan semesta alam.

"Makan dulu yuk, di koper aku ada bawa makanan. Karena rencananya mau ke Jepang, jadinya aku nggak bawa makanan yang terlalu banyak. Jadi kalau kalian ada makanan lain boleh dong berbagi, hehe" ucap Nalea dengan gaya bicaranya yang manja.

"ahahaha. Hmm gini aja, kita kan nggak tahu sampai kapan kita akan tinggal disini. Jadi makanannya kita hemat hemat ya, misalnya hari ini kita makan makanan punya Nalea, besoknya punya aku, begitu juga selanjutnya. Kita ganti gantian, setuju nggak? Ucap Aileen memberi ide

"Setuju, kita ngga perlu untuk pikirin hal hal aneh, kita hidup ada makanan aja udah Alhamdulillah. Kan kita juga ada Allah yang akan selalu melindungi kita, jadi kita bawa santai aja" ujar Alya

"iya, ceritanya kita piknik di hutan gitu kan. Oiya ngga ada yang bawa novel gitu untuk santai santai ahahaha" celetuk Nalea disertai dengan tawa sahabat sahabatnya.

"eh bentang kain piknik dulu, aku bawa untuk kita di Jepang, piknik di bawah pohon sakura" Aileen membentang kain piknik miliknya yang berwarna biru pastel bercampur warna pink pastel.

Ketika sedang asyik makan, Shazia mengeluarkan sebungkus camilan dari dalam tas tenteng miliknya. Ketika hendak membuka bungkus camilan, ia diminta tolong oleh Nayyara yang kesulitan membuka tutup botol minuman. Shazia tidak jadi membuka bungkus camilan tersebut, ia menaruhnya di bawah.

"MMM" suara spontan yang dikeluarkan Shazia ketika membuka tutup botol dengan tenaga dalam. Berkat kekuatan Shazia akhirnya tutup botol tersebut bisa terbuka.

"loh camilanku mana?" Shazia mencari di sekitar ia menaruh nya tadi.

Meow meow...

Shazia menoleh ke kiri ke kanan mencari suara kucing tersebut. Jauh dari tempatnya duduk kucing tersebut sedang membawa camilannya dengan menggunakan giginya. Shazia pun mengejar kucing tersebut, tetapi sahabat sahabatnya malah meneriakinya.

"Shazia jangan dikejar! Itu kucing hutan!"

Namun Shazia yang sudah berlari jauh tidak mendengarkan apa yang di teriaki oleh sahabat sahabatnya itu.

Shazia terus berlari mengejar sang kucing hutan yang mengambil camilan miliknya hingga menghilang dari penglihatan para sahabatnya.

"Shazia! Shazia?"...

Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕

Petualangan // 5 Permata antikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang