"Hai" sapa balik Pria asing tersebut. "kenapa kau bisa sampai kesini?" tanya pria tersebut.
"hmm, aku tadi mengikutimu" jawab Nalea singkat.
"bukan, bukan tentang itu. Kenapa kau bisa sampai ke hutan ini? Apakah kau juga terjebak disini?" jelas pria tersebut sedikit tersenyum.
"haha, aku salah paham. Iya, aku dan empat sahabatku terjebak disini. Oiya, tadi kau bilang 'juga', bagaimana ceritanya kau bisa sampai kesini?" tanya Nalea
"aku menaiki sebuah pesawat lalu terjadi turbulensi dan ya, terjadilah sesuatu sehingga aku sendiri tidak tahu mengapa tiba tiba aku bisa sampai ke hutan ini" Jawab pria tersebut. Nalea menyadari bahwa peristiwa yang diceritakan oleh pria itu sama dengan apa yang Nalea alami. Nalea kembali ingin memastikan.
"kau naik pesawat UTY tujuan Tokyo?"
"tidak, aku dari Tokyo dan berkerja disana, kemarin seharusnya aku pergi ke Seoul. Tetapi terjadi sesuatau yang tadi aku ceritakan"
Nalea mengangguk mendengarkan penjelasan dari pria asing tersebut. Lantas Nalea bertanya "siapa nama mu?"
"Faris Mukhtar Ramadhan" jawab pria tersebut yang bernama Faris. "Dan siapa namamu?"
"namaku Nalea Alisha Shavira, kau bisa memanggilku Nalea"
Nalea menoleh ke kanan dan ke kiri. "eh sudah dulu ya, sahabat sahabatku sedang menungguku" Nalea memutar tubuhnya kemudian ia mulai berjalan mengikuti jejak saat ia mencari Faris. Tak berselang lama, jejak yang sengaja Nalea buat menghilang, ia pun bingung untuk memilih jalan yang benar.
"hmm apa aku minta bantuan Faris aja ya?" piker Nalea. Akhirnya ia kembali lagi ke tempat Faris untuk meminta bantuan. Faris terlihat sedang terduduk di semak semak sembari bersenandung. Dari balik pohon Nalea memperhatikan Faris, Ia pun bergumam "ternyata yang bersenandung itu kau, Faris".
Nalea berjalan perlahan mendekati Faris. "Faris" sapa Nalea melambaikan tangannya dengan senyum yang sedikit canggung dan malu malu. "boleh aku minta bantuanmu?"
Faris yang sedari tadi duduk di semak semak kemudian berdiri. "bantuan? Boleh, bantuan apa?" tanya Faris membersihkan celananya dari tanah yang menempel.
"aku lupa jalan balik ke arah pantai, apa kau ingat jalannya?"
"tentu, aku sudah 3 minggu berada disini"jawab Faris. Ia langsung berjalan di depan Nalea guna menunjukkan arah jalan menuju pantai. Nalea mengikutinya dari belakang. Beberapa waktu kemudian, mereka sudah sampai di pantai.
"sudah sampai. Baiklah aku akan kembali lagi ke hutan" ujar Faris. Nalea pun berterima kasih kepada Faris hingga terukir senyuman di wajah Nalea. Saat langkah kaki Faris sudah pergi menjauh, Nalea baru terpikir untuk memberitahukan hal itu kepada para sahabatnya.
"tunggu!" teriak Nalea menuju Faris, namun sepertinya Faris sama sekali tidak mendengarnya. Nalea segera membangunkan para sahabatnya dan menariknya dari kain piknik tersebut dengan keadaan sahabat sahabatnya ynag masih linglung.
"HAH? KENAPA KENAPA?" kaget Nayyara dengan matanya yang terlihat sedang mengantuk berat.
"itu ada dia- eh udah pergi ya?"
"siapa? Hmm aku tidur lagi deh, ngantuk" Nayyara kembali tertidur yang diikuti oleh Aileen, Alya, dan Shazia yang masih sangat mengantuk.
***
Malam harinya...
"siapa yang mau ikut aku?" Tanya Nalea berdiri diantara sahabat sahabatnya yang sedang duduk.
"kemana?"
"cari pria itu"
"aku" jawab Shazia dan Nayyara serentak
"kalian gak ikut?" tanya Nalea kepada Alya dan Aileen. Tetapi mereka menolak ajakan tersebut dengan alasan untuk menjaga barang barang mereka.
Nalea membawa hp untuk menyalakan senter dari hpnya. Mereka sebenarnya ketakutan, tetapi rasa penasaran lebih kuat dari rasa takut. Mereka saling berpegangan tangan ketika berjalan di hutan. Urutan jalan mereka dimulai dengan Nalea dan diakhiri dengan Shazia yang sambil menggendong kuicng hutannya.
"benar gak nih jalannya?" tanya Shazia ragu.
"benar kok, tadi aku dua kali lewat sini" jawab Nalea mencoba meyakinkan. Mereka terus berjalan sampai ke tengah hutan.
"Faris! Faris" Teriak Nalea memanggil nama Faris.
"Faris? Namanya Faris ya?" tanya Nayyara. Nalea mengangguk, ia menyuruh Shazia dan juga Nayyara untuk ikut memanggil nama tersebut. Cukup jauh mereka berjalan menyusuri hutan, hingga salah satu dari mereka mulai kelelahan.
"Kita belum menemukan dia sedangkan kita sudah berjalan sejauh ini, apa kita gak balik aja ke pantai?" keluh Nayyara kelelahan, kemudian ia duduk di bawah pohon.
Shazia ikut duduk di sebelah Nayyara. Ia pun bertanya, "waktu itu kamu ga nanya ke Faris tentang tempatnya beristirahat?"
Nalea menggeleng "belum, ga sempat nanya" lirih Nalea lalu ia menghembuskan nafas dengan lembut. "yaudah kalian istirahat disini dulu, aku cari Faris lagi" lanjutnya.
"loh, jangan dong Nalea ini gelap" Shazia melarang Nalea untuk berpergian sendiri, namun Nalea tetap ingin pergi dan menenangkan Shazia dan juga Nayyara.
Di tengah kegelapan hutan, Nalea hanya mengandalkan senter hp yang tidak terlalu terang. Ia terus saja memanggil manggil Faris dengan teriakan kencang, hingga terdengar suara dari arah semak semak. Nalea sudah senang karena mengira suara itu berasal dari Faris, tetapi hal itu justru tak sesuai dengan harapan. Muncul seekor ular berjalan menggunakan otot perutnya perlahan mendekati Nalea yang dibarengi dengan suara desis ular yang membuat Nalea ketakutan.
"AAAAAAA ULAR" Nalea teriak sangat keras, ia ketakutan hingga kedua matanya mulai mengeluarkan air mata. Nalea berusaha berlari sekuat tenaga hingga ia terjatuh. Ular itu semakin maju mendekati Nalea yang sedang terduduk menahan sakit akibat terjatuh. "SIAPA PUN TOLONG AKU" teriak nya sekali lagi.
"Dungg!" suara yang dihasilkan oleh kayu yang dipukul keras ke arah ular tersebut berhasil membuat Nalea kaget sampai sampai tangisannya berhenti.
"Fa-Faris" panggil Nalea sesegukan.
"Kau gapapa?" Faris memberikan tangan kanannya untuk membantu Nalea berdiri. Saat berusaha berdiri Nalea merasa sangat kesakitan, Ia pun terjatuh.
"Ouch!"
"Sepertinya kakimu keseleo, mari aku bantu sampai ke tempat mu beristirahat" tutur Faris. Ia mulai memapah Nalea dengan penuh hati hati. Nalea menuntun Faris untuk pergi menemui Shazia dan Nayyara yang sedang menunggu di bawah pohon sedari tadi."Astaghfirullah, ini kenapa Nalea?" panik Nayyara histeris.
"kaki Nalea keseleo" balas Faris.
"maaf sudah merepotkan" ucap Nalea menunduk malu.
"Makasih ya sudah membantu Nalea" Shazia mengucapkan terima kasih kepada Faris karena sudah membantu Nalea. "Nalea, udah ayo balik lagi" ajak Shazia mulai memapah Nalea yang masih meringis kesakitan.
"Bisakah kau ikut bersama kami? Ada yang ingin kami tanyakan padamu" pinta Nayyara yang disetujui oleh Faris. Kini mereka berjalan menyusuri hutan untuk kembali ke pantai.
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
AventuraBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...