Aileen beralih pandang menatap sosok tersebut. Badannya besar dan tegap membuat Aileen menelan ludah, ia berjalan mundur sambil mengarahkan anak panah dengan kedua tangannya yang gemetaran. Sosok itu tampak santai mendekati Aileen yang semakin terpojok. Kemudian ia mengeluarkan sebuah lilin beserta korek api dari dalam sakunya lalu menyalakannya sebagai penerang ruangan.
"Kau siapa gadis manis?" tanya sosok itu yang terdengar sangat menjijikkan.
Aileen tak menjawab pertanyaan tersebut, ia hanya terdiam ketakutan. Hingga akhirnya tak ada lagi jalan bagi Aileen untuk mundur, punggungnya sudah menyentuh pojok ruangan. Walau sudah terpojok sosok tersebut masih santai mendekati Aileen hingga anak panah yang dipegang Aileen hampir menyentuh bagian tubuh sosok tersebut.
Kali ini sosok itu bertanya dengan serius, "kau siapa?"
"Jasmine," jawab Aileen menyamarkan nama aslinya. Ia teringat akan keindahan bunga melati dikebun kerajaan.
"Siapa yang suruh kau masuk ke kerajaan ini, ha?" sosok itu mulai menaikkan nada suaranya. Karena tidak juga menjawab, sosok itu semakin mendekat kepada Aileen menunggu ia menjawab.
Aileen yang risih pun secara spontan mengancam sosok berbadan besar tersebut. "Mundur atau ku tusuk kau!" pekik Aileen.
Sosok itu tampak marah ketika Aileen berani mengancamnya. Ia bahkan tak segan segan untuk mengambil paksa anak panah dari tangan Aileen.
Tak ada lagi yang bisa dijadikan senjata, ia pun berlari menjauh dari sosok berbadan besar tersebut. Namun, lengan Aileen berhasil ditarik kembali oleh sosok itu. akibat Aileen yang tetap saja berusaha lari, sosok itu menyeringai dan sengaja melepaskan pegangan tersebut agar wanita itu terjatuh. Benar saja, Aileen langsung kehilangan keseimbangan dan ia terjatuh. Naas, kepala Aileen terbentur oleh meja didepannya. Aileen pun tak sadarkan diri, ia pingsan.
***
Kaki Alya sengaja menyenggol kaki Aileen agar ia terbangun dari pingsannya. Tak lama kemudian, Aileen pun terbangun. Terlihat diruang yang kosong dan berdebu, hanya ada Aileen dan Alya yang terikat di masing masing kursi. Aileen kesulitan melepaskan ikatan tersebut, begitu juga dengan Alya yang mencoba terlebih dulu namun tak kunjung berhasil. Akhirnya mereka hanya bisa diam terduduk dikursi.
"Kamu gapapa?" tanya Aileen.
"Gapapa, kamu juga?" Alya balik bertanya kepada sahabatnya. Aileen mengangguk tersenyum sebagai jawaban dari pertanyaan yang Alya lontarkan.
Beberapa waktu kemudian, pintu terbuka lebar dan tampak dua orang masuk ke ruang kosong tersebut. Satu orang memakai topeng kain dan satu orang lainnya adalah sosok bertubuh besar yang telah membuat mereka pingsan.
Lelaki berbadan besar itu menarik satu kursi yang berada disudut ruangan kehadapan Aileen dan Alya untuk lelaki bertopeng itu duduk, sedangakn ia hanya berdiri disebelahnya.
Lelaki bertopeng pun duduk dengan posisi figure four lock atau gaya duduk membentuk angka empat sembari ia membuka topeng kainnya. Kemudian ia memberikan ekspresi menyeringai kepada Aileen dan Alya yang berada dihadapannya.
"Kau!"
Faris tersenyum licik menanggapi ucapan itu. ia berkata, "Santai, kalian hanya perlu diam disini dan jangan berusaha untuk kabur. Karena kalau kalian kabur nyawa kalian akan melayang."
"Apa apaan ini, ha?" tanya Alya geram.
"Hmm, mari aku ceritakan mulai dari awal." Faris berdiri lalu berjalan melingkari kursi Aileen dan Alya sembari bercerita.
"Kejadian dimulai sejak pertama kali kalian terjebak dihutan ini dan berlanjut dengan salah satu diantara kalian yang mengambil gulungan kertas tua. Ya, benar! kertas yang kalian pikir tidak sengaja terjatuh sebenarnya aku yang sengaja menaruhnya disana. Dan sampai akhirnya kalian berdua ada disini. Nalea? Ahahaha akulah yang menculiknya, ia berada di dalam rumah tua di hutan yang kalian pernah kunjungi. Dan kedua temanmu akan celaka jika kalian berani macam macam disini. Mungkin bisa saja Nalea juga ikut celaka," Faris diam sebentar mengatur napasnya sebelum ia lanjut berbicara lagi.
"Keputusan akan nyawa teman teman kalian ada di tangan kalian berdua. Jadi berhati hatilah."
Aileen dan Alya lantas tercengang atas apa yang mereka dengar dari cerita Faris. Mereka tak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut mereka, hanya ekspresi marah yang dapat mereka tunjukkan kepada Faris.
***
Shazia dan Nayyara memanggil nama Nalea dihutan, tetapi tak terdengar jawaban. mereka pun beristirahat sejenak di bawah pohon rindang.
"Eh Shazia, sebenarnya ada yang mau aku kasih tahu sama kamu," ucap Nayyara.
Shazia yang sedang minum langsung meneguk air dengan cepat lalu menoleh ke arah Nayyara dengan sangat penasaran.
"Waktu kita datang ke rumah kakek di hutan itu, sebelum kita pulang aku lihat ada bercak darah di pintu kayunya. Aku sih ngga tau itu darah siapa, entah darah manusia atau hewan."
"Hmm, gimana kalau kita ke rumah kakek aja? Sekalian tanya tentang Nalea. Siapa tahu kakeknya udah jumpa Nalea" ajak Shazia. Nayyara pun mengangguk setuju. Mereka pun lanjut jalan menyusuri hutan untuk sampai ke rumah kakek.
Sesampainya disana mereka mengetuk pintu rumah. Bukannya menerima jawaban, mereka malah kaget ternyata pintu tidak terkunci. Akhirnya dengan leluasa mereka masuk kedalam rumah itu.
"Permisi, kakek."
"Kakek."
Tidak ada jawaban dari sahutan itu. mereka mengelilingi seluruh ruangan mencari keberadaan sang kakek. Sampai tersisa satu ruangan yang belum mereka masuki.
Drettt....
Pemandangan pertama yang mereka lihat sangat membuat hati mereka sakit. Nalea telah menunduk tak sadarkan diri dengan kaki dan tangannya yang masih terikat oleh tali. Segera Nayyara dan Shazia membuka paksa tali tersebut menggunakan pisau yang telah di ambil dari dapur. Setelah semua tali terlepas, Nalea segera digendong keluar untuk dibaringkan ke kursi tamu. Tubuh Nalea terasa dingin dan wajahnya pucat. Shazia segera melakukan tindakan pertolongan pertama kepada Nalea yang sedang pingsan. Untungnya setelah dua menit, Nalea tersadar. Ia langsung diberi minuman dan makanan agar energinya pulih kembali.
Setelah kondisi cukup tenang, Nalea berkata bahwa di ruang gelap tempat ia dikurung terdapat satu orang yang sedang tidak sadarkan diri. Dengan Nalea yang dipapah, mereka pun masuk kembali untuk memeriksanya. Dan benar saja, orang tersebut sedang terbaring menghadap dinding tidak sadarkan diri selama beberapa hari. Nayyara membalikkan tubuh orang itu untuk melihat wajahnya. Betapa kagetnya mereka setelah melihat wajah orang itu yang sangat begitu familiar.
"A-apa?"
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
AventuraBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...