POHON 🪵

18 5 0
                                    

Nalea yang pakaiannya sudah basah dari tadi, menyeburkan dirinya kembali ke sungai. Kejadian yang tiba tiba membuat para sahabatnya, kecuali Alya meneriaki Nalea. Ia pun membalas teriakan tersbut dengan berkata bahwa ia sedang ingin mencari ikan disungai. Balasan itu kemudian membuat hati sahabat sahabatnya kembali tenang.

Shazia yang dibantu oleh Nayyara juga ikut membantu mencari batu untuk membuat api. Selain itu mereka juga mencari ranting ranting yang kering walaupun agak sulit menemukannya karena sebelumnya sudah diterjang hujan deras. Tak berapa lama kemudian Nalea sudah menangkap banyak ikan untuk dibakar dan dimakan sepuas puasnya. Dibarengi dengan 2 sahabatnya yang sudah kembali dengan membawa batu beserta ranting ranting kering.

Mereka berempat mulai membakar ikan tersebut. Menunggu itu, Aileen memainkan jari telunjuknya seakan akan jarinya bisa menggeser tumbangan pohon besar tersebut. Ajaibnya, pohon tersebut ikut bergeser ketika jari telunjukn milik Aileen menggerakkannya ke arah kiri. Aileen seketika melompat dari duduknya setelah menyaksikan sendiri pohon itu bergeser. Dengan antusias ia memberitahukan hal itu kepada para sahabat yang sedang menunggu ikan bakar. Tampak tiga sahabat penasaran akan kekuatan baru Aileen.

Tepukan tangan ketiga sahabat ketika Aileen membuktikannya membuat Alya yang sedari tadi dibawah tanah keluar ingin melihat sesuatu yang sedang terjadi. Ia pun ikut menepuk tangan walau tepukan itu telat beberapa detik dari para sahabatnya.

"KEREN. By the way, kamu udah baikan, belum?"tanya Alya setelah ia melontarkan pujian.

"Udah nih. Mendingan lah" jawab Aileen meragangkan otot otot dan merasa sudah sehat kembali.

"Kalau gitu aku punya ide, kamu bisa bantu aku?"

"Bantu apa?"

Alya mengembuskan nafas kemudian ia berkata, "aku sudah memperhatikannya dari lama, kekuatan kamu tampaknya berkaitan dengan pepohonan dan serangga. Jadi apa kamu bisa memotong batang pohon itu untuk kita jadikan alas tempat tidur"

"Hmm, oke aku coba potong batang pohon itu" jari telunjukk Aileen mulai mengukir diudara membentuk garis diagonal. Dan seketika itu pula batang pohon yang semula utuh kini telah terpotong dengan bentuk potongan diagonal. Potongan batang pohon pun bermuara meninggalkan potongan batang yang lain.

"Cakepp, kalau gitu kamu bantu aku ya!" Alya langsung menarik lengan Aileen untuk masuk kedalam hutan mencari pohon pohon tua.

"E-eh"

"Pohon mana yang mau ditebang nih?" tanya Aileen. Alya langsung menunjuk salah satu pohon diantara pohon pohon yang lain, alasannya karena pohon yang ia pilih dirasa sudah tua dan cukup kuat untuk dijadikan alas tempat tidur. "Yang ini? Oke deh. Tapi aku ngga tahu kita bagusnya ukuran berapa untuk alas tempat tidurnya "

Lagi lagi Alya menghembuskan nafas. "Coba aja kamu bisa lihat apa yang aku pikirkan, mulai dari gayanya, panjang, lebar, tinggi-"

"OIYA! Dulu aku pernah dikasih tau sama kakak sepupu aku kalau kita bisa tahu apa yang orang lain pikirkan. Caranya tuh gini, kita harus pegangan tangan lalu tangan kita yang udah dalam keadaan berpegangan diayunkan dari depan ke belakang sebanyak lima puluh kali sambil tutup mata" potong Aileen dengan mata yang berbinar binar.

Alya menaikkan salah satu alisnya sembari melipat kedua tangannya di dadanya. "Umur berapa?" tanya Alya singkat.

"Empat tahun..." Aileen menyengir. Ia sudah tahu bagaimana reaksi Alya setelah ia menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari mulut Alya. "Udah percaya aja sama aku, ayo lakuin cara itu!"

Alya memutar bola matanya malas, ia pun berkata, "hadeuh, cerita apa lagi ini. Masalahnya harus lima puluh kali ayunan ya cape lah"

Alya yang sedari tadi melipat kedua tangannya di dada langsung ditarik oleh Aileen untuk berpegangan tangan. Aileen segera meminta Alya untuk menutup mata kemudian ia pun menutup matanya juga. Anak ini kenapa percaya kali sih sama hal konyol gini, batin Alya mengomel namun ia tetap menuruti apa yang dilakukan oleh Aileen.

Terasa getaran menjalar dari ayunan kedua tangan yang saling berpegangan. Setelah ayunan kelima puluh, Aileen membuka matanya diikuti oleh Alya. Apa itu tadi?, tanya Alya dalam hati.

"Oh iya ngerti kok, kamu mau ukuran 200 x 200 kan? Namanya super king. Gayanya nanti kamu mau sandarannya dikasih lengkungan kan" ucapan Aileen membuat Alya terngangaa ketika mendengarnya, sebab ide itulah yang Alya pikirkan.

"k-kok bisa?!" tanya Alya terbata bata.

"Makanya percaya aja kalii" Aileen langsung menebang pohon tersebut hanya dengan sekali sentuhan garis horizontal yang digambar dengan jari telunjuk milik Aileen. Bruk...

"Kita mau bawa gimana ini pohonnya?"

"Bagusnya sih kita potong disana aja, soalnya kalau lama lama disini mereka khawatir pula" balas Alya.

Aileen memikirkan sesuatu, kemudian ia mencoba mengangkat pohon tua yang masih sangat besar untuk ia bawa pulang ketempat mereka tinggal. Dengan sangat mudah Aileen mengangkatnya lagi lagi Alya memberikan tepukan terkesima yang dilontarkan kepada Aileen. Mereka pun kembali pulang.

***

"Shazia, si kuda sama Selkie kamu taruh dimana mereka?" tanya Nalea sembari mengipas ngipas ikan bakar.

"Selkie lagi main disana nemenin Kenzo yang lagi makan rumput" jawab Shazia menunjuk ke arah hewan peliharaannya berada.

"Hah Kenzo? Nama kuda kamu? Hahahaha" Nayyara tertawa setelah mendengar nama kuda peliharaan milik Shazia. Begitu juga dengan Nalea, ia bahkan tertawa sampai perutnya sakit .

"Emangnya kenapa? Artinya kan bagus" Shazia sedikit kesal karena nama yang ia berikan ditertawai oleh kedua sahabatnya itu.

"Iya sih bagus, tapi kalau orang yang namanya Kenzo tahu kalau nama dia juga dipake untuk kuda gimana reaksinya" kekeh Nalea menambah kekesalan Shazia.

Shazia berdiri dari tempatnya duduk lalu pergi berjalan ketempat kudanya dengan wajah cemberut yang khas. "Hmmh" Shazia mengambek. Nalea dan Nayyara mengejar Shazia sambil masih tertawa. Mereka membujuk Shazia dengan memeluknya erat hingga Shazia melepaskan pelukan tersebut secara paksa.

Sesaat kemudian dua sahabat kembali dari hutan dengan Aileen yang membawa tumbangan pohon besar.tentu tiga sahabat lainnya terkesima dengan kekuatan Aileen. Alya lantas menyuruh Aileen untuk masuk ke ruangan bawah tanah yang tadi ia buat. Tetapi ketika Nayyara ingin ikut masuk, Alya melarangnya untuk masuk dan hanya memperbolehkan Aileen. Hal itu membuat Nayyara bete, ia pun pergi sambil mulut yang menceloteh.

Shazia kembali dengan senyuman bersama Nalea, mereka mengangkat ikan bakar itu dari tempat bakaran. "Makanan sudah siap!" sahut Nalea.

"Tinggalin aja buat kami berdua. Nanti makannya, jadi kalian duluan aja" teriak Aileen membalas sahutan Nalea.

"OKE"

Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕

Petualangan // 5 Permata antikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang