Alhamdulillahilladzi ath-amanaa wa saqoonaa wa ja'alanaa minal muslimiin...
Selesai makan, mereka kini beristirahat. Salah satu diantara mereka memulai topik.
"Benar juga ya kata Alya tadi kalau ada yang aneh dengan kita di tempat ini" ucap Shazia.
"Iya, kejadian yang aku ceritakan tadi. Aneh gitu kan masa kaki aku yang keseleo ini bisa tiba tiba sembuh ketika kena air" ungkap Nalea.
Nayyara menambahkan keanehan pada diri Nalea, ia berkata, "Nalea, kamu ngga merasa janggal gitu sama kemampuan berenang kamu, phobia kedalaman kamu, dan kamu bisa loh menyelam di laut yang dalam kemudian kamu menangkap ikan sebesar itu dengan tangan kosong kamu. Kamu memang terbiasa berenang di laut tanpa kacamata kah?"
"Eh iya aku juga barus sadar, sedari tadi aku berenang tapi aku ngga merasa mataku perih, padahal aku berenang di laut yang asin" ucap Nalea tersadar.
"Hmm kan benar memang aneh disini, dan kalian percaya sama aku dan Aileen kan soalnya kami yang mengalaminya sendiri" tutur Alya.
"Jadi semalam itu sebelum kalian pulang dari hutan, sebenarnya aku digigit semut rangrang di jari tengahku. Tapi lihat, ngga bengkak kan! Itu karena Aileen meniupnya beberapa kali dan secara tiba tiba bengkaknya menghilang. Makanya saat kamu keseleo aku langsung minta Aileen untuk melakukannya lagi tapi tidak ada hasilnya" lanjut Alya.
"Iya benar aku juga kaget waktu itu. Pas kita pertama kali terbagun dihutan ini aku digigit semut rangrang juga, tapi anehnya tidak ada bengkak sama sekali dari gigitan semut itu" tambah Aileen.
"Itu! kucing hutan itu kenapa bisa jinak sama Shazia ya? Padahal dia juga termasuk hewan buas di hutan" kata Nayyara.
"Shazia juga bisa membuat api dalam 1 gesekan batu loh! Padahal aku yang coba berkali kali tapi tetap ngga bisa" timpal Nalea.
"Sebenarnya dari kemarin aku selalu mendengar suara suara aneh tapi ngga tau asalnya darimana" ujar Shazia.
Aileen yang mendengar itu pun merasakan hal yang sama. Lantas ia berkata, "sama, aku pikir hanya aku yang dengar ternyata kamu juga Shazia. Kalian dengar juga ngga?"
Nayyara, Alya, dan Nalea yang merasa bingung karena tidak mendengar suara asing pun menggelengkan kepala mereka masing masing.
"Alya, kita ngga punya kekuatan ya?" tutur Nayyara yang terdengar begitu menyedihkan.
"Sabar ya kitaa" balas Alya memasang wajah sedih seperti mereka lah orang yang paling menyedihkan di dunia ini.
"AWAS! ULAR"
Ditengah pembicaraan, tiba tiba Aileen berteriak dan membuat para sahabatnya terkejut. Benar saja, seekor ular datang mendekati ke arah mereka berlima. Nalea melihat ular tersebut dengan mata jeli nya, ia sangat terkejut karena ternyata ular yang kini melata mendekati mereka dengan desisnya yang membuat ketakutan adalah ular yang hamper menyerang Nalea di hutan. Ia bisa mengetahuinya Karen dikepala ular tersebut tampak bekas pukulan kayu dari Faris.
"Mundur, semuanya dibelakang aku!" pekik Alya. Alya berada di baris terdepan untuk melindungi para sahabatnya. Sayangnya ular tersebut melata semakin cepat dan langsung menggigit kaki Alya. Keadaan hening sebentar, begitu syok para sahabatnya menyaksikan kejadian pilu tersebut.
"ALYA" jerit Nayyara. Dari arah hutan Aileen melihat sebuah ranting kayu, ia pun segera mengambilnya untuk dipukulkan di kepala ular tersebut agar melepaskan gigitannya dari kaki Alya.
"Dung..." suara kayu yang dipukulkan di kepala ular lagi lagi di dengar oleh Nalea, namun kali ini dilakukan oleh Aileen yang mengesampingkan rasa takutnya demi menyelamati sahabatnya, Alya Dwi Annara.
Tak disangka Aileen yang sudah geram melihat ular yang tak kunjung melepaskan gigitannya dari kaki Alya, ia langsung menancapkan bagian tajam dari ranting pohon tepat di badan ular hingga badan ular tersebut bolong dan mengeluarkan darah. Ular tersebut akhirnya kesakitan dan melepaskan gigitannya. Merasa tak cukup, Aileen kembali mengambil ranting kayu yang lebih besar dari hutan untuk membunuh ular tersebut dan dengan beberapa kali pukulan keras akhirnya ular tesebut mati.
"Alya, Alya" panggil para sahabatnya menangis ketakutan. Sedangkan Alya hanya diam mematung tidak merespon panggilan sahabat sahabatnya.
Nalea ingat tentang materi pertolongan pertama pada orang yang terkena gigitan ular, ia pernah mempelajarinya semasa SMP karena Nalea dan Aileen sama sama pernah mengikuti eksul PMR. Nalea segera membuka koper birunya kemudian mengambil kain untuk diikatkan di kaki Alya.
"balut kain di kaki secukupnya hingga jari bisa masuk diantara kain dan kaki, dan balut hingga bagian atas" Nalea terus mengatakan hal itu sembari melakukannya.
Tak kunjung merespon, Nayyara yang panic mulai menggoyang goyangkan tubuh Alya agar ia tersadar. Nayyara pun berkata dengan paniknya, "Alya sadar Alyaa. ALYAAAAA"
"BERISIKKK" teriak Alya begitu tersadar. Para sahabatnya yang sudah berderai air mata langsung memeluk Alya dengan erat hingga Alya mendorong mereka karena merasa sesak. "engap" ucapnya singkat.
"Alya plis bertahan Alya" ucap Aileen menangis.
"tapi..., aku ngga ngerasain sakit apa apa. Makannya tadi aku terdiam" jelas Alya yang ikut kebingungan.
"itu loh kaki kamu digigit lama sama ular, kok ngga ngerasa sakit?"
"Beneran aku ngga ngerasain apa apa" jawab Alya serius, ia membuktikannya dengan memukul mukul bekas gigitan tersebut dan membuka kembali balutan kakinya. Walaupun sudah dilarang oleh Shazia, tetapi Alya tetap saja membukanya. Betapa kegetnya mereka ketika tidak melihat bekas gigitan ular sama sekali pada kaki Alya.
"Bekasnya menghilang? Secepat itu?" celetuk Nayyara tak percaya.
"Hmm mungkin itu kekuatanmu, Alya" ujar Nalea asal bicara.
Namun, perkataan Nalea dibalas serius oleh Nayyara. Ia berucap, "Huaaaa, kenapa aku belum ada kekuatan, huaa" rengek Nayyara.
"Sabar, mungkin sebentar lagi? Kan kekuatan kita munculnya satu satu dulu" ucap Shazia menenangkan Nayyara.
"Shalat dzuhur dulu yuk, bayangan kita udah sama panjang dengan kita" ajak Aileen kepada para sahabatnya. mereka pun melaksanakan shalat Dzuhur dengan khusyuk.
Setelah shalat dzuhur mereka berbincang bincang santai. Di tengah perbincangan, Nayyara mendengar suara dari hutan, seperti suara manusia tetapi ia tidak mengerti maksud dari suara itu. Nayyara pun bertanya kepada Nalea yang berprofesi sebagai translator, tetapi Nalea juga tidak bisa menerjemahkannya. Nalea berkata, "sepertinya bahasa ini bukan bahasa yang ada di dunia kita, atau mungkin ini bahasa suku pedalaman"
"Aku mau coba cari suara itu, kedengarannya suara itu belum jauh dari sini" ujar Nayyara. "Izin bawa Shazia hehe" sambung Nayyara dengan langsung menarik Shazia.
"Daripada cuma berdua mending langsung berlima, aku ikut!" timpal Aileen. Mereka mulai berjalan masuk ke dalam hutan. Suara tersebut terdengar dari arah timur dan mereka pun mengikuti jejak suara tersebut. Di tengah perjalanan, tibatiba seekor burung terjatuh di hadapan Nayyara. Ia yang kaget pun sontak berteriak yang membuat kaget para sahabat yang berada di depannya.
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
AdventureBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...