Satu per satu mata mulai sayu dan tertidur, hanya meninggalkan Aileen yang bingung ingin melakukan sesuatu. Ia mendekati sungai dan bercermin dengan pantulan dari air sungai yang arusnya tidak terlalu deras. Aileen memandangi wajahnya yang saat ini sedang tidak berada di dunia aslinya. Kesedihan dan kerinduan terukir jelas dari wajah cantiknya. Ia tentu sangat ingin kembali dari tempat penuh keanehan ini, tetapi ia belum menemukan caranya. Penasaran akan daerah seberang sungai yang dihubungkan oleh tumbangan pohon besar, Aileen pun menyebranginya dengan mengandalkan keseimbangan dari badannya. Kedua tangannya reflek direntangkan sesaat ketika kaki kanan Aileen menginjak pohon besar tersebut.
Satu langkah terakhir... "Yap! Alhamdulillah berhasil ngelewatin ini" celetuk Aileen. Ia berjalan menyusuri hutan hutan yang tidak jauh berbeda dari hutan disebrang sana. Tidak menemukan sesuatu yang spesial, ia berencana untuk kembali.
Namun ditengah perjalanan, Aileen menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri seseorang dibunuh menggunakan tombak tepat ditancapkan didadanya. Tubuh Aileen seketika gemetar, mulutnya terbuka lebar rasa ingin mengeluarkan jeritan namun ia langsung menutupnya dengan kedua tangannya.
Malangnya, orang misterius pembunuh itu menyadari keberadaan Aileen dari belakang. Ia berbalik badan, mencabut kembali tombak yang telah menancap di dada korban. Dengan beringas pembunuh itu langsung berlari mendekati Aileen yang masih terpaku melihat kejadian tersebut.
"AAAAAA!" Aileen berteriak kencang sebelum ia terjatuh dan tidak menyadarkan diri...
Matanya pelan pelan terbuka, kepalanya berdengung dan kepalanya pusing. Terdengar seseorang berlari menjauh darinya. Aileen mengambil sebuah botol berisi air yang diletakkan disebelahnya, kemudian ia meminumnya. Saat pikirannya sudah tersadar seratus persen, Aileen melihat ke sekitar dan mendapatkan pembunuh sudah terbujur tidak bernyawa di tanah. Terdapat beberapa anak panah yang tertancap di tubuh pembunuh itu.
Ketika Aileen mendekatinya, ia melihat anak panah tersebut mirip seperti milik Faris. Aileen pun berpikir bahwa Faris lah yang telah menyelamatkan dirinya. Tapi kenapa dia pergi lagi?, pikirnya.
Aileen menyempatkan untuk mengambil semua anak panah dari tubuh pembunuh itu untuk jadikan senjata pelindung diri. Ia kembali pulang melewati jalan yang sebelumnya pernah ia lewati ketika hendak datang kesini.
Sesampainya di sebrang sungai, Aileen yang kepalanya mulai linglung karena sedari tadi ia menahan pusing yang teramat sakit, ia menahan tubuhnya di pohon agar tetap berdiri. Aileen berteriak sekuat tenaga demi membangunkan Nalea yang masih tertidur.
"NALEA!"
Nalea pun tersentak dari tidurnya, ia celingak celinguk mencari sumber suara. Dari seberang sungai Aileen berteriak sembari tangan kanannya melambai lambai. Nalea terkejut melihat tangan kirinya memegang beberapa anak panah yang sudah dilumuri oleh darah.
"Nalea tolong" pinta Aileen ngos ngosan.
"Aileen, itu beneran kamu?!" tanya Nalea seakan tidak percaya.
"i-iya, cepat bantu aku nyebrang. Aku sudah ngga kuat". Kaki Aileen tak kuat menopang tubuhnya sendiri. Aileen pun terjatuh.
Byur... tanpa pikir panjang Nalea langsung mencebur kan diri ke sungai untuk menolong Aileen yang hampir pingsan. Ia tidak peduli akan pakaiannya yang akan basah. Sesampainya ia di tepi sugai seberang, ia langsung melepaskan anak panah dari tangan Aileen dan melemparkannya ke tanah. Setelah itu ia menggendong Aileen dipunggungnya untuk dibawa kembali ke seberang. Dengan susah payah Nalea menyebragi sungai dengan Aileen yang dipunggungnya, untung saja dengan kegigihan Nalea, ia bisa melewati sungai tersebut.
Aileen di baringkan diatas kain, alas mereka tidur. Nalea melonggarkan pakaian yang dikenakan oleh Aileen agar ia bisa bernapas dengan mudah dan nyaman. Nalea juga menaruh kaki sahabatnya itu dipundaknya agar memperbanyak aliran darah menuju ke otak. Shazia yang sudah terbangun langsung memberikan minyak kayu putih yang ia bawa untuk dioleskan pada pelipis dan leher Aileen. Nalea juga memijat bagian antara ibu jari dan jari telunjuk menggunakan minyak tersebut. Beberapa waktu kemudian Aileen pun tersadar.
"Aileen sudah bangun!" ujar Nalea. Mendengar hal itu, Alya langsung memberi Aileen minum untuk mengembalikan energi. Setelah baikan, para sahabatnya mencoba bertanya tentang Aileen yang berada di seberang.
"Aileen, kamu kenapa ke seberang sana sendirian?" tanya Nayyara khawatir. Aileen pun menceritakan kembali tentang apa yang telah ia lalui tadi dan tentang beberapa anak panah yang ia bawa digenggamannya. "Anak panah itu gunanya buat kita ngelindungi diri kita. Sekarang dimana anak panahnya?"
"Oh anak panahnya masih ada diseberang" jawab Nalea. Nayyara berinisiatif untuk mengambil benda tersebut. Setelah mendapatkannya ia pun kembali lagi bersama sahabatnya sahabatnya.
"Kamu istirahat aja deh disini. Tunggu kamu sehat dulu baru kita lanjutin perjalanan kita" ujarAlya. Ia tampak sudah semangat kembali setelah tidur siang. Alya pun kembalilagi ke bawah tanah, entah apa lagi yang mau ia lakukan. Shazia, Aileen, Nayyara,dan Nalea pun hanya berselonjor kaki menunggu Alya siap melakukan sesuatu.
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
PertualanganBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...