Cuaca siang hari yang panas berubah menjadi mendung karena awan berubah warna menjadi kelabu, hembusan angin yang terasa kencang dan dingin mulai masuk kesela sela pakaian yang membuat lima sahabat tersebut kedinginan. Tidak lama dari muculnya angin, hujan perlahan lahan turun yang diawali dengan adanya gerimis yang mengenai tubuh Aileen. Suara Guntur mulai terdengar ketika mereka sedang berusaha berteduh dibawah pohon. Hal itu tentu berbahaya jika mereka tidak segera berpindah dari pohon. Alya menyarankan berteduh disebuah pondok buatan Faris dan sekalian melihat kondisinya. Tidak tunggu hujan semakin deras dan Guntur semakin besar, mereka bergegas pergi ke pondok tersebut dengan penglihatan yang semakin minim karena curah hujan yang semakin deras.
Sesampainya disana, lagi lagi mereka tidak menemukan pemilik pondok tersebut. Karena hujan semakin deras, mereka langsung masuk kedalam pondok menunggu hujan selesai. Suasana yang dingin membuat tubuh mereka menggigil. Shazia ingin menyalakan api, namun ia takut apabila api dapat membuat pondok milik Faris terbakar. Alhasil mereka hanya bisa menyelimuti diri menggunakan banyak pakaian ditubuh mereka.
Hingga hujan pun reda. Mereka berencana kembali ke sungai setelah berteduh dipondok Faris yang sampai sekarang pemiliknya masih belum kembali. Tanah tanah yang sudah berubah menjadi lumpur membuat mereka kesulitan berjalan. Mereka berjalan perlahan lahan agar tidak terpeleset.
Tiba lah mereka di sungai. Terlihat sebuah pohon besar tumbang mengarah ke sungai yang membuat arus sungai sedikit terhambat. Namun mereka tidak menghiraukan hal tersebut selagi tidak membahayakan keselamatan diri. Mereka pun mulai berdiskusi diawali oleh Aileen yang berkata, "kata Nayyara supaya pakaian kita ngga mencolok, kita cari pakaian usang kan. Tapi dimana kita bisa mendapatkannya?"
"Waktu aku terbang ke kota, aku lihat ada setumpuk pakaian usang yang sepertinya itu telah dibuang. Jadi kita ambil pakaian bekas itu" ujar Nayyara.
"Boleh tuh, gimana cara ambilnya biar ngga ketahuan?" tanya Nalea.
Shazia memberi saran kalau Nayyara membawa Alya untuk ikut terbang, setelah itu Nayyara menurunkan Alya di atas tumpukan pakaian untuk bertugas mengambil pakaian pakaian dengan cepat. Tetapi Alya yang kelelahan setelah berjalan cukup jauh menolak untuk ikut.
"Aileen aja gimana?" tanya Alya menawarkan Aileen agar ia tidak ikut. Aileen pun menyanggupinya.
Nayyara memegang tangan Aileen untuk mentransfer kekuatan terbangnya untuk sementara waktu. Nayyara berpesan untuk tidak melepaskan pegangan tangan tersebut agar Aileen tidak terjatuh. Aileen menggangguk mendengar pesan tersebut.
Selama terbang Aileen terus dibuaut terpana oleh keindahan pemandangan daratan dari atas langit. Tidak lama kemudian sampailah mereka disuatu tempat pembuangan pakaian. Dengan cepat Aileen memilah pakaian pakaian yang masih layak untuk dipakai dan mengambilnya. Mereka juga mengambil cartwheel hat untuk menyamarkan hijab mereka yang tampak mencolok diantara penduduk kota. Karena pakaian yang mereka bawa cukup banyak dan berat, Nayyara mencari keranjang disekitar tumpukan tersebut. Namun ketika ia menemukan sebuah keranjang yang sepertinya telah dibuang oleh pemiliknya, seorang pemuda memergoki Nayyara. Pemuda tersebut tampak kaget melihat sosok wanita asing berada di daerah ini, ia pun hendak berteriak memanggil warga untuk ikut melihat Nayyara, si perempuan asing di kota Mangastiara. Takut ketahuan, Nayyara angsung berlari ke arah Aileen yang masih asik memilah milah pakaian untuk memberitahukan hal buruk tersebut.
Namun sayang, pemuda tersebut mengejar Nayyara sembari berteriak. Dengan tatapan tajam Aileen, ia berteriak "STOP IT!".
Seketika itu juga pemuda tersebut pingsan di tempat. Kesempatan itu diambil oleh Aileen dan Nayyara untuk kabur membawa sekeranjang pakaian.
"Semoga dia ngga ingat dengan kejadian tadi" harap Aileen cemas.
Sesampainya mereka di sungai, Aileen dan Nayyara terpatung melihat dua orang sahabatnya sedang memandangi Alya membuat sesuatu didalam tanah. "Kalian buat apa?" tanya Nayyara penasaran sembari meletakkan keranjang berisi pakaian dibawah pohon.
"Alya bilang dia mau buat rumah bawah tanah dan jangan ganggu sampai dia selesai" jawab Nalea tanpa melihat ke Nayyara. Beberapa waktu berlalu, Alya keluar dengan kedua tangannya yang sedang memegang pinggang. Ia lantas memutar pinggangnya yang sedari tadi terasa pegal. Karena kelelahan, Alya pun duduk disamping 4 sahabatnya yang sedang melihat lihat pakaian bekas.
"Aku yang ini ya"
"Aku ini deh"
"Wah ada cartwheel hat, aku pilih ini!"
Melihat Alya sudah berada dipermukaan tanah, Shazia dengan semangat ingin melihat keadaan ruang di bawah tanah, namun hal itu dilarang oleh Alya dengan alasan masih sangat kotor. Shazia pun mengurungkann niatnya. "Kamu ngga mau pilih pakaian ini, Alya?" tanya Shazia menawarkan.
"Yang mana aja boleh deh, aku cape" jawab Alya dengan mata yang sayu sayu mengantuk. Tidak lama kemudian ia tertidur. Para sahabatnya yang tahu Alya sedang kelelahan lantasmenyelimuti Alya, mereka juga tidak membuat suara bising agar Alya tertidur pulas. Sungguh sahabat yang baik...
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
PrzygodoweBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...