"Faris!" teriak Shazia.
Nalea yang berada dibelakang Shazia langsung maju kedepan melihat Faris yang tak sadarkan diri. Nalea tiba tiba saja ia menjadi histeris melihat Faris. Faris? Bukannya dia yang culik aku? Kalau ini Faris, terus dia siapa..., bathin Nalea penuh pertanyaan. Shazia dan Nayyara pun membantu Nalea kembali ke ruang tamu untuk menenangkan diri.
"Sudah tenang, Nalea?" tanya Nayyara setelah memberikan minum kepada Nalea.
Nalea mengangguk. Kemudian ia berkata, "aku kaget karena yang menculik aku itu Faris. Terus saat aku sadar udah ada Faris yang lagi pingsan, tapi waktu itu aku ngga tau dia siapa. Ga lama orang jahat itu masuk, dia buka topeng kainnya yang ternyata Faris."
"Jadi intinya sekarang Faris ada dua. Ada Faris yang lagi pingsan dan Faris yang jahat itu." ucap Shazia serius.
"Iya. Dan kata Faris jahat itu sebenarnya udah tahu kalau kita punya gulungan kertas." Nalea memberikan informasi yang ia dapat.
"Gulungan kertas nya dimana, ada dibawa?" tanya Nalea.
Raut wajah kedua sahabat langsung berubah panic menandakan mereka tak membawa gulungan kertas tua itu alias masih tersimpan rapi di ruang bawah tanah.
Mereka berencana untuk membawa Faris pergi dari rumah tua ini, namun baru saja hendak berdiri, pintu utama di dobrak dari luar dengan sangat keras. Mereka terpaku melihat ada Faris bersama tiga lelaki bertubuh kekar masuk dengan membawa pisau.
"Sudah kuduga kalian disini" ucap Faris tersenyum.
"Tangkap mereka!"
Tiga lelaki itu langsung menangkap mereka satu satu. Walaupun berusaha melawan, rasanya perlawanan itu tak ada gunanya. Sedikit saja bergerak, pisau secara perlahan mendekati dan menyayat mereka. begitulah ancaman yang Faris berikan dengan nada yang sangat menikmati kejadian tersebut.
Ketiga sahabat itu kini digiring menuju kerajaan mewah. Mereka juga dipertemukan oleh kedua sahabat lainnya di satu ruang yang sama. Dibelakang Aileen dan Alya, telah disediakan tiga kursi yang dimana masing masing ketiga sahabat itu akan menduduki kursi tersebut.
Sama seperti kedua sahabat didepannya, kedua kaki dan tangannya mereka akan diikat ke belakang kursi. Tidak ada satu pun yang memberontak, mereka semua terlihat pasrah. Namun didalam pikiran, mereka sedang membuat rencana untuk bebas dari tempat menyeramkan ini.
Beberapa jam berlalu, Faris sudah pergi dari ruangan itu dan hanya menyisakan dua anak buahnya untuk menjaga kelima sahabat agar mereka tidak kabur.
Suasana sangat sunyi, tak ada satu pun yang memulai obrolan. Shazia memikirkan sebuah ide, kemudian ia memangil salah satu dari anak buah Faris untuk meminta tolong.
"Eh tolong ikatin tangannya lebih kencang lagi. Ikatannya udah longgar nih," pinta Shazia. Tanpa curiga anak buah tersebut pun membuka ikatan yang sudah longgar untuk mengikat ulang kembali tali tersebut ditangan Shazia.
"Shhtt,"
Lelaki tersebut meniup jari jari tangannya yang memerah dan terasa terbakar. Ia pun bertanya kepada Shazia, "kau demam?"
"Tidak. Kau tidak mau mengikat ku? Yasudah," jawab Shai sembari meregangkan tangannya dengan santai. Anak buah lainnya yang hendak mengikat tangan Shazia pun ikut dibuat kesakitan oleh wanita itu. diwaktu yang tepat inilah tanpa banyak bicara, Aileen langsung menatap tajam ke arah dua lelaki itu pingsan.
"sleep for a while"
Kemudian Shazia membakar tali yang mengikat kakinya hingga tali tersebut hangus terbakar. Setelah Shazia terbebas, ia segera membuka ikatan dari keempat sahabatnya itu.
Tanpa pikir panjang, mereka langsung keluar dari ruangan yang gelap, lembab dan berdebu itu. Mereka terus berlari hingga keluar dari gerbang kerajaan. Kemudian Shazia bersama para sahabatnya beristirahat di bawah pohon rindang dekat kerajaan tersebut. Namun rintangan belum sampai disitu saja. Saat hendak duduk, Alya menyadari bahwa Nayyara tidak berada bersama mereka. ia terus memanggil nama Nayyara yang diikuti juga oleh ketiga para sahabatnya berharap akan ada balasan dari Nayyara.
"Mungkin dia masih di dalam kerajaan itu" ujar Nalea khawatir. Keempat sahabat itu langsung berlari hendak kembali ke dalam kerajaan. Tetapi pintu utama kerajaan sangat sulit untuk dibuka. Padahal saat mereka keluar melewatinya, pintu besar itu mudah sekali untuk dibuka.
Tiba tiba sekelabat asap hitam melintas melewati mata mereka. secara perlahan terlihat pintu besar yang sebelumnya berbahan kayu kini sudah berubah menjadi batu. Tentu akan sangat sulit bagi mereka untuk membukanya.
Shazia mulai mengeluarkan api dari kedua telapak tangannya dan menyambarkannya ke batu besar tersebut. Namun, Shazia terpental dan batu tersebut hanya akan bertambah panas akibat terkena api.
Kini bagian Nalea yang akan menembaki batu besar tersebut menggunakan semburan air bertekanan tinggi dari kedua telapak tangannnya. Sayangnya tak sampai satu menit Nalea ikut terpental kebelakang dan ia pun menjadi basah.
Alya berencana menggali tanah untuk membuat terowongan agar nembus sampai kedalam kerajaan. Sayangnya bebatuan besar dari dalam tanah tiba tiba muncul ke atas permukaan tanah setiap kali Alya mencoba menggali lubang.
Disaat yang sama, Aileen memperhatikan bangunan kerajaan tersebut. Ia melihat ada balkon yang terletak di lantai 3. Dengan sangat lincah Aileen memanjat dinding yang kini telah sepenuhnya diselimuti bebatuan. Sesampainya di balkon, Aileen mengeluarkan tali akar dari kedua tangannya untuk menarik pintu balkon tersebut. Pintu balkon pun terbuka membuat Aileen lega.
Saat ia hendak masuk, sebuah bola batu berukuran besar mengelinding ke arah Aileen dengan sangat cepat. Untuk menghindari bola batu yang menggelinding secara cepat itu, Aileen tanpa persiapan langsung melompat kebawah. Untung saja Alya yang melihatnya langsung membuat tumpukan tanah agar Aileen tidak terluka parah.
Syukurlah...
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
AdventureBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...