Aileen yang teringat akan gulungan kertas tua tersebut langsung mengambilnya di dalam koper milik Shazia. Ia membukanya kembali dan menemukan suatu tulisan berbahasa asing yang sebelumnya tidak ada.
'utore mangastiara'
"Apa artinya?" gumam Aileen bingung. Ia kemudian berjalan menghampiri para sahabatnya yang masih asik membicarakan kekuatan mereka masing masing. Aileen lantas bertanya, "utore mangastiara itu artinya apa sih?"
"Apa? Utore... apa?"
"Ini, utore mangastiara" Aileen memberikan kertas tersesbut kepada para sahabatnya.
"utore mangastiara.. OH AKU PERNAH LIHAT TULISAN ITU!" celetuk Alya. "Aku melihat tulisan itu di salah satu pohon ketika kami pergi mencari suara asing itu. tapi ngga lama kemudian, seseorang tiba tiba menancapkan tombaknya pada pohon tersebut dan mengejar kita" sambungnya.
"Siapa ya orang itu" ucap Nayyara berpikir.
"Aku rasa orang itu berasal dari suatu suku di hutan ini. Mereka sudah mulai berkeliaran di hutan, artinya kita sudah ngga aman tinggal disini!" kata Nalea dengan serius.
"Gimana kalau kita pergi ke tempat Faris untuk meminta bantuan? Dia kan juga sudah membuat banyak panah" saran Alya.
"Tapi sepertinya keadaan sekarang masih berbahaya untuk kita masuk kedalam hutan, jadi kita tunggu sampai besok aja untuk pergi" usul Shazia. Mereka pun mengiyakan usulan tersebut demi keselamatan diri mereka sendiri.
Malam berlalu, kini mereka sedang bersiap siap mengemas semua perlengkapan yang akan dibawa. Mereke membawa koper untuk berjaga jaga jikalau orang misterius itu datang mengejar mereka. Tidak lupa Shazia membawa kedua hewan peliharaannya itu untuk ikut pergi bersama mereka. Nalea juga sudah menangkap banyak ikan laut sebagai bekal persediaan makanan mereka.
Mulailah mereka menyusuri hutan untuk pergi ke tempat Faris. Namun sesampainya disana, mereka tidak menemukan keberadaan Faris. Hanya terlihat pondok sederhana tempat Faris beristirahat. Akhirnya lima sahabat itu menunggu kepulangan Faris selama beberapa waktu.
"Hei Aileen"
Aileen menoleh kekiri dan kekanan mencari sumber suara yang memanggilnya. "Kalian memanggilku?" tanya Aileen kepada para sahabatnya.
"ngga ada, kami dari tadi diam aja kok" jawab Alya yang tak merasa ada yang memanggil Aileen.
"Disini Aileen, aku seekor kupu kupu"
Aileen tentu kaget, bagaimana bisa ia mendengar dan mengerti apa yang dikatakan oleh kupu kupu yang terbang disekitar Aileen. Lantas Aileen bertanya untuk memastikan, "kupu kupu?"
"iyaa" jawab kupu kupu itu terdengar begitu jelas di telinga Aileen. Ia pun bertanya kepada para sahabatnya apakah mereka mendengarnya, tetapi mereka menggeleng dan sama sekali tidak mendengar satu pun suara dari kupu kupu indah tersebut.
"Hei Aileen, yang bisa mendengar suaraku itu cuma kamu karena itulah kekuatanmu. Kekuatanmu adalah bisa mendengar suara dari hewan serangga" terang kupu kupu tersebut setelah melihat Aileen kebingungan.
"Kekuatan?"
"Iya. Oiya kalian sedang menunggu siapa disini?" tanya kupu kupu tersebut sembari mengepakkan sayap sayap indahnya agar tetap bisa terbang.
"Kami lagi nunggu penghuni pondok ini, kamu tahu dia lagi pergi kemana?" tanya balik Aileen.
"Kemarin aku lihat dia pergi ke arah timur setelah ia membuat banyak anak panah" jawab kupu kupu. "Eh sudah dulu ya, aku mau mencari nektar" lanjut kupu kupu tersebut dan ia pun pergi.
Aileen langsnug menyampaikan informasi tersebut kepada para sahabatnya.
"Jadi kita tetap nunggu disini sampai Faris datang?" tanya Nayyara sudah bosan menunggu.
"Memangnya kamu mau pergi kesana?" kata Nalea yang sibuk belajar cara membersihkan ikan dengan Shazia.
"Mau" balas Nayyara dengan semangat. Ia pun mengajak Aileen dan Alya untuk ikut bersamanya, namun perut mereka yang belum diberi asupan pagi membuat mereka menjadi lemah. Tentu saja mereka kelaparan, karena mereka langsung pergi kedalam hutan tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Kalau tidak kamu dulu yang pergi sendiri. Kamu kan bisa terbang, jadi nggak bakal ketahuan orang misterius itu. Tapi hati hati ya" saran Alya.
"Hmm yasudah deh, aku pergi dulu. Sekalian ngecheck keadaan disana" Nayyara langsung terbang yang dibarengi dengan tepukan tangan para sahabatnya yang terlihat sangat terpukau melihat kekuatan Nayyara.
Sembari menunggu Nayyara kembali, mereka pun membuat ikan bakar untuk menu sarapan hari ini. Lagi lagi Shazia membuat api dengan sangat mudah, hanya dengan sekali gesekan batu bisa menghasilkan api yang cukup besar untuk membakar ikan.
Beberapa menit kemudian ikan bakar pun jadi. Ikan tersebut dihidangkan dengan alas dari daun yang sudah dicuci bersih oleh Alya. Walaupun sudah lapar, mereka tak langsung menyantap hidangan lezat tersebut,, tetapi mereka dengan sabar menunggu kepulangan Nayyara agar bisa makan bersama sama. Tak berapa lama Nayyara pun kembali dengan terburu buru.
"Ada informasi baru" ujar Nayyara.
"Makan dulu, baru nanti cerita ya" tukas Nalea tampak tersenyum.
"Hmm okedeh"
***
"Informasi baru apa?" Tanya Shazia memulai topic.
"Jadi waktu aku masuk ke tempat pohon yang bertuliskan 'utore mangastiara', aku melihat sebuah kota yang teramat indah. Kota itu mirip dengan kota maju pada zaman kuno" ucap Nayyara menjelaskan apa yang tadi ia lihat.
"Setelah itu aku diam diam masuk kedalam pasar. Disana aku melihat orang orang berkulit kuning langsat mirip dengan kita, tapi gigi mereka taring semua. Bola mata mereka berwarna emas dan pupilnya mirip seperti kucing. Telinganya runcing dan badan mereka juga besar" jelas Nayyara.
Mereka dengan serius mendengarkan penjelasanNayyara. Karena sangat penasaran, akhirnya mereka mencoba memberanikan diriuntuk pergi ke tempat yang bertuliskan kata 'utore mangastiara'.
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
AdventureBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...