setelah jantung Nayyara tenang, ia kemudian melihat seekor burung dengan sayap yang terluka. Nayyara berpikir untuk mengobati luka burung itu yang kebetulan belum terlalu parah. Karena ingin mengobati burung tersebut, Nayyara akhirnya meminta izin untuk kembali ke pantai karena ia akan mengobatinya disana. Nayyara kembali bersama Aileen yang sedikit banyaknya paham tentang cara mengobati hewan yang terluka, sedangkan tiga yang lainnya terus berjalan mencari sumber suara itu di dalam hutan.
"Sayang banget sama burung" ujar Aileen santai.
"Iya dong, kita harus sayang sama hewan, apalagi burung ini sedang luka" balas Nayyara tersenyum. "Aileen tolong ambil di koperku ada betadine" ucap Nayyara meminta tolong.
Aileen mengambilkan betadine yang berada di koper Nayyara lalu memberikannya kepada Nayyara. "ini" kata Aileen.
"Makasih Aileen". Nayyara dengan telaten memberikan betadine pada sayap burung yang terluka hingga burung itu tidak kesakitan lagi dan akhirnya burung itu pun kembali terbang tinggi. Ketika burung itu terbang, ia merontokkan satu bulu tepat di atas tangan Nayyara. Nayyara tersenyum senang melihat bulu burung tersebut karena Nayyara berpikir burung tersebut sedang berterima kasih padanya. Ia pun menyimpan bulu tersebut di dalam koper bersamaan dengan ia menyimpan betadine kembali ke dalam kopernya.
"oke sudah beres, Aileen kita mau pergi lagi ngga ke hutan?" tanya Nayyara.
"Hmm boleh, ayo pergi kita susul mereka" jawab Aileen setuju.
Kini mereka kembali masuk kedalam hutan untuk menyusul Shazia, Alya dan Nalea yang sudah jalan duluan. Tak disangka Nayyara dan Aileen bersinggungan dengan Shazia, Alya dan Nalea yang lari terbirit birit seakan ada yang mengejar.
"Kenapa mereka ya?" celetuk mereka berdua yang belum mengetahui sesuatu yang sedang terjadi, sedangkan 3 orang sahabat sudah berlari menjauh.
Dalam satu kedipan mata sebuah tombak tertancap tegas di batang pohon, Nayyara dan Aileen pun baru menyadari bahwa sesuatu berbahaya sedang menimpa mereka. Dengan segera mereka kabur mengikuti sahabat sahabatnya berlari.
Seketika Nayyara bingung mengapa setiap langkah ia berlari tubuhnya terasa lebih ringan secara perlahan. Ternyata saat ia melihat ke bawah kakinya sudah tidak menapak lagi di tanah, alias kini ia dalam keadaan melayang.
Begitu juga dengan Aileen yang mengetahui tubuhnya bergerak sendiri tanpa ia kendalikan. Aileen pun bingung sendiri ketika dirinya memanjat dan melompat di atas pohon dengan sangat cekatan menghindari tembakan tembakan tombak.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Alya, ia dengan hentakan kakinya dapat membuat tanahnya menjadi sebuah lubang. Tanpa dapat ia kendalikan, Alya mulai mengais ngais tanah hingga membentuk terowongan hanya dengan tangan kosong.
Nalea juga tanpa dapat ia kendalikan kakinya berlari mengarah kepantai dan tiba tiba saja menyelam ke laut. "ini kenapa jadi tiba tiba berenang?", pikir Nalea kebingungan dengan tubuhnya sendiri.
Sedangkan Shazia terus saja berlari dengan sangat kencang di dalam hutan untuk menghindari tombak tombak yang dilempar oleh seseorang. Terlihat di depan ada seekor kuda yang sedang berjalan. Shazia yang tak bisa membuat dirinya berhenti lari terpaksa ia menabrak badan kuda tersebut. Untung saja kuda itu masih baik baik saja. Karena takut orang yang menembak tombak itu datang lagi, akhirnya Shazia meminta izin kepada kuda untuk menungganginya. Dengan mudahnya kuda itu berlari menjauh sesuai perintah Shazia.
Karena orang misterius tersebut kehilangan jejak, ia pun berbalik kembali ke tempatnya berasal, yaitu berada di hutan yang sangat dalam dan gelap. Kelima sahabat itu pun dengan pemikiran yang sama kembali ke pantai untuk bertemu.
"HUAAA BASAH LAGI BASAH LAGI" kesal Nalea.
"Tadi... aku terbang? IYA AKU TERBANG YEY". Nayyara begitu senang dengan dirinya karena ia baru saja mendapatkan kekuatan.
"Hmm kamu sih enak bisa terbang, aku malah manjat dan melompat, kayak monyet. Untung wajahku nggak mirip monyet" ujar Aileen memutarkan kedua bola matanya.
"Halah lihat nih kuku aku jadi kotor. Masa tangan aku tiba tiba mengais tanah sampai jadi terowongan tuh" ketus Alya.
"Kenapa kamu pegang hidung terus, Shazia?" tanya Aileen melihat Shazia yang terus saja memegang hidungnya.
"Iya nih tadi ketabrak kuda karena ngga bisa berhenti lari" jawab Shazia.
"kuda?"
"Iya.Kuda kemarilah" Shazia memanggil kuda yang ia tunggangi dengan tepukantangannya. Para sahabatnya ternganga melihat keberadaan kuda di pantai. Merekadibuat kaget lagi dengan pernyataan Shazia yang ingin memelihara kuda tersebut.Memang ada saja permintaan diluar akal yang dilontarkan Shazia dari mulutnya.Mereka tidak bisa menolaknya karena Shazia sudah berjanji akan merawat hewanhewan peliharaannya yang kini sudah ada dua dan mungkin masih akan bertambahlagi
Jangan lupa untuk di vote ya teman teman💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan // 5 Permata antik
AdventureBismillah... Bermula dari Shazia yang akan lamaran bulan depan. Para sahabatnya, Nayyara, Aileen, Alya, dan Nalea berencana untuk pergi berlibur bersama Shazia. Tak disangka pesawat yang mereka tumpangi mengalami turbulensi hebat yang membuat mereka...