[BOOK 4] Setelah Transmigrasi, Istri Gemuk Kembali. [ON GOING]

Bab 1969-1971

Bab 1969: Curi Kancing Mansetnya

Saat ini, Zhang Cheng sedang beristirahat di tempat tidur. Baru-baru ini, seluruh masalah dengan Qiao Mei dan perhiasannya telah menyebabkan dia tidak bisa tidur di malam hari. Dia terus bermimpi tentang hari-hari ketika dia bersama Gao Tao. Kadang-kadang, dia bahkan bermimpi bahwa Gao Tao kembali untuk mengambil nyawanya.

Dia telah mengusir semua gundiknya. Dia dan Liang Jin memiliki kamar tidur terpisah dan keduanya sudah lama tidak tidur di ranjang yang sama. Jika bukan karena masalah Gao Tao, tak satu pun dari mereka ingin terus hidup bersama selama bertahun-tahun.

Qiao Mei menghindari semua area yang ada penjaganya dan menggunakan tanaman merambat untuk menuju ke jendela kamar tidur Zhang Cheng. Dia dengan lembut meniupkan bubuk datura yang sangat pekat ke dalamnya, menyebabkan Zhang Cheng tidak sadarkan diri untuk beberapa saat. Setelah memastikan bahwa Zhang Cheng tidak akan sadarkan diri dalam waktu dekat, Qiao Mei perlahan menggunakan tanaman merambat untuk menjebak Zhang Cheng dan kemudian melepaskan kancing manset dari pakaiannya.

Zhang Cheng sangat protektif terhadap kancing manset dan memakainya bahkan saat dia sedang tidur. Bahkan saat dia mandi, dia akan meletakkannya sesuai pandangannya. Dia telah melakukannya selama bertahun-tahun.

Dia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang menekannya dan dia mulai kesulitan bernapas. Dia pikir rasanya seperti ada hantu yang menekannya. Dia dapat dengan jelas merasakan bahwa seseorang telah melepas kancing mansetnya, tetapi dia tidak dapat membuka matanya untuk melihatnya sendiri.

Setelah Qiao Mei berhasil, dia pergi dengan sangat cepat. Tanaman merambat di tubuh Zhang Cheng perlahan menjauh dan menghilang tanpa jejak. Tidak lama kemudian, Zhang Cheng terbangun. Dia secara naluriah meraih kancing mansetnya dan tiba-tiba menyadari bahwa kancing mansetnya benar-benar hilang! Tadi itu bukan mimpi! Itu nyata!

"Pria! Laki-laki!" Zhang Cheng berteriak dengan liar seolah dia sudah gila.

Zhang Ping bergegas ke rumah Zhang Cheng bersama anak buahnya. Dia menyalakan semua lampu di ruangan itu tetapi tidak melihat siapa pun. Dia tahu betul bahwa Zhang Cheng dilanda mimpi buruk baru-baru ini. Mungkin dia baru saja bangun dari tidurnya.

"Tuan Tua, apakah Anda mengalami mimpi buruk lagi?" Zhang Ping bertanya ragu-ragu.

"TIDAK! Seseorang baru saja masuk! Pergi dan periksa sekarang! Seseorang masuk ke kamarku!" Zhang Cheng berteriak dengan gelisah.

Zhang Ping segera pergi memeriksa jendela untuk melihat apakah ada tanda-tanda masuk secara paksa. Namun, jendelanya tertutup rapat, seperti yang dia lakukan setiap malam. Baru saja, dia berdiri di luar pintu kamar tidur, jadi tidak ada yang bisa memasuki kamar Zhang Cheng dari sana.

"Tuan Tua, minumlah airnya dan tenanglah. Tidak ada yang masuk ke rumah hari ini," kata Zhang Ping dengan tenang sambil mengulurkan cangkir teh.

Zhang Cheng mengambil cangkir teh dan melemparkannya ke lantai sambil memarahi dengan keras, "Aku kehilangan kancing mansetku! Seseorang mengambil kancing mansetku! Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri! Lihatlah bekas luka di tubuhku saat dia mencekikku! Pergi dan cari dia! Sungguh sekelompok orang yang tidak berguna! Pergi sekarang!"

Zhang Ping mengangkat kepalanya dan menatap Zhang Cheng. Tidak ada tanda-tanda bengkak atau luka. Satu-satunya hal adalah piyamanya terlihat sedikit kusut, tetapi kancing mansetnya benar-benar hilang. Dia tidak ingin terus menerus menyangkal Zhang Cheng. Mungkin Zhang Cheng sangat ketakutan dengan mimpi buruknya sehingga dia tidak bisa membedakan antara kenyataan dan mimpi.

Qiao Mei telah memastikan bahwa dia meniup bubuk datura dalam jumlah yang tepat agar bekerja cukup lama hingga tanda merah yang disebabkan oleh tanaman merambat menghilang. Tidak peduli bagaimana Zhang Cheng menggambarkan kejadian itu, tidak ada yang akan mempercayainya.