[11]: Siapa kau?!

19 9 0
                                    

*
*
*
*
✿❛~Happy Reading~❛✿

Waktu pulang sudah tiba. Cila yang sudah mengganti seragamnya itu, kini sedang menunggu Rara yang tengah membereskan meja kasir karna gadis itu memintanya.

"Kamu mau pulang bareng aku?" Tanya Rara yang sudah selesai.

"Nggak usah deh, Ra. Rumah kamu kan nggak searah sama rumah Kiara. Nanti kamu muter lagi" tolak Cila lembut.

"Ya nggak pa pa, La"

"Nggak usah, Ra. Lagian aku mau alfamart sebelah dulu"

"Ohh" Rara mengangguk.

Lalu, keduanya pun keluar kafe bersama. Hari ini, giliran Rara yang memegang kunci kafe.

Disaat Rara sedang mengunci, Cila mendongakkan kepalanya. Ia melihat awan yang mulai menghitam, menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.

"Mendung, La. Kamu yakin nggak mau bareng?" Tanya Rara yang juga sadar dengan cuaca sore ini.

"Iya, Ra. Mending kamu cepetan pulang, nanti keburu hujan"

"Ya udah, aku duluan ya, La" Rara pun menghampiri motor maticnya yang terparkir, lalu memakai helm.

"Aku duluan ya, La. Hati-hati kamu" ucap Rara lagi yang sudah menghidupkan mesin motornya.

"Iya, Ra. Kamu juga hati-hati"

Rara pun melajukan motornya, meninggalkan Cila sendiri didepan kafe.

Setelah itu, Cila bergegas menuju Alfamart. Mengingat sebentar lagi akan turun hujan, Cila pun cepat-cepat membeli apa yang ia perlukan dan membayarnya.

Saat diluar, gerimis turun. Cila buru-buru berlari kecil menuju halte yang tak jauh dari sana. Benar saja, hujan turun dengan derasnya ditambah hari yang semakin gelas.

Diwaktu yang bersamaan. Gibran baru saja selesai meeting. Kini, ia sedang berjalan cepat menuju mobilnya terparkir, bajunya sedikit basah karna gerimis yang semakin besar.

Saat didalam mobil. Gibran berusaha untuk menghidupkan mesin mobilnya. Namun, sudah beberapa kali mesin tidak mau menyala.

"Sial! Kenapa tadi pagi aku sekali membawa mobil tua ini" umat Gibran sambil memukul setir mobil.

Lalu, ia melirik kearah luar yang sedang turun hujan dengan derasnya. Kemudian, ia meraih ponselnya dan menghubungi supir pribadinya untuk segera menjemputnya.

"Pak Yusuf, tolong jemput saya dikantor. Mobil mati lagi" kata Gibran. Setelah, mendapat jawaban dari pak Yusuf, Gibran kembali menyimpan ponselnya.

Kembali pada Cila...

Cila masih saja duduk terdiam dihalte. Sudah lama ia menunggu, namun tidak ada tanda-tanda bis akan datang. Mungkin, karna hujan bis sudah tidak beroperasi.

Ia peluk tubuhnya karna dingin. Ia lupa tidak membawa switer. "Huuu, dingin"

Disaat Cila tengah kedinginan. Ada seseorang yang berjalan menerobos hujan. Cila yang merasa terkejut itu, lantas mengamati seseorang yang berjalan mendekatinya. Sekitar ada tiga orang pria berpakaian hitam. Sial. Cila baru sadar kalo mereka adalah preman.

Preman itu pun mendekat dan sesekali menggoda Cila.

"Sendirian aja nih cantik. Mau abang temenin nggak?"

"Uuu cantiknya"

Cila terus saja menghindar, sampai-sampai saat salah satu dari preman itu membelai rambutnya, Cila sontak mendorong tubuh preman itu dengan sekuat tenaga.

CINTA UNTUK CILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang