[20]: H-1, I Love You Cila

22 7 2
                                    

*
*
*
*
✿❛~Happy Reading~❛✿

Siang ini, Gibran sedang berada dirumah Cila–alias rumah Kiara, menghantar Cila pulang. Mereka memang sudah diperbolehkan pulang hari ini.

Sebelum menghantarkan Cila. Gibran terlebih dahulu sudah menawarkan untuk pulang kerumahnya saja. Namun, Cila menolak, alasannya karna ia belum sah menjadi istri dari Gibran. Ya, mau tak mau Gibran harus menuruti perkataan calon istrinya.

"Kamu ingin makan sesuatu?" Tanya Gibran yang baru saja menyimpan barang milik Cila kedalam kamar.

Cila yang tengah duduk di sofa, hanya menggeleng. "Tidak, mas. Aku bisa mengambilnya sendiri" tolak Cila lembut.

"Bagaimana kau bisa mengambilnya? Sedangkan tanganmu saja masih luka" ujar Gibran yang sudah mengambil duduk disebelah Cila.

"Aku bisa ko!" Petik Cila.

"Coba"

Cila lantas hendak mengambil setoples camilan dari atas meja, namun tiba-tiba rasa sakit dari lukanya terasa.

"Aakkhhh! Auww!"

"Hmm, tuhkan. Sakitkan"

Cila melirik tajam pada Gibran, sambil memegangi lengan atasnya yang masih dibalut oleh perban. Lalu, tiba-tiba sebuah suara terdengar di indra pendengaran keduanya.

Krukkk krukkk

Gibran tersenyum penuh arti pada Cila. Cila yang melihat itu, kembali memberikan lirikan tajam.

"Sudahlah. Jangan melirikku seperti itu. Aku akan pesankan gofood saja ya, agar kamu tidak perlu repot-repot untuk memasak" ujar Gibran.

Mau tak mau Cila harus mengiyakannya.

~~~~~>CUC<~~~~~

Setelah makan siang. Gibran mengajak Cila untuk melihat dekorasi pernikahan yang sudah tertata rapi dikediamannya.

Saat pertama kali datang, Cila sudah terpana dengan dekorasi yang terpasang diluar maupun didalam rumah Gibran.

"Wah! Indah sekali" Gumamnya yang sedari tadi hanya terkagum dengan semua ini.

"Kau suka?" Tanya Gibran yang baru saja menghampirinya.

Cila menoleh. Jujur ia sangat suka dengan dekorasinya, tetapi ia sedikit tidak enak dengan apa yang dilakukan oleh Gibran ini. Terlalu berlebihan.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan? Ini... Sangat megah nan mewah" ujar Cila yang kembali memandang seluruh penjuru rumah.

Gibran menghela nafas, ia sudah menduga itu. Pasti Kata itulah yang akan kembali diucapkan gadisnya setelah ia bertanya tentang dekorasi yang ia rencanakan ini.

"Sudah kukatakan kan sebelumnya. Aku ingin yang terbaik untukmu, Cila" timpal Gibran.

"Dan kau, sudah berjanji akan menerima dengan senang hati apa yang aku lakukan saat ini" lanjutnya.

Cila mengangguk samar. Ia lupa, siapa calon suaminya ini.

"Besok kau harus bersiap. Kau akan menjadi seorang putri yang cantik dengan mengenakan gaun yang indah" ucap Gibran sambil menatap lekat pada Cila dan Cila hanya membalas dengan senyuman manisnya.

CINTA UNTUK CILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang