[12]: H-5

19 9 0
                                    

*
*
*
*
✿❛~Happy Reading~❛✿

Disebuah ruangan. Ada seorang pria yang sedang sibuk mengecek berkas-berkas yang ada dimeja kerjanya. Dia adalah Gibran.

Ditengah kesibukannya, Gibran merasakan perasaan yang tidak enak. Ia tidak fokus. Ia terus memikirkan Cila.

"Kenapa perasaanku tidak enak? Aku terus memikirkan Cila" Gumamnya.

Lalu, Gibran bangkit dari duduknya dan menyambar jas yang sempat ia buka tadi. Kemudian, ia keluar dari ruangannya dan ia bertemu Abian.

"Abi, kau selesaikan berkas-berkas itu. Aku ingin pulang dulu"

Mendengar suara Gibran yang terdengar cemas. Abian pun lantas bertanya. "Gib, are you oke?"

Gibran mengangguk. Menandakan ia baik-baik saja. Lalu, ia menepuk pundak Abian sebelum ia melenggang pergi meninggalkan Abian.

Saat diluar, Gibran segera menghampiri mobilnya, masuk kedalam dan langsung melajukan mobilnya.

Dirumah Gibran...

Kedua wanita itu masih saja menatap Cila yang kini sudah turun dari tangga.

"Siapa kau?!" Tanya wanita paruh baya yang bangkit dari duduknya.

Belum sempat Cila menjawab, Lisa –salah satu wanita itu–terlebih dahulu bersuara.

"Dia wanita yang aku ceritakan kemarin, Tante" ujar Lisa pada wanita paruh baya.

"Oh. Jadi kau si pelayan kafe itu" gumam wanita paruh baya sambil melangkah perlahan mendekati Cila.

Cila yang masih berdiri didepan tangga, hanya bisa terdiam dengan rasa takutnya. Ya, sekarang ia merasa takut. Takut akan terjadi sesuatu padanya.

Wanita paruh baya itu adalah Maudy, –ibunda Gibran– meneliti setiap tubuh Cila yang hanya memakai kemeja putih polos kebesaran dan celana pendek diatas lutut. Ia tau, kalo yang dipakai gadis didepannya adalah milik putranya.

"Kau memakai pakaian putraku? Apakah habis menjual dirimu padanya?" Tanya Maudy saat sudah dekat dengan Cila.

Cila mendengar itu, sontak melebarkan kedua matanya. Ia tidak terima wanita dihadapannya ini menghinanya.

"Hey, denger ya nyonya. Aku tidak seperti yang kau pikirkan. Aku wanita baik-baik! Jadi, jangan seenaknya menghina" tekan Cila tidak terima.

Baru saja Maudy hendak bersuara lagi. Tiba-tiba, suara gebrakan pintu dibuka kasar, alhasil semua yang berasal didalam terkejut.

Semua mata tertuju pada seorang pria yang berdiri diambang pintu. Dia adalah tuan dirumah ini.

Setelah itu, pria itu berjalan cepat menghampiri Cila dengan raut wajah marah.

"Gibran" panggil Maudy.

"Berani sekali kau menghina calon istriku!" Ucap Gibran emosi.

"Apa? Wanita ini calon istrimu?" Tanya Maudy pura-pura terkejut sambil menunjuk pada Cila.

Gibran tidak menjawab. Ia hanya menatap Maudy dengan perasaan marah.

CINTA UNTUK CILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang