[7]: Pria Menyebalkan

30 10 0
                                    

*
*
*
PERHATIAN!
Part ini full dirumah Cila ya
Jadi, jangan bosen

✿❛~Happy Reading~❛✿

Kini, Cila sedang berjalan sambil membawa segelas air putih, untuk pria yang tadi sempat memeluk tubuhnya.

"Silahkan diminum" ucapnya sambil menaruh gelas keatas meja.

Pria itu lantas mengambil gelas berisi air putih itu, dan langsung meminumnya.

"Terimakasih"

Cila mengangguk. Lalu, keduanya sama-sama terdiam, tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan. Hanya keheningan yang ada.

"Sekali lagi, maafkan saya, karna sudah lancang memelukmu tadi" ucap pria itu yang ketiga kalinya, sambil memecahkan keheningan.

"Tidak apa, tuan" balas Cila dengan senyuman tipisnya.

"Jangan panggil saya dengan sebutan 'tuan'. Saya bukan majikan kamu" titah pria itu.

"Nama saya Gibran" lanjutnya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat.

Cila terdiam sejenak. Dengan perlahan ia mendekatkan tangan untuk berjabat dengan pria yang bernama Gibran itu.

"Cila" ucapnya saat berjabat dengan Gibran.

"Aku sudah tau"

"Hah, tuan– maksudnya, kau tau namaku!" Kaget Cila. Darimana pria dihadapannya ini tau namanya?

Gibran mengangguk. "Hmm"

"Tau dari mana?" Tanya Cila.

"Ada deh"

Cila menyeringai. Lalu, ia teringat satu hal. "Nomer ku. Kau tau dapat nomerku darimana?"

Gibran terkekeh. Ia tau, kalo Cila tengah kesal padanya.

"Kau ingat saat aku membawa mu pulang ke rumahku?" Cila mengangguk.

"Disaat itu lah. Aku tidak sengaja menemukan ponselmu jatuh dari dalam tas yang tak sengaja aku senggol"

"Disaat aku mengambil ponsel mu. Ada seseorang yang terus menelpon mu, tapi tidak ku terima. Aku takut dia berpikiran aneh, saat yang menerima telponnya bukan kau. Setelah tidak ada lagi panggilan masuk, aku tidak sengaja menekan aplikasi WhatsApp mu. Dikesempatan itu, aku lantas menyalin nomer mu" lanjut Gibran.

Cila sangat kesal sekarang. Bisa-bisanya Gibran memainkan ponselnya tanpa sepengetahuannya.

"Lancang" kesal Cila.

"Maafkan aku. Aku terpaksa" melas Gibran.

"Terpaksa, terpaksa" Cila merotasikan bola matanya. Ia sudah sangat kesal dengan pria menyebalkan ini.

"Iya. Lalu, kalo aku memintanya langsung darimu, apakah kau akan memberikan nomer ponselmu?" Tanya Gibran.

"Tidaklah!" Jawab cepat Cila.

"Maka dari itu. Disaat ada kesempatan emas, saya buru-buru menyalin nomer mu"

Cila menghela nafas kasar. Lalu, ia bangkit dari duduknya.

CINTA UNTUK CILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang