[9]: Menyusahkan!

21 8 0
                                    

*
*
*
✿❛~Happy Reading~❛✿

Pagi hari yang cerah. Seorang gadis baru saja membuka matanya, akibat sinar mentari yang masuk dari sela-sela gorden tanpa permisi.

Gadis itu pun bangkit dari tempat ternyaman nya dan langsung pergi kemana mandi untuk membersihkan diri. 20 menit berlalu, kini gadis itu sedang memakai pakaian untuk pergi bekerja.

Semalam, tubuhnya sudah merasa lebih baik setelah kedatangan Gibran kerumahnya. Entah kenapa? Tapi itu benar.

Disaat ia sedang menyisir rambut. Suara dering ponsel terdengar dari belakang, yang terletak diatas nakas. Lalu, ia pun menghampiri Naka dan langsung meraih ponselnya.

Kiki♡ is calling...📞

"Kiki! Ngapain nelpon pagi-pagi begini?" Lalu, gadis itu pun menggeser ikon hijau keatas, dan panggilan tersambung.

"Hallo, Ki. Ada apa pagi-pagi nelpon?" Tanya gadis itu saat benda pipih itu ditempelkan ke telinganya.

"Ada apa, ada apa? Kemarin kamu sakit kan?" Ujar Kiara dari seberang sana.

"Kamu tau darimana?" Tanya gadis itu lagi. Karna, seingatnya ia tidak memberitahukan pada sahabatnya bahwa ia sakit kemarin.

"Dari Rara. Jadi bener, kemarin kamu sakit!"

"Iya, Ki. Kemarin, aku sedikit merasa pusing, jadi Rara usulin aku buat pulang aja. Dan setelah periksa, aku demam" jelas Cila.

"Kenapa nggak kabarin aku sih, kalo kamu sakit? Aku bisa izin pulang dulu ke tante" ujar Kiara khawatir.

"Tapi sekarang, aku udah baikan ko. Ini juga aku mau berangkat ke kafe"

"Beneran kamu udah baikan? Kalo belum, mending jangan berangkat dulu"

"Iya, Ki. Aku udah baikan. Lagi pula, kalo terus dirumah aku bosen, nggak ada kamu dan juga aku nggak mau terus tiduran dirumah"

"Ya udah. Tapi inget, jangan terlalu kecapekan. Mungkin, kemarin kamu efek kecapekan" Ucap Kiara layaknya seorang kakak.

"Iya. Ya udah, aku mau berangkat dulu"

"Inget, jangan terlalu kecapekan!"

"Iya, Ki. Sudah, aku tutup telponnya. Dah"

"Dah"

Cila pun mematikan sambungan dan langsung memasukkan ponselnya pada tas selempang nya. Dirasa sudah siap, Cila pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan terus ke pintu utama.

Dibukanya pintu dan pandangan pertama yang Cila tangkap adalah sebuah mobil mewah yang terparkir didepan halaman rumahnya. Sontak, Cila melebarkan bola matanya dan memiringkan sedikit kepalanya kekiri.

"Mobil siapa?" Gumamnya bingung.

"Mobil saya!"

Tubuh Cila seketika mematung, saat mendengar suara berat milik seseorang terdengar dari samping yang dimana tempat kursi terletak.

Lalu, perlahan Cila menoleh kearah kiri. Betapa terkejutnya, saat ia melihat seorang pria bersetelan jas khas orang kantoran yang sedang duduk anteng dikursi, tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

"Tuan Gibran!"

"Lama sekali kau bersiap. Saya sudah lama menunggu disini, kau tau"

Cila yang tadi berekspresi terkejut, kini berubah menjadi ekspresi kesal. Pagi-pagi begini, Gibran sudah membuat moodnya tidak baik. Apalagi sekarang, hari pertamanya ia datang bulan.

CINTA UNTUK CILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang