4. SINAR LUKA

11 5 0
                                    

° terlalu dalam jika harus mengingat luka yang tak kunjung sembuh, namun waktu dan cinta yang akan menyembuhkannya♥️

°

°

°
Pertemuan yang telah lama diharapkan Daniel akhir-akhir ini. Mencari seorang pria muda bermata zamrud yang akan membebaskan Daniel dan keluarganya.

Daniel, mengelus jambangnya yang tak panjang, masih berwarna hitam dengan hiasan rambut putih uban nya yang sedikit. Matanya tersorot tajam menatap jendela kapal ruang kerjanya. Pakaian Daniel memang terlihat sederhana, namun memilki khas seorang pelayar senior yang membumi.

Leona meminta izin masuk kepada Daniel, dia tahu kalau tuannya saat ini tak sabar dengan kunjungan si anak muda bermata zamrud itu.

"Masuklah" pintanya.

Leona menutun Omeir duduk di sebuah meja panjang yang telah tersedia banyak makanan dengan berbagai menu khas laut dan tentunya buah-buahan. Sebuah coklat hangat menyambut dinginnya lautan yang kini mulai terlihat mendung. Omeir tersenyum mendapati coklat itu terlihat menyapanya.

"Tidak usah menangis, aku pasti akan menghabiskanmu coklat ku cintaku" tutur nya dalam batin dan tersenyum-senyum sendiri.

Omeir dijamu dengan hangat, nampak sekali kapten Daniel sangat antusias menyila makan. Omeir  makan bersama Daniel sang kapten nagabumi beserta istri dan Putri semata wayangnya Shiraan dan Defilla.

"Ceritakan tentang dirimu nak"

Sapaan ringan membuka obrolan, Shiraan tertawa saat tahu omeir diusir dari desanya hanya karena si Rubin.

"Luar biasa para ilmuwan, aku selalu meminta untuk dibuatkan peliharaan yang berbeda dari yang biasanya, tapi kepala desamu selalu menolak" Shiraan melanjutkan tawanya.

Entah apa yang lucu, yang pasti terlihat Shiraan memiliki selera humor yang baik, dengan pakaiannya yang elegan menunjukan dia seorang yang berpendidikan dan berpengaruh.

Daniel lebih tertarik mendengar cerita keluarga Omeir yang dianugerahi kekuatan alam mata zamrud. Karena sebenarnya, Naga bumi tak akan mampu berlayar di semenanjung Timur jika tak memiliki kekuatan mata alam di dalamnya.

Bukan karena Daniel tak mampu melihat semenanjung Timur. Pasalnya sebelum Defilla hadir, ia menggunakan Bung Peron sebagai penglihatan utama sinyal bahaya.

Kondisi tanah aslanto saat ini sedang tidak baik-baik saja, terlebih ada seorang yang mereka incar di dalam kapal. Mata alam tak hanya mampu melihat yang raib, namun bisa juga menyembunyikan aura dan kehadiran seseorang atau dirinya sendiri. Maka dari itu Daniel sangat berharap bisa bertemu lagi dengan seorang yang memiliki mata alam setelah Peron.

Daniel menjelaskan singkat tentang niatnya mencari Omeir, hingga memaksanya ikut serta berlayar. Omeir hanya mengangguk memahami situasi dan kondisi yang Daniel hadapi saat ini.

"Lalu, bagaimana kalau Aku tidak ikut berlayar kapten?, karena tak mungkin aku seterusnya akan bersama naga bumi dan pasukannya" tanya Omeir sembari menyahut daging sapi di sampingnya.

"Tak apa, saat ini keadaan sangat mendesak hingga aku sendiri tak bisa mengendalikannya. Kekuatan ku sedang habis nak, sedang pasukanku lelah karena bertahun-tahun  berlayar mencoba pulang namun kalah karena jumlah" tutur Daniel dengan logat seorang ayah.

"Aku berjanji tak akan memaksamu untuk ikut setelah kita melewati pusaran hitam itu, kupastikan akan memberimu akses tercepat menuju tujuanmu. Tapi untuk kali ini tolong kami, sungguh tanpa kekuatan mu kami tak bisa melewati pusaran itu nak" lanjut Daniel meyakinkan.

Sebenarnya Omeir sangat tak masalah untuk ikut serta dalam pelayaran ini, namun satu hal yang tak ia mengerti. Apa yang bisa ia lakukan hingga kapten Daniel memintanya untuk menggunakan kekuatannya?.

Adanu MaitriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang