16. SUKU VOLLEN

2 2 0
                                    

°

°

°

°

°

NABUDA telah terbang membawa 3 beban di punggungnya. Terbang kilat secepat mungkin yang ia bisa.

Omeir nampak lihay memberi perintah, dan arahan kepada Metology barunya.

Sedang Abiel dan Riessa berpegangan kuat kepada Abiel.

Tak ada percakapan sepatah katapun di karenakan NABUDA yang terbang sangat cepat dan memberikan beberapa getaran di atasnya.

Lepas sedikit saja akan ada korban yang jatuh ke laut semenanjung Malaya, jajaran kelanjutan dari semenanjung Timur.

Dalam waktu 3 setengah jam NABUDA mendarat di sebuah pulau luas penuh dengan rerumputan dan air.

Abiel langsung turun membenahi pakaian dan posisi berdiri nya, Riessa sempoyongan dan mulai lemas terduduk, sedang Omeir sangat terlihat bersemangat dan senang, bersenandung membelai NABUDA penuh sayang.

"Kau pasti lapar ya..." Omeir tersenyum dan menyatukan kepalanya dengan kepala NABUDA. Seolah ada yang tersambung, NABUDA meringkik bagai menjawab "iya".

Jangan lupakan Rubin yang erat di pegang Omeir di depannya menatap lautan luas, sejauh ini Rubin bersemangat setelah drama tak ingin pergi meninggalkan gogo sahabat barunya, anjing milik Leona.

"Aku harus memanggilmu apa ya?" Omeir tersenyum senyum sendiri.

"Fillom"
"Deom"
"Ompur"

Gumam Omeir mencari setiap nama-nama yang muncul di kepalanya.

"Siapa nama yang bagus untuk Kakak barumu Rubin?" Omeir membelai kepala Rubin yang mulai tumbuh tanduk.

"Naoom" ungkap Rubin.

"Naoom?" Omeir memikirkan usulan Rubin matang-matang.

"Bagaimana dengan Romy?" NABUDA meringkik seperti mengiyakan.

"Owkey, Romy" Omeir lagi-lagi tersenyum mengangguk.

Kini ketiganya dengan Metology Rubin dan Romy Istirahat serta mengisi tenaga dalam.

Pulau yang mereka pijaki penuh dengan tumbuhan merambat dan kelapa yang menjulang tinggi. Omeir berkeliling mencari sesuatu yang bisa di jadikan bekal perjalanan. Hobinya juga mengumpulkan hal-hal baru yang unik dan menarik.

Di temukannya sebuah tanaman dengan buah berwarna kuning dan ungu menjalar panjang di sekeliling pohon kelapa, langsung saja Omeir bersemangat meneliti dan berkenalan dengan tanaman baru yang ia temui.

"Kalau tidak salah ini adalah buah tiruan, bukankah yang asli berwana kuning, lalu yang ungu ini?" Omeir mengambil keduanya sebagai semple.

Lalu di tetaskannya serat yang ada, sebuah asap mengembus keluar dengan pekat. Insting Omeir menyatakan untuk menutup hidung nya. Benar saja, ini racun.

Omeir langsung berlari ke laut dan mencuci tangannya. Riessa yang melihat kejadian itu berlari menghampiri Omeir, Abiel pun ikut serta.

"Apa yang terjadi?" Tanya Abiel

"Aku menemukan buah tiruan, buah yang asli akan berwarna kuning, sedang yang kutemui rata-rata berwarna ungu"

"Setalah ku periksa, buah berwarna ungu itu ternyata mengembuskan asap racun"

Jelas Omeir terbatuk-batuk.

"Jangan sentuh apapun di sini, ini ulah suku vollen" jelas Abiel

"Tapi si Romy sudah makan rumput yang di sana" tunjuk Riessa, keduanya terperangah tak percaya segera menghampiri Romy yang seketika ambruk dan lemas.

Adanu MaitriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang