19. RAPAT DEWAN MENTRI

1 2 0
                                    


° ^^

°

°

°

°

°

Omeir menemui kakak tertuanya Doi jackot di kediamannya yang kini bekerja sebagai dewan Mentri di ibukota bagian penelitian.

Tak banyak berubah, Doi masih terlihat sama, badan yang tak terlalu tinggi, kulit hitam manis dan model rambut yang cukup unik dengan poni di depannya, karena memang ia memilki perawakan yang awet muda dan masih terlihat lebih muda dari Omeir yang berstatus adik nya, bedanya kini Doi memiliki kumis tipis.

"Ayah menitipkan ini" Omeir memberikan kotak kayu yang telah di gembok rapi oleh pemiliknya Markus.

Segera Doi membuka gembok dengan sihirnya dan mengeluarkan isi di dalam kotak.

Rupanya sebuah rubik. Rubik dengan warna berlawanan hanya 2 warna yang menghiasi dinding rubik, coklat dan biru. Jika ia normal bukankah rubik harusnya memiliki 6 warna di setiap sisi dinding nya.

Tapi yang kali ini hanya 2 warna dengan dinding yang tidak lengkap.

Doi mulai berfikir, di putarnya rubik secara perlahan, lalu di cobanya untuk memutar bilah rubik. Dan Tanah pun bergeser.

Omeir kaget bukan main, tanah nya bergeser, bukankah terjadi gempa bumi?

Tapi dilihatnya Doi tetap tenang, bahkan jauh dari kata tenang, ia terlalu asyik untuk memahami isi pesan ayahnya.

Doi menggeser rubik ke tempat seperti awal, dan benar saja tanah yang ia pijaki ikut bergeser sesuai arah rubik.

"Untuk apa ayah memberi pesan ini om?" Doi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Rubin yang disampingnya sudah tertidur pulas akibat kelelahan berlari kesana kemari bersama Metology lainnya di peternakan.

"Entahlah, saat itu aku di usir karena mencuri DNA kuda Phoenix milik raksasa gua abradbra. Maka dari itu Samuel menyuruhku untuk menyusulmu" terang Omeir

"Hmm.... Bukankah kau di usir?" Goda Doi yang kini menaikkan satu alisnya dan memangku satu tangannya.

"Tidak, aku di ungsikan" cengir Omeir yang membantah kenyataan.

Tak bisa di pungkiri Omeir tetaplah berstatus di usir karena kesalahan fatalnya.

Pasalnya raksasa penjaga kuda Phoenix itu terkenal sangat kejam. Entah bagaimana Omeir bisa lolos saat mencuri DNA milik kudanya.

"Bagaimana kau mencurinya?" Tanya Doi yang masih saja cengengesan melihat rubik itu.

"Hmm.... Saat itu aku sekedar berjalan-jalan di hutan, lalu tanpa sengaja melihat kuda itu tersungkut di akar ilalang" Omeir menghembuskan nafasnya.

"Dan entah bagaimana aku langsung menolong nya, ya.... Aku kan juga tak mau rugi cakk.., ku ambil sehelai rambut kuda itu lalu pergi" jelas Omeir yang kini mulai cengengesan.

Doi yang mendengar cerita adiknya tertawa terbahak-bahak lalu menepuk-nepuk punggung Omeir.

"Kau memang benar-benar adik ku" lagi dan lagi Doi menepuk pundak nya.

"Apa si peri kichil itu mengejarmu?"

"Sejauh ini aku hanya sekedar mendengar lonceng kakinya terakhir di Madagaskar" terang Omeir.

"Baguslah, peri-peri itu mengerikan, ia akan membuatmu menjadi mainannya" Doi merapikan kotak rubik.

Omeir tercengang menelan Saliva nya. Selama 18 tahun ia hidup belum sekali pun ia bertemu dengan peri kichil yang di ceritakan sangat cantik dan kecil.

"Kau sudah tepat melewati semenanjung Timur yang raib, karena mereka tak akan menemukan mu di negri raib" imbuh Doi.

Ia menemukan sesuatu dalam kotak sebuah gulungan surat, di bukanya dengan isi sebuah tulisan tangan Markus.

"Bawalah, ia akan aman bersamamu. Simpan dengan baik untuk melawan kelompok kejahatan itu, selesaikan sisa yang ada"

Ayahmu, Markus.

Begitulah tulisan yang tertera dalam perkamen tua. Doi sedikit memahami namun belum memahami secara pasti dan sepenuhnya.

"Kembalilah ke penginapan, aku akan ada rapat sebentar lagi" ungkap Doi yang langsung bersiap dengan jubah magyc nya. Doi sudah mendapat gelar 3 bintang dengan 1 perunggu di jubah magyc nya.

"Kau mau disini atau kembali ke penginapan?" Tanya Doi yang mulai memakai sepatunya.

"Di sini saja"

"Bagaimana jika teman-teman mu mencarimu?" Doi sudah membuka pintu dengan tas slempang di dalam jubahnya.

"Baiklah" Omeir bersiap untuk ikut keluar rumah.

"Sering-seringlah mampir kemari, kita makan bersama" Doi tersenyum lalu mengunci rumah nya.

________-----________-----------____

Dalam ruangan yang luas dengan meja sangat panjang dengan 30 kursi berjejer berhadapan di dalam 1 meja.

Meja panjang tersebut menyorot pada 1 titik kursi tertinggi pimpinan dewan.

Doi duduk dengan tenang di samping Hemsya, di hadapannya duduk seorang perempuan dengan rambut pendek tepat di bawah leher. Ia adalah dewan utama sipir penjara.

Sedang di hadapan Hemsya sosok lelaki gempal dengan kaca mata kecilnya duduk dengan membawa Snack berharganya. Ia adalah dewan utama logistik.

Pimpinan Glory mice sudah duduk di kursi utama.

Rapat kali ini membahas tentang penyerangan terhadap kampung Aqua dan pembentukan pasukan untuk penangkapan kelompok gelap bejatoo.

Glory mice yang umurnya sudah terhitung tua dan profesional serta berpangalaman itu membuat sebuah rencana opsi dalam satu papan sihir yang ia gambar.

"Terakhir kali kita menyergap mereka, dewan Hemsya juga Laskha hampir kehilangan nyawanya, dan Metology nya juga kehilangan nyawanya"

Hemsya menunduk kembali sedih saat mengingat kejadian jazz meninggalkannya.

"Kelompok bejatoo ini sudah lama menjadi pencarian utama negara Aslanto, tapi hingga kini markas mereka belum kita ketahui. Betapa payah nya pasukan dan kinerja kerajaan kita" Glory mice memberi paparan.

"Baiklah, berikan usulan terbaik yang kalian punya. Aku sudah mencoba banyak cara untuk menemukan tempat persembunyian mereka yang selalu berpindah-pindah" Glory memijit pelipisnya.

"Izin berbicara tuan" salah seorang dewan angkat tangan. Ia adalah lelaki paruh baya yang kini menjabat sebagai dewan pembina.

Glory mice mempersilahkan.

"Aku sangat suka dengan kinerja dewan keamanan kita, Laskha. Bagaimana jika tim penyerbuan ini dipimpin Laskha?"

Laskha yang mendengar langsung mendelik tak percaya, ia baru menjabat sebagai dewan selama 1 tahun. Dan ia masih banyak belajar dalam penugasannya sejak awal hingga sekarang.

"Mohon maaf saya rasa saya tak akan mampu" ucap Laskha dengan sopan.

"Ini bukan tentang siapa yang baru dan lama menjabat sebagai dewan utama atau Mentri, bukan tentang siapa yang paling tua dan berpengalaman, bukan juga tentang siapa yang paling mencolok dalam kasus ini"

"Tapi ini tentang kemampuan dan keterampilan, tentang tekad juga semangat. Aku rasa usulan dari dewan pembina cukup bagus. Karena memanfaatkan kinerja dari anak-anak muda calon penerus dunia ini" titah Glory mice tetap.

Setelah Glory mice mengucapkan itu, tak akan ada bantahan, semua ikut serta suara dari tuan mereka.

"Pimpinlah ekspedisi ini bersama mentri pertahanan dan penyihir terbaik di ibukota. Juga ajaklah Hemsya jika ia longgar. Aku yakin perjalanan mu akan lebih cepat bersamanya" titah Glory mice.

Rapat selesai dan para dewan kembali ke tempat tugas mereka masing-masing kecuali Laskha, Hemsya dan menteri-menteri yang ikut serta dalam ekspedisi kelompok bejatoo.


Adanu MaitriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang