17. VINCENT GILA?

7.8K 260 4
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW,
VOTE, KOMEN GUYS BIAR
AKU SEMANGAT UPDATE NYA.
HAPPY READING!

Bell istirahat berbunyi.

Caramel yang muak dengan tatapan Vincent sedari tadi, langsung berjalan ke arah bangku Ayara berada, dan menarik gadis itu keluar kelas.

"Mau kemana?" tanya Ayara kaget.

"Kantin." ucap gadis itu, sambil terus menarik tangan Ayara.

"Santai dong! Gue bisa jalan sendiri!" kesal Ayara menarik tangannya dari pegangan Caramel.

Mereka berdua tidak menyadari, bahwa ada inti Atlevas di belakang.

Sesampainya di kantin, Caramel mencari kursi kosong, dan Ayara memesan makanan.

"Astaga!" kaget Caramel, saat melihat inti Atlevas duduk di tempat yang sama dengannya.

"Hai cantik." sapa Jarel santai, dengan senyum manisnya.

"Kalian ngapain di sini?!" tanya Caramel, sambil menatap satu persatu dari mereka, dengan kedua matanya yang melotot.

"Ya makan?" ujar Erlangga santai, lalu menyenderkan punggungnya pada kursi.

Caramel menghela nafasnya malas. "Kenapa harus duduk di sini?" tanya Caramel, menatap kesal pada inti Atlevas.

"Karena ada lu lah." kata Ganael, sambil mengedipkan salah satu matanya, menggoda Caramel.

Vincent menutup kedua telinga Caramel dengan kedua telapak tangannya, membuat gadis itu menoleh.

"Apasih?!" ucap Caramel kepada Vincent. Bukannya menjawab, Vincent justru memiringkan kepalanya, menatap lamat-lamat wajah gadis itu.

"ARRRGHHH." teriak Ganael kesakitan, dengan suara yang keras, membuat inti Atlevas terkejut setengah mati. Bahkan seisi kantin ikut terkejut mendengar teriakan Ganael.

"ANJING! KAK- ARRGHH!" Belum melanjutkan perkataannya, Ganael justru berteriak lagi.

Danzel kesal. Ia mengambil beberapa tisu, kemudian di masukkan ke dalam mulut Ganael.

"Berisik tolol!" ucap Danzel, menatap sinis lelaki itu.

Plak

Erlangga memukul kepala Ganael, dengan perasaan yang jengkel. Bisa-bisanya lelaki itu berteriak di sampingnya? Bagaimana jika gendang telinganya pecah, saat mendengar teriakan lelaki itu?

"Telinga gua bermasalah, lu gua abisin bangsat!" kesal Jarel, sambil mengelus-elus kedua telinganya.

"Lakban mana lakban!" ucap Ocean, dengan suara yang keras.

Ganael mengeluarkan tisu dari mulutnya, kemudian menatap kesal Vincent.


Lelaki tampan itu justru menarik kakinya, kemudian menarik kedua tangannya dari telinga Caramel.

Ternyata, Vincent menginjak sepatu milik Ganael dengan keras. Tak hanya sekali, melainkan dua kali.

Caramel is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang