16. SERGIO PRAHAGIN

7.7K 287 3
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW,
VOTE, KOMEN GUYS BIAR
AKU SEMANGAT UPDATE NYA.
HAPPY READING!

Pagi hari sekali, Dara sudah berteriak untuk membangun kan Caramel.

"CARAMEL ANGELINA THEODORE, BANGUN!" teriak Dara sambil memukul pintu berulang kali.

Caramel berdecak, "MAMI CANTIK, BENTAR LAGI YA, NGANTUK."

"GAK ADA SEBENTAR-SEBENTAR ARA, LIAT JAM, NANTI KAMU TELAT." ucap Dara menggedor-gedor pintu Caramel kuat.

Gadis cantik itu menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangan.

Akhirnya Caramel memutuskan untuk bangun dari kasur, karena Maminya itu semakin kencang memukul pintu miliknya.

"IYA MAMI, UDAH BANGUN KOK, JANGAN PUKUL PINTUKU LAGI, NANTI BOLONG!" teriak Caramel, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

♡♡♡♡♡

Caramel berjalan santai memasuki area AHS. Karena terlalu berisik, dia mengambil earphonenya yang ada di dalam tas.

Bruk

Tubuh Caramel dan seorang pria saling menabrak, membuat earphone yang ada di tangan gadis itu terjatuh.

Pria itu mengambil earphone milik Caramel yang terjatuh, kemudian memberikannya pada gadis itu.

"Thank you, and sorry." ucap Caramel sambil tersenyum tipis.

"Gua yang salah, btw kenalin gua Sergio Prahagin." kata Sergio, sambil mengulurkan tangannya.

Caramel bingung, seharusnya tidak perlu kenalan kan? Tapi gadis itu tetap menyambut uluran tangan Sergio.

"Caramel Angelina Theodore."

"Gua ada di kelas 11 IPA 7, kalo mau minta ganti earphone lu yang jatuh karena gua." ucap Sergio dengan ibu jarinya yang mengelus punggung tangan Caramel, kemudian melangkah pergi meninggalkan gadis itu.

Caramel bingung, tapi dia membiarkannya. Dia berniat ingin memakai earphone, tapi tiba-tiba saja, earphone miliknya di ambil oleh seorang lelaki tampan.

"Vincent!" ucap Caramel kesal.

Bukannya menjawab, Vincent malah mengelap tangan Caramel menggunakan tisu basah.

"Ngapain?!" tanya Caramel sambil menarik tangannya, tetapi gagal, karena Vincent menahannya.

"Gua gak terima punya gua di pegang orang lain, Angel." ucap Vincent sambil terus mengelap tangan Caramel menggunakan tisu basah.

Ekspresi wajah Vincent datar, membuat Caramel bingung. Dia memilih untuk mengalah.

Inti Atlevas di belakang hanya melihat saja, dengan Ganael yang memegang sebuah plastik kotak panjang menyamping berisi tisu basah.

"Anjir, kata-katanya buaya bat sial." ucap Erlangga tidak suka sambil berbisik pada Ocean.

Setelah puas mengelap tangan Caramel, Vincent melepasnya.

"Mana earphone gue?" tanya Caramel dengan satu tangan yang sudah terulur untuk mengambil earphone miliknya.

Vincent melempar earphone milik Caramel pada Danzel. "Bakar." perintah Vincent, kemudian meletakkan tangannya di atas tangan kecil Caramel, lalu menggenggamnya.

Caramel melotot, kala mendengar perkataan Vincent. Dia menoleh menatap Vincent tajam.

"Lo?! Balikin gak!" pinta Caramel, tapi Vincent mengabaikannya, ia malah berjalan dengan tangan gadis itu berada di genggaman nya.

"Ih Vincent!" kesal Caramel menatap tajam lelaki itu.

Vincent hanya diam saja sambil terus berjalan menggandeng tangan kecil milik Caramel.

Caramel menoleh kebelakang, tempat inti Atlevas berada.

"Danzel, balikin dong." pinta Caramel memelas, membuat inti Atlevas menahan senyuman mereka masing-masing.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya malas. Jangan di tanya bagaimana keadaan inti Atlevas sekarang. Yang pasti, mereka sama-sama mempunyai keinginan untuk menculik Caramel.

"Dan kasih Dan, kasian tuh." ucap Erlangga, membuat senyum Caramel mengembang.

Gadis itu dengan cepat menatap Danzel dengan tatapan memohonnya.

"Gak bisa nih gua di giniin, gua culik mau El?" tanya Jarel cepat.

"Gua?" sahut Ganael bingung.

"Najis kalo mau culik lu mah." ucap Jarel sinis, kemudian kembali menatap Caramel yang sedang bingung.

"Gua kasih, tapi lu pacaran sama gua dulu ya." kata Danzel dengan senyuman di bibir lelaki itu.

Caramel membuang napasnya pelan, "Gak mau ah." tolak gadis itu santai, kemudian menatap Vincent yang ada di sampingnya.

Hanya hitungan detik, inti Atlevas sudah tertawa keras, membuat seisi AHS memperhatikan mereka.

"GUA KAGAK BISA BERKATA APA-APA LAGI COK!" ucap Ocean dengan tawanya.

Sedangkan yang lainnya, sudah terjatuh di lantai lemas akibat tertawa.

Lagi-lagi Caramel menoleh ke belakang, dia mengerutkan dahinya heran.

"Mereka ngapain? Nyari hewan ya?" batin gadis itu bertanya, entah pada siapa.

"Liat ke depan, Angel." tintah Vincent, membuat Caramel menoleh malas.

"Ambil earphone gue sama Danzel." ucap Caramel, tapi Vincent mengabaikannya.

"Vincent! Lo bisu ya?!" kesal gadis itu menatap tidak suka pada Vincent.

Langkah Vincent berhenti, membuat Caramel ikut menghentikan langkahnya.

"Apa?" tanya Caramel santai.

"Yang sopan kalo sama calon suami." kata Vincent, membuat kedua mata Caramel membulat.

Gadis itu menoleh ke samping untuk melihat ada siswa-siswi yang melihat atau tidak.

Ternyata.. sangat banyak, tapi untung saja tidak ada yang menyadari perkataan lelaki itu.

Caramel menatap Vincent tajam, "Calon suami calon suami, kalo ada yang tau gimana?!" ucap Caramel gemas, namun dengan suara yang pelan.

"Ya biarin."

"Tuan Xan terhormat, gue gak mau ya sampe orang lain tau!" geram Caramel, rasanya gadis itu ingin memukul mulut lelaki di depannya ini.

Vincent menahan senyumannya melihat ekspresi wajah Caramel yang sedang kesal itu, kemudian kembali berjalan.

"Eh tunggu dulu dong! Ambilin earphone gue sama Danzel dulu, Vincent." ucap Caramel sambil mengikuti langkah lebar milik Vincent.

"Gak, gua beliin yang baru." tolak Vincent, membuat Caramel menoleh tidak percaya.

"Gak mau, itu hadiah dari Mommy, ambilin pokoknya!" perintah Caramel sambil memajukan bibir bawahnya.

"Nanti di beliin Mommy lagi."

"Gak mau gak mau, ambilin!"

"Nurut atau mau gua cium lu disini?" tanya Vincent menatap Caramel.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya ke depan sambil menatap kesal pada Vincent, lalu masuk ke dalam kelas meninggalkan lelaki itu.

Caramel is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang