24. CIPOK?

8.5K 363 18
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW,
VOTE, KOMEN GUYS BIAR
AKU SEMANGAT UPDATE NYA.
HAPPY READING!

Setelah mengantarkan Caramel dan Ayara, inti Atlevas berniat untuk balik ke markas, tetapi kedua mata Ocean tak sengaja melihat seseorang di kegelapan.

Lelaki itu memberhentikan motornya, membuat yang lainnya ikut memberhentikan motornya masing-masing.

Erlangga membuka helmnya, kemudian menoleh menatap Ocean. "Apaan?" tanya lelaki itu, tetapi yang di tanya justru membuka handphone nya.

Ocean mengetikan sesuatu di whatsapp nya, lalu memulai panggilan dengan seseorang.

Inti Atlevas saling menatap satu sama lain, dengan satu alis mereka terangkat, tanda bahwa mereka sedang mempertanyakan, apa yang sedang di lakukan oleh Ocean.

Jarel membuka helmnya, kemudian menatap sekitar mansion Theodore, tetapi matanya tidak melihat sesuatu yang mencurigakan.

"Beberapa anggota jaga mansion Theodore." perintah Ocean, pada seseorang di balik panggilan.

Inti Atlevas mengerutkan dahinya bingung, lalu melepas helmnya masing-masing.

"Dan, jangan sampai ketahuan sama Mr. Theodore." lanjut lelaki itu, kemudian memutuskan panggilan sepihak.

Ocean memasukkan handphone nya ke dalam saku celana, dan mulai memakai helmnya.

"Jelasin dulu cok!" sahut Ganael kesal.

Ocean menoleh pada Ganael, lalu menatap satu persatu dari inti Atlevas. "Penglihatan lu pada harus di latih lagi, kalo kagak mau Vincent marah." kata lelaki itu, kemudian menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

Inti Atlevas mengerti apa yang di maksud oleh Ocean, dan mereka juga mengerti mengapa Ocean menelfon salah satu anggota untuk menjaga mansion Theodore, tetapi sayangnya, mereka tidak melihat wujud seseorang itu.

Mereka mulai menjalankan motornya masing-masing, dengan kecepatan tinggi, mengikuti motor Ocean yang sudah menghilang dari pandangan mereka.

"Waduh, latihan dah malam ini." ucap Danzel. Ia memilih untuk melatih penglihatannya agar tajam, seperti Ocean. Tentunya agar Vincent tidak marah.

Perlu di ketahui. Anggota Atlevas setiap minggu harus berlatih di markas, untuk mengetes kemampuan masing-masing. Tidak hanya mengetes kemampuan saja, tetapi mengetes penglihatan agar tajam, penggunaan benda tajam yang di gunakan hanya untuk waktu tertentu, dan reflek untuk menghindari pukulan atau benda tajam yang di lemparkan oleh lawan.

Maka dari itu anggota Atlevas tidak bisa di kalahkan oleh anggota lainnya, karena mereka mempunyai latihan khusus untuk mengelabui lawan.

Mereka yang sudah di kalahkan oleh anggota Atlevas tau rasanya seperti apa. Mereka sangat mengkhawatirkan orang-orang yang berusaha untuk menjatuhkan Atlevas. Benar-benar bodoh.

Jangan tanya bagaimana mereka membasmi para perusuh yang membuat mereka terganggu, karena itu sangat amat kejam. Mereka bahkan tak segan-segan untuk menghabisi lawan di tempat itu juga.

Sesampainya di markas, inti Atlevas berjalan mendekati suatu pintu, kemudian turun menggunakan sebuah lift, untuk sampai ke ruangannya.

Caramel is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang