26. VINCENT KEMBALI.

7.8K 457 155
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW,
VOTE, KOMEN GUYS BIAR
AKU SEMANGAT UPDATE NYA.
HAPPY READING!

Ocean menajamkan tatapannya. Ia bangkit dari duduknya, kemudian menoleh ke belakang.

Lelaki itu berjalan cepat, mengecek kamar mandi, membuat inti Atlevas ikut bangkit dari duduk masing-masing.

Ekspresi wajah yang tadinya cerah berubah manjadi datar. Terlihat mereka sedang melihat orang-orang yang sedang berlalu lelang di dekat kamar mandi.

Ocean berlari, mendorong orang-orang yang menghalangi jalannya, di ikuti inti Atlevas yang mengikuti lelaki itu dari belakang.

Syut.. Syut.. Syut.. Syut.. Syut..

Lima buah belati melayang, membuat orang-orang yang ada di sekitar mereka menunduk ketakutan.

Hebatnya, ke lima belati itu tepat mengenai sasaran. Sasaran mereka tidak hanya satu, melainkan lima dan mereka tidak berjalan dengan sejajar, tetapi berpencar.

"Da, Ayara di dalem." ucap Ocean, sambil berlari ke arah pria yang sedang menggendong Caramel.

Danzel mengumpat. Lelaki itu dengan gerakan cepat berlari memasuki kamar mandi.

Ia memukul-mukul pelan, pipi Ayara, agar gadis itu terbangun, namun sepertinya, dia tidak akan terbangun sekarang, karena saputangan yang di beri obat bius oleh pria-pria itu.

Danzel membuka jaketnya, lalu menaruhnya di atas tubuh Ayara, kemudian menggendong gadis itu dan mulai berjalan keluar dari kamar mandi.

Inti Atlevas yang lainnya mengambil suatu alat yang akan di pakai di telinga masing-masing, kecuali Ocean, karena lelaki itu sedang fokus mengejar seorang pria.

"Keluar sekarang, gua kagak mungkin ngejelesin siapa orangnya, kalo lu pada kagak tau, tolol." ucap Erlangga, membuat anggota Atlevas yang mendengar langsung keluar dari persembunyian.

Lelaki itu mulai berlari, mengejar pria yang sedang menjauh dari dirinya, dengan darah yang terus berjatuhan ke lantai mall.

Ocean melayangkan belati cadangannya, yang ada di saku celananya.

Brak!

Pria yang menggendong Caramel terjatuh, dengan gadis itu yang ikut terjatuh, namun tubuhnya berguling ke depan.

Ocean menajamkan tatapannya. Ia berlari lebih cepat kali ini, karena jaraknya dengan pria itu sangat jauh.

Pria itu tidak bodoh, ia berlari, meninggalkan Caramel yang terbaring di lantai, dengan kakinya yang terus mengeluarkan darah.

Anggota Atlevas mengarahkan belati masing-masing, untuk menangkap pria itu, namun terlambat, karena pria itu sudah memasuki mobilnya.

Mobil itu berjalan, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Jangan lupakan anggota Atlevas yang mengikuti mobil itu dengan motor mereka masing-masing.

Pria yang ada di dalam mobil mencengkam keras kerah baju milik seorang lelaki yang sedang mengendarai mobil.

"Maaf bang, orang yang gua sewa udah banyak banget, mereka juga lagi ngobrol sama anak-anak kecil itu, gua kagak tau kalo mereka masih bisa ngeliat lo bang."

Pria itu menghempaskan cengkaman nya dengan gerakan kasar, lalu menyenderkan punggungnya di bangku mobil.

"Yang lain?" tanya pria itu, sambil mengobati lukanya, dengan kotak p3k yang ada di dalam mobil.

"Masih di sana bang, gua udah suruh yang lain buat kesini."

"AARRGGHH." teriak pria itu, karena lukanya sangat amat dalam.

Caramel is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang