08. SAYANG?

12.1K 376 4
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW,
VOTE, KOMEN GUYS BIAR
AKU SEMANGAT UPDATE NYA.
HAPPY READING!

Vincent mengangkat panggilan dari Erlangga, "Apaan?"

"Jancok, lu dimana hah?" tanya Erlangga ngegas.

"Mansion Theodore."

"APA??!!" teriak anggota inti Atlevas, membuat Vincent menjauhkan handphonenya dari telinganya.

"KOK LU DISANA JING?!" tanya Ganael tidak terima.

"KLARIFIKASI BURUAN SETAN, NGAPAIN LU DI TEMPAT CEWEK GUA HAH?!" tanya Jarel berteriak.

"WOI!" panggil Danzel.

"Berisik." ucap Vincent, lalu turun ke bawah menggunakan lift.

"JAWAB DULU ANJ-" pertanyaan Erlangga terjeda, saat Vincent memutuskan panggilan sepihak.

Lelaki tampan itu malas mendengar teriakan teman-temannya.

Ia keluar dari mansion, kemudian memasuki mobilnya dan menjalankan mobilnya ke markas Atlevas.

Vincent sudah sampai di markas Atlevas utama, yang besarnya hampir sama dengan mansion Kaledrick.

Belum keluar dari mobil, inti Atlevas sudah memukul-mukul kaca mobilnya dengan keras.

Atlevas inti
06 anggota.

Diem atau gua ancurin tu muka satu'.

Mereka langsung diam tidak bergerak. Vincent dengan santai keluar dari mobil, lalu berjalan masuk ke dalam markas.

"Lah, lu pada ngapain bang?" celetuk Trion, anggota Atlevas, dari belakang.

"BANGSAT!" kaget Ganael, sambil memukul Trion.

"Bang ampun bang!" pinta Trion, membuat Ganael memberhentikan pukulannya.

"Lah gua pikir-pikir, kenapa kita harus nurut sama tu orang?" ujar Erlangga heran sendiri.

"Ya karena bang Xan ketua, gimana sih bang, masa lupa!" jawab Trion.

"Diem lu anak bawang." kesal Erlangga, kemudian berjalan masuk ke dalam markas, dengan perasaan kesal.

"Gua keluarin juga ntar lu!" ancam Jarel, menatap Trion tidak suka.

"Lah gua kenapa bang?" tanya Trion bingung. Ia kan mengucapkan yang sebenarnya.

"Sebelum tangan gua melayang ke muka lu, mending pergi Yon." peringat Jarel, membuat Trion berlari terbirit-birit memasuki markas.

Inti Atlevas memilih masuk ke dalam markas, dengan ekspresi kesal tercetak di wajah masing-masing.

Di dalam markas utama Atlevas sangat ramai, tetapi mereka tidak membuka suara, karena ada ketuanya yang sedang menidurkan tubuhnya di sofa yang panjang.

"Oalah bangsat, tadi berisik sekarang diem semua kayak patung." ucap Erlangga kesal, sambil menatap satu persatu anggota Atlevas.

Caramel is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang