Bab 5. Pelukan Untuk Melisa

55 28 30
                                    

Kita saling mencintai sejak awal berjumpa. Hidupku ajaib, indah, dan penuh warna karena kamu ada di dalamnya. Berjanjilah kita akan selalu bersama membuat keajaiban ini abadi selamanya.
Hiro Valentino

Tatapan lembut Kinara yang mengisyaratkan kalau dia merindukan kedua orang tuanya, hal itu bisa di rasakan oleh Liana dan Deva keduanya saling berpandangan sejenak dan membalas senyuman itu dengan lembut. Berdoa di dalam hati mereka masing-masing, kelak mereka bisa mencurahkan seluruh kasih dan sayang mereka pada Kinara.

"Apa kalian sudah berdoa ? Hari ini kita kedatangan tamu istimewa untuk Kinara, jadi menu hari ini lebih spesial dari biasanya." ucap ibu Yoana dengan suara bergetar, ia tahu Kinara bisa menebak siapa tamu yang datang bersamanya.

"Sudah bunda. Apa mereka mami dan papinya Kinara, bunda ?" tanya suara mungil dari gadis seusia Kinara.

"Iya nak, kita makan dulu setelah ini kalian bisa berkenalan dengan pak Deva dan ibu Liana. Silahkan nak Deva dan Liana di santap hidangannya. "

"Terima kasih bunda, kami sangat senang ada disini. Dan bagaimana kabar Kinara sayang ?" tanya Liana merangkul gadis mungil yang langsung menoleh padanya dengan wajah menengadah penuh senyuman.

"Kabar Nara baik mami, Nara senang mami dan papi sudah datang menjemput Nara. Walau... " Jeda gadis cantik itu menatap wajah teman-temannya yang tampak bersedih, karena akan berpisah dengan saudara mereka.

"Nara sedih meninggalkan mereka semua tapi Nara janji akan sering mengunjungi kalian disini. Benarkan papi ? " ucap Kinara menggenggam tangan Deva yang ada di sampingnya. Ia tak ingin saudara-saudaranya larut dalam kesedihan karena perpisahan mereka.

"Iya sayang, kita pasti akan mengunjungi tempat ini. Papi dan mami akan mengusahakannya." jawab Deva spontan, ia tidak menyangka jika Kinara menerima mereka dan langsung memanggil dirinya papi dan Liana dengan panggilan mami.

"Boleh mami memeluk Kinara ?" ucap Liana dengan suara bergetar, teringat pesan Lisa padanya untuk menitipkan peluk dan ciumnya untuk putrinya.

"Boleh mami, "

"Ini pelukan dan ciuman cinta dari mami untuk Kinara, mami bahagia bisa memelukmu lagi sayang. " bisik Liana dan merasakan ada hawa dingin di sekitar punggungnya. Setetes air mata bergulir di pipi putihnya, ia bisa merasakan kehadiran Lisa di sana.

Lisa tak bisa memeluk Kinara dengan fisiknya, maka ketika Liana memeluk putrinya ia bisa merasakan ada sosok lain memeluk Kinara melalui fisiknya. "Aku sudah menyampaikan pesanmu Lisa," batin Liana berucap dengan perasaan terharu namun juga bahagia karena janjinya sudah ia penuhi.

"Maaf nak Deva dan Liana, saya sudah berjanji dengan anak-anak lainnya jika malam ini kami akan mengadakan pesta perpisahan untuk Kinara. Kalian bisa kan menginap semalam disini, dan besok pagi dimana kalian bisa kembali ke Surabaya setelah selesai misa." tanya ibu Yoana.

"Bisa bu, karena itu kami datang di hari sabtu agar kami bisa berakhir pekan di sini. Justru kami yang takut akan merepotkan ibu. Dan kami juga membawa bingkisan untuk anak-anak disini, sebagai ucapan terima kasih kami pada kalian semuanya." ucap Dave membuat anak-anak itu kembali antusias.

Mereka menikmati makan siang dengan suasana gembira, walau ada yang diam-diam menangis. Tapi anak-anak itu ikut bahagia melihat senyuman yang tidak pernah lepas dari bibir Kinara, begitu juga Liana yang tak lepas menatap putri sahabatnya itu. Ada senyuman Lisa di wajah mungil yang terus tersenyum menatapnya dan Deva bergantian.

Dia cantik sepertimu Lisa, berbahagialah di surga sahabatku dan kakak terbaikku. Batin Liana mengucapkan terima kasih dan doa untuk Lisa, yang mempercayakan putrinya padanya dan Deva. Berdoa semoga ia dan Deva bisa membahagiakan Kinara dengan tulus dan juga penuh kasih.

21 Jam Yang Mencekam [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang