Bab 9. Kunjungan Papi dan Mami Dave

33 16 6
                                    

Keluarga adalah harta paling berharga, karena keluarga adalah sumber kekuatan di saat kita butuh tempat untuk bersandar.
Hiro Valentino

Seminggu kemudian....

Setelah kedatangan Kinara untuk tinggal bersama kedua orang tuanya, kini gadis kecil itu tersenyum ceria menyambut kedatangan oma dan opa dari pihak papi Deva. Walau ia juga sudah di perkenalkan dengan kakek dan nenek dari pihak mami Liana, dan kedua orang tua Liana juga sangat ingin melihat anak manis yang di titipkan sahabatnya itu pada putrinya.

Ternyata rasa ingin segera bertemu dengan Kinara justru terlihat dari sikap mami Yura, ia sangat bersemangat mengunjungi rumah putranya itu. Walau hampir tiap hari ia melakukan panggilan video dengan cucunya itu, namun ia ingin menemui Kinara secara langsung.

Mami Yura langsung menyukai Kinara ketika melihat gadis yang pintar dan menggemaskan itu, pipi gadis cantik itu selalu jadi sasaran ciuman sayangnya.

"Nara bahagia sayang?" bisik mami Yura memangku cucu angkatnya itu.

"Iya oma, Nara sekarang sudah berkumpul dengan mami dan papi. Nara pikir dulu bunda Yoana adalah ibu dari kami semua, ternyata Nara punya papi, mami, tante Zia, opa, oma juga kakek dan nenek di kampung mami Liana." sahut Kinara dengan senyum ceria.

"Nara senang waktu bunda Yoana memberitahu Nara kalau papi dan mami akan menjemputku di asrama, walau sedih berpisah dengan saudara-saudaraku di sana." sambungnya mengungkapkan kebahagiaannya dengan penuh semangat.

"Ya... Maafkan kami ya sayang, kalau kamu harus di titipkan di sana untuk sementara waktu." sesal Liana bingung mau menjawab apa.

"Tidak mami, kata bunda Yoana mami dan papi sangat menyayangi Nara. Karena rasa sayang itu mami dan papi tidak mau Nara sendirian di rumah, jadi dengan menitipkan di rumah bunda Yoana di sana Nara memiliki banyak teman dan saudara. Yang menyayangi dan menjaga Nara."

Jawaban Kinara itu terdengar sebagai bentuk pemahaman yang di berikan bunda Yoana dari kondisi Lisa saat itu, ia berusaha agar Kinara tak menyalahkan ia dan Deva yang sangat mustahil membiarkan Kinara di titipkan di sana. Hati Liana menangis kenapa Lisa tak mencarinya sejak dulu, ia akan dengan senang hati menjaga Kinara jika sahabatnya itu menitipkan padanya.

Liana jadi takut jika ia dan Dave akan membuat Kinara kembali merasa sendiri. Ia tahu jika ada keinginan bunda Yoana mencoba menggambarkan sedikit tentang Lisa, yang harus berjuang demi mengumpulkan rupiah untuk masa depan Kinara.

Liana menerima cek sebesar dua ratus tiga puluh juta rupiah dari tabungan milik Lisa atas nama Kinara, dan sudah ia masukan ke deposito agar bisa Kinara ambil dan gunakan saat ia sudah dewasa nantinya. Sekarang semua keperluan Kinara baik pendidikan mau pun kebahagiaannya, adalah tanggung jawabnya bersama Dave sebagai orang tua Kinara yang Lisa percayakan pada mereka.

"Terima kasih sayang, mulai sekarang kita akan selalu hidup bersama. Kita akan sama-sama menikmati hari-hari ke depan hingga Nara tumbuh dewasa, mami dan papi janji tidak akan pernah meninggalkan Kinara lagi." ucap Deva dan gadis kecil itu turun dari pangkuan omanya, lalu masuk ke pelukan papinya membuat Liana menghapus air mata yang tidak bisa ia tahan menetes di sudut matanya.

"Aku bawakan tas papi dan mami ke kamar atas ya?" Liana menyembunyikan tangis bahagianya, melihat putri angkatnya sangat menyayangi Deva dan suaminya juga menjelma jadi papi terbaik untuk putrinya itu.

"Papi dan mami tidur di kamar bawah saja Lili, papimu sudah tidak kuat untuk turun naik tangga. Di rumah kami juga sekarang sudah di pasangkan lift kecil untuk ke kamar yang di desain oleh Deva sendiri, katanya kamar di bawah itu kurang aman. Akhirnya yah gitu deh mami dan papi nurut saja."

21 Jam Yang Mencekam [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang