Bab 7. Bahagia Menjadi Orang Tua

35 20 10
                                    

Hidup bukanlah cerita tentang kebahagiaan kita sendiri, namun tentang bagaimana berbagi kebahagiaan kita dengan orang-orang yang kita cintai dan orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Hiro Valentino

Kamar anak yang memang sudah lama di rancang oleh Deva di sebelah kamar mereka, sudah di rombak olehnya sehari sebelum berangkat menjemput Kinara. Sebagai seorang Desain interior dan ruang, Deva sangat cepat merancang kamar itu sesuai dengan kesukaan Kinara pada bintang. Sebab itu Deva mendesain langit-langit kamar Kinara dengan bintang-bintang, yang akan bersinar di langit malam ketika lampu kamar di padamkan.

Bahkan kamar rahasia milik Liana pun di hiasi bintang-bintang yang sama pada langit dan dindingnya. Sehingga kamar rahasia itu juga jadi kamar favorite bagi Kinara, Deva juga menyiapkan televisi untuk menonton kartun dan juga perlengkapan melukis. Ibu kepala panti memberitahukan kalau Kinara sangat suka melukis, biasa ia melukis pemandangan terutama pemandangan malam yang penuh bintang.

Saat kedatangan Kinara, Liana mengenalkannya pada seluk beluk rumah mereka, ia mau anaknya mengenal dimana ruang-ruang di rumah itu. Karena jika ia dan Deva bekerja mereka akan menyewa seorang pengasuh, yang akan di kirim dari salah satu yayasan terbaik di kotanya. Terutama Liana mengenalkan ruangan terfavoritnya, yaitu ruang rahasia dan ternyata Kinara sangat menyukai konsep ruang rahasia itu.

Kinara sangat menyukai kamar itu, karena tidak ada yang tahu ia disana kecuali kedua orang tuanya. Seakan ia tidak terlihat di sana padahal ia ada, seperti kotak besar yang aman untuk bersembunyi.

Liana juga memperlihatkan fungsi lain dari televisi yang ada pada ruangan itu, yang bisa di gunakan untuk mengawasi rumah mereka dan melihat aktivitas keluarganya di tempat lain di sana. Walau setiap kamar di ruangan itu tidak ada cctvnya, tapi seluruh ruang lainnya ada kamera pengawasnya.

"Lampu ini akan menyala kalau mami menekan tombol yang ada di dapur, ruang tamu, dan dari garasi. Jika lampu ini menyala, itu tandanya di luar sana mami atau papi merasakan ada bahaya di sekitar rumah. Dan kalau kebetulan Kinara ada di dalam kamar ini, itu tandanya kamu tidak boleh keluar dan tetaplah di dalam sini sampai mami dan papi datang memanggilmu atau sudah aman."

"Seperti kode rahasia kan mami?"

"Iya sayang, dan jika kamu ingin mengetahuinya apa yang terjadi? Kamu bisa menyalakan televisi ini. Nara bisa mengawasi apa yang terjadi dan kalau aman Nara bisa lari melalui tangga darurat dengan menekan tombol pada kotak di lantai ini. " Liana menyingkap karpet tebal berbulu halus itu.

Di sana ada sebuah kotak ketika lantainya di buka dari luar, dan terlihat tombol merah di sana. Kinara mengangguk tanda mengerti dengan penjelasan Liana. Dan Liana yakin Kinara jauh lebih cerdas dari anak-anal seumurannya. Kepekaannya sangat tinggi, sehingga ia bisa menilai sesuatu dengan pertimbangan yang baik.

"Segera keluar kalau ada api atau gempa bumi, karena tangganya berbentuk seluncuran menuju ke ruangan kecil di halaman belakang yang pintunya di kamuflase sama papimu dengan tumbuhan merambat. Tapi kalau ada pencuri yang masuk, sebaiknya Kinara tetap di sini dan menelepon polisi di nomor darurat ini." Liana menunjuk sebuah telepon rumah di sana.

Deva membuat ruangan itu karena profesi lainnya dari Liana adalah seorang penulis, maka menuurut Deva ruangan itu sangat cocok untuknya menyendiri dan berekspresi. Walau banyak inspirasinya di dapat dari hal-hal sederhana yang terjadi di sekitarnya, yang ia temui di luaran sana.

Keduanya tentu saja tidak pernah ingin mengalami hal yang buruk, ketika Liana menanyakan untuk apa semua sistem keamanan itu Deva selalu mengatakan hanya untuk berjaga-jaga agar keamanan anggota keluarganya terjamin. Lagi pula sistem itu juga adalah sistem yang akan di kembangkan di perusahaannya, sebagai keamanan terbaik yang dalam waktu dekat ini akan di luncurkan.

21 Jam Yang Mencekam [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang