Bab 22. Pemandangan Yang Mengerikan

13 8 1
                                    

Hindarilah situasi bahaya, jika ada kesempatan pergilah sejauh kamu bisa.
Hiro Valentino

Jumat, pukul 21.49

"Oma?" panggil Nara mendekati omanya dan membuka lakban yang juga menutupi mulut omanya, sama seperti keadaan mami dan opanya.

"Nara...? " panggil mami Yura kaget, karena ia mengira yang datang adalah pria itu melainkan Kinara.

"Oma... Opa... kalian baik-baik saja?" tanyanya dengan wajah khawatir, mengunci kembali pintunya lalu mendekati opanya yang tidak terbangun ketika ia masuk.
"Opa... Opa...?" panggilnya sambil mengecup pipi opanya yang sangat dingin.

"Kenapa Nara keluar, sayang? Dimana mami Liana?" tanya mami Yura takut akan keselamatan cucunya itu.

"Mami ada di kamarnya, di ikat di kursi sama om jahat itu oma. Tapi Nara sudah kasih mami roti dan juga susu. Mami baik-baik saja oma." Kinara menceritakan keadaan maminya.

"Lalu bagaimana kamu bisa keluar dari kamar mamimu, dimana penjahat itu sekarang? Apa dia sudah pergi dari rumah kita?" tanya mami Yura yang masih terikat di tempat tidur.

"Sebentar oma, Nara ke dapur dulu," ucap gadis cilik itu, membuka kembali pintu kamar oma dan opanya.

"Nara...?"

Mami Yura hendak menahan cucunya itu, tapi gadis kecil itu sudah menghilang di balik pintu. Ia melirik suaminya yang masih terkulai lemas di kursi. Dadanya berdebar kencang memikirkan keselamatan Nara dan juga mereka, jika tiba-tiba pria itu datang dan mendapatkan pintu kamar mereka terbuka dan juga melihat Kinara.

Kinara melihat kearah tangga untuk memastikan tidak ada orang di sana, lalu dengan cepat berlari menuju dapur. Dan segera mengambil pisau set dapur yang ada di dalam laci kabinet. Memegang kedua pisau itu dengan hati-hati agar tidak melukai dirinya sendiri, lalu kembali menuju ke kamar opa dan omanya dengan sesekali melirik ke arah tangga. Karena ia harus segera sembunyi jika pria itu tiba-tiba turun ke bawah.

"Apa yang kamu cari, sayang?" tanya mami Yura, ketika Kinara sudah masuk ke kamar dan kembali mengunci pintu kamar itu.

"Aku mengambil pisau untuk melepaskan ikatan oma dan opa." jawab gadis itu lalu dengan cepat memotong tali yang mengikat tangan mami Yura, yang cukup sulit untuk ia putuskan.

"Dimana om jahat itu sekarang, Nara?" ulang mami Yura karena tadi Kinara tidak menjawab pertanyaannya.

"Om jahat itu ada di kamar tamu di depan kamar tidurku oma, dia menyekap dua orang tamu yang datang di dalam sana?" jawab Kinara mencoba memutuskan tali ikatan pada tangan omanya.

"Tamu.. ? Apa ada orsng yang datang ke rumah ini, sayang?" tanya mami Yura semakin ketakutan jika mereka adalah keluarganya.
"Mami bilang kalau mereka itu teman kerja papi, dua orang wanita yang di sekap om itu di kamar tamu di lantai dua, oma!" Kinar menjelaskan seperti yang Liana beritahukan padanya.

Mata mami Yura membelalak kaget, teman kerja wanita dari Deva? Apa sekretaris Deva? Atau mungkinkah Dina dan Mita? Karena ia dengar dari suaminya kalau Deva sedang mengerjakan projek besar, dan di projek ini ia juga bekerja sama dengan Mita dan Dina?

Dan saat tali itu berhasil putus membuat ikatan pada tangan mami Yura terlepas, omanya meminta pisau dari Kinara dimana ia yang melanjutkan memotong tali yang melilit tubuhnya dan juga kakinya. Kinara mendekati opanya mencoba membangunkan pria tua itu, dengan mengosok pipi papi David yang sangat dingin karena suhu kamar yang dingin.

"Na... ra...?" panggil papi David dengan suara lemah.

"Apa dada opa sakit? Nara ambilnya nasi atau opa mau roti saja? Opa harus minum obat ... " tanya Kinara dengan suara bergetar, ia takut opanya tidak bisa menahan rasa sakitnya.

21 Jam Yang Mencekam [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang