Bab 10. Tamu Tak Di Undang

25 13 2
                                    

Waspadalah dengan orang-orang yang berbuat jahat, larilah sejauh yang kamu bisa agar hidupmu tidak binasa
Hiro Valentino

Jumat, pukul 15.00

Liana dan Dave menelepon mami Yura kalau hari ini mereka akan pulang cepat dan menjemput Liana di sekolahnya, karena ada beberapa keperluan yang ingin mereka selesaikan sebelum pulang. Tinggal papi David dan mami Yura yang menjaga Kinara.

Siang itu papi David membuka televisi yang ada di dapur, dan langsung membuka channel kriminal acara favoritenya. Setiap kali ia menonton acara itu sering membuat istrinya memprotesnya, karena bagi mami Yura acara seperti itu membuatnya merinding ketakutan.

"Di perkirakan saat kebakaran lapas yang terjadi sekitar pukul satu dini hari waktu setempat! Setelah melakukan pemeriksaan TKP diketahui ada beberapa orang narapida dari rumah tahanan negara yang melarikan diri."

"Di duga kebakaran berawal dari bagian dapur lapas tersebut, dan kebakarannya ternyata merambah sampai ke tiga sel tahanan. Laporan dari kepala rumah tahanan jumlah narapida yang melarikan diri ini sejumlah sembilan belas orang."

"Polisi akan merilis foto-foto dari para narapida sore ini, dan menghimbau masyarat untuk melaporkan jika melihat ke sembilan orang ini. Para aparat gabungan telah melakukan pengejaran pagi ini, dengan menutup jalan yang memberikan akses bagi para pesakitan ini melarikan diri ke kota lainnya..." seorang pembaca berita memberikan kabar yang baru saja terjadi lewat headline berita siang itu.

"Pasti ini ada kesengajaan ! Jaman sekarang banyak penjahat yang tidak mau di penjara, padahal mereka memang harus mempertanggung jawabkan kejahatan yang telah mereka perbuat!" protes papi David menanggapi berita terbaru.

"Memilih melarikan diri dan kembali ke tengah masyarakat padahal mereka seharusnya masih menjalankan masa tahanannya sesuai perbuatannya." tambahnya menatap layar televisi, dimana mami Yura hanya menggelengkan kepalanya sambil melanjutkan memasak ayam asam manis kesukaan Deva.

"Penjahat-penjahat itu pasti sudah melarikan diri sejauh mungkin, kenapa saat kejadian justru petugas tidak mengamankan akses jalan keluar dari lapas?" sahut mami Yura akhirnya.

"Sepertinya mereka fokus pada kebakarannya, tanpa tahu ternyata ada narapida yang sengaja menjebol tembok yang sudah terbakar itu dan melarikan diri!"

"Semoga para polisi-polisi kita dengan cepat menangkap mereka papi. Takutnya mereka masih ada di kota ini dan... Ihh, ngeri ahh papi mami jadi takut. " entah mengapa bulu kuduk mami Yura jadi meremang.

"Sepertinya terlalu lambat mereka bergerak, buktinya mereka baru merilis ada narapida narapidana yang melarikan diri di pagi harinya. Padahal kejadian kebakarannya dini hari tadi! Kabar seperti ini sangat meresahkan masyarakat, mami!"

"Ahh.... Sudahlah papi, mami mau membantu Kinara mandi dulu," ucap mami Yura mematikan kompor dan melangkah ke lantai dua melihat cucunya itu.

"Halo sayang... Kamu sudah bangun?" sapa mami Yura ketika masuk ke kamar cucunya.

"Hai oma, Nara sudah bangun dari tadi. Nara pengen main di kamar rahasia mami dan melukis di sana, sampai mami dan papi pulang, oma ?" Kinara tersenyum melihat kehadiran omanya itu.

"Baiklah... tapi Nara harus mandi dulu dan makan malam. Oma sudah masak ayam goreng asam manis kesukaan papimu."

"Wow... Nara juga suka ayam asam manis oma,"

"Kalau begitu Nara mandi dulu setelah itu turun ke bawah, nanti oma siapkan makanan untuk cucu kesayangan oma." seru mami Yura, Nara segera masuk ke kamar mandi yang di susul mami Yura.

21 Jam Yang Mencekam [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang