Bab 23. Kemarahan Dina

14 9 3
                                    

WARNING !!!! ADA ADEGAN DEWASA DAN KEKERASAN !!! Di mohon kebijakan pembaca 🙏🏼


Persahabatan adalah bentuk pertalian yang sangat kuat, melebihi pertalian darah dan juga persaudara. Namun sahabat bisa jadi musuh besar terburuk di dalam hidup, jika ada penghianatan di dalamnya.
Hiro Valentino

Jumat, pukul 22.16

Dina meronta ketika pria itu kembali menungganginya, sudah lebih dari setengah jam pria itu mengaulinya dengan kasar karena Dina yang terus meronta. Kakinya yang sudah tidak terikat itu mencoba menendang, gerakannya itu tak berarti apa-apa karena tenaga pria itu jauh lebih kuat darinya justru kakinya semakin di buka lebar secara paksa. Mita yang ada di ruangan itu menutup matanya, tak sanggup melihat sahabat baiknya di perkosa di depan matanya.

Dadanya terasa sakit dan perutnya juga sangat mulas, mendengarkan geraman pria itu saat menikmati tubuh Dina di atas ranjang. Mita tak menyangka jika Andre menyewa seorang pria yang gila seks dan bringas, ia juga takut setelah Dina maka ia juga akan jadi sasaran kebejatan pria itu. Seperti pengakuan penjahat itu kalau dia sudah menikmati tubuh Liana seperti yang di minta Mita pada Andre, tapi sepertinya pria itu belum puas dan sekarang melampiaskan hasrat bejatnya pada Dina.

Pria itu membuka lakban penutup mulut Dina sehingga Mita semakin tersiksa, ketika mendengar ucapan kemarahan Dina yang kini terdengar dengan jelas di telinganya. Air matanya bercucuran dan bahunya naik turun karena sudah terisak di kursi tempat ia di ikat.

Pria itu menghentikan aksinya pada Dina, lalu melangkah dengan tubuh telanjang menuju kearah Mita yang terikat di kursi. Wanita muda itu menutup matanya rapat, tak mau melihat tubuh pria yang tidak di tutupi sehelai benang pun itu sudah berdiri di hadapannya. Memegangi dagunya lalu menarik kasar lakban yang menutupi mulut Mita sejak tadi.

"Apa kamu mau bermain bertiga, cantik?" tanya pria itu menyeringai di depan wajah Mita.

"Kamu mau memperkosaku juga, kamu lupa kalau kamu di bayar untuk... "

Ucapan Mita terhenti ketika tiba-tiba sebuah pisau di tancapkan ke lemari di belakangnya, yang hanya beberapa centi dari wajah cantiknya. Membuat Mita terdiam dan bergidik ketakutan, air matanya semakin deras mengalir. Kenapa semuanya tidak berjalan sesuai dengan keinginannya, dan dimana Andre? Kenapa pria itu tidak terlihat di sekitar rumah ini, bukankah ia sudah berjanji akan ikut mengawasi keadaan rumah ini?

Pria itu kembali menuju ke ranjang di mana Dina bergerak menendang sebisanya, agar pria itu tidak kembali memperkosanya. Tapi semuanya sia-sia pria itu kembali memasukinya dengan kasar dan lebih bringas. Tangannya yang besar dan kasar itu meremas setiap inci tubuh Dina, sehingga gadis itu menjerit kesakitan.

"Buka matamu, Mita! Lihat aku, tubuh indah temanmu ini sangat nikmat! Aku suka wanita yang terus meronta membuat hasratku semakin menggila! Setelah aku puas dengannya, bersiapalah untuk giliranmu melayaniku dengan baik." terdengar kata-kata menjijikan yang keluar dari mulut kotor pria itu, di sela-sela geramannya yang menikmati tubuh Dina.

Mita membuka matanya perlahan dan bisa ia lihat, Dina yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh kemarahan. Hatinya kembali merasa teriris, mendengarkan Dina yang meminta pria itu untuk berhenti. Mita menggelengkan kepalanya tak sanggup melihat wajah Dina yang penuh dengan air mata, sedangkan pria itu terus melakukan aksinya pada tubuh Dina.

"Hentikan! Lepaskan aku... Aku membencimu Mita! Kamu ternyata perempuan psikopat yang punya otak kriminal seperti penjahat ini! Aku tidak akan pernah memaafkanmu dan kita tidak akan berteman lagi untuk selamanya! Aku menyesal terus mendukungmu, dengan cinta gilamu yang nggak ada obatnya itu!" suara Dina bergema di kepala Mita, isakannya keluar begitu saja karena tak sanggup mendengarkan umpatan kebencian sahabatnya itu.

21 Jam Yang Mencekam [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang