Wait For Me

7 5 0
                                    

Heisen membuka matanya di pagi hari. Pria tampan berambut cepak itu pun meminum air putih sebelum memulai segala kegiatannya. Ia telah memutuskan untuk mengambil cuti kerja selama tiga hari. Ia butuh waktu berlibur agar bisa menenangkan pikirannya. Ia juga memutuskan untuk segera resign sebagai ojol setelah mendapatkan pekerjaan baru yang sesuai dengan bidangnya.

Hari ini, ia ada janji untuk bertemu dengan Shalu di kafe langganan mereka, di mana mereka dulu juga pertama kali berkencan di sini.

Pria itu telah tiba di tempat terlebih dahulu dengan penampilannya yang keren menggunakan hoodie berwarna hitam dan wangi yang semerbak membuat siapapun yang di sana pasti terpesona. Ia menunggu kekasihnya yang sedang dalam perjalanan. Ia memesan terlebih dahulu karena dia sangat tahu makanan dan minuman kesukaan Shalu yang sangat menyukai ayam geprek Mozzarella dan juga kopi Espresso. Sementara untuk dirinya sendiri adalah nasi goreng spesial beserta kopi pahit biasa.

Sembari menunggu, ia membaca buku yang telah ia baca sejak semalam. Buku itu bertajuk Gandroeng Van Banjoewangi. Buku yang menceritakan tentang sejarah tarian Gandrung. Di mana penari tradisional Gandrung Banyuwangi yang awalnya merupakan laki-laki berpakaian perempuan, kini telah berganti ditarikan oleh perempuan. Buku ini adalah pemberian dari Shalu sebagai hadiah ulang tahunnya beberapa bulan lalu. Ia baru sempat membacanya sekarang. Rupanya, ia sangat terkesan dengan buku itu.

Shalu memberinya hadiah buku, sebab, ia sangat tahu bahwa kekasihnya sangat mencintai buku. Buku apapun dia baca mulai dari novel, sejarah, motivasi, dan masih banyak lagi.

Beberapa saat kemudian, gadis cantik berambut panjang dan bergelombang dengan indah itu pun tiba dengan baju oversize lengan panjang berwarna mocca dan celana jeans.

"Kamu pasti udah nunggu lama ya?" gadis itu tampak merasa bersalah karena telah membuat kekasihnya menunggu. Pria itu pun tersenyum.

"Engga kok," jawab Heisen. "Aku juga baru nyampe,"

"Aku juga udah pesenin semuanya,"

Shalu begitu bersemangat untuk bertemu dengan Heisen. Pasalnya, mereka sudah jarang sekali bertemu karena keduanya disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Heisen dengan profesi ojol, Shalu dengan profesi sebagai customer service.

Sangat berbeda dengan pada saat keduanya masih kuliah. Berada di universitas yang sama, satu jurusan, lulus dan wisuda bersama. Mereka bertemu setiap hari pada masa itu hingga menumbuhkan rasa cinta di hati masing-masing dan menjadi sepasang kekasih selama dua tahun hingga hari ini.

Shalu melihat buku pemberiannya terletak di atas meja. Ia sangat senang karena Heisen menghargai pemberiannya.

"Gimana bukunya? Kamu suka?" tanya Shalu.

"Banget!" sahut Heisen dengan antusias. "Maaf ya, aku baru sempat baca,"

Gadis itu menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Ngga apa-apa," sahutnya.

Tak lama kemudian, pesanan pun tiba. Mereka menyantap makanan masing-masing dengan lahap. Terkadang saling menyuapi dengan manisnya.

Selesai sarapan, Shalu membuka topik pembicaraan.

"Mama nanya ke aku," gumam perempuan itu. "Kapan kamu bakal nikahin aku?"

Heisen diam menatap kekasihnya, menunggu gadis itu selesai berbicara.

"Aku bilang, kamu bakal nikahin aku kalau kamu udah siap,"

Pemuda itu masih terdiam. Ia sangat tahu bahwa suatu saat pertanyaan itu akan terlontar. Shalu menyadari bahwa pacarnya itu sedang melamun.

"Hey," Shalu menggenggam tangan Heisen hingga membuat pemuda itu tersadar.

7 IdentitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang