Broken (Long Climax)

1 0 0
                                    

Di tengah malam, Shalu kesulitan untuk tidur. Hatinya secara tiba-tiba merasa gelisah, seolah-olah akan terjadi sesuatu. Perasaan yang tidak nyaman membuat perutnya terasa sakit. Kontraksi? Mungkin saja. Ia tidak mengerti. Yang ia mengerti, rasanya sakit luar biasa.

Shalu duduk dan hendak memanggil Nayan yang tidur di kamarnya. Akan tetapi, ponselnya berdering. Shalu pun mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam, Shalu, apa Heisen ada di rumahmu sekarang?"

Rupanya yang meneleponnya adalah Aditi. Dari suaranya, dokter itu terdengar panik.

"Engga, Dok, emang kenapa?" tanya Aditi sembari menahan sakit.

Aditi terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Engga, ngga apa-apa."

Shalu sedikit kesal mendengarnya. Ia tahu kalau Aditi berbohong.

"Dok, jangan bohong, tolong, jujur sama saya,"

Telepon itu tiba-tiba terputus. Di tengah-tengah rasa sakitnya, Shalu mencoba menelepon kembali Aditi. Namun sama sekali tidak diangkat. Hatinya benar-benar tidak tenang, ada apa dengan suaminya?

Shalu memasuki kamar Nayan dengan susah payah dan membangunkan gadis itu. Air ketuban telah menetes. Nayan pun bangun dengan panik. Ia terburu-buru membawa kakak iparnya yang akan melahirkan ke rumah sakit terdekat.

Begitu sampai di rumah sakit, Shalu tidak bisa menahan rasa sakit yang ia rasakan. Akan tetapi di tengah rasa sakitnya, ia masih sempat berpesan kepada Nayan.

"Tolong tanyakan ke Dokter Aditi, apa yang terjadi sama kakak kamu?" pesan Shalu. Nayan pun mengangguk meskipun dirinya juga bingung dengan maksud Shalu.

"Kak Shalu konsentrasi aja sama sekarang," jawab Nayan. "InsyaAllah, Kak Heisen ngga kenapa-kenapa,"

Shalu sedikit lebih tenang setelah mendengarnya. Dokter dan suster mulai menanganinya.

Nayan tidak memiliki keberanian untuk menemani Shalu yang tengah berjuang mati-matian di dalam ruangan bersalin itu.

Nayan pun menghubungi Aditi melalui ponselnya. Kali ini, dokter itu mengangkat telepon. Nayan bercerita kalau Shalu tengah melahirkan saat ini. Ia juga bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi pada Heisen melalui dokter itu.

"Bagaimana aku mengatakannya di tengah situasi yang seperti ini?"

Nayan semakin tidak mengerti.

"Coba kamu lihat berita, sekarang,"

Nayan pun menuruti Aditi dan membaca berita melalui ponselnya. Berita pertama yang menjadi Headline News bertajuk Heisenberg Tewas Gantung Diri Di Rumah Sakit Jiwa.

Nayan begitu tertegun dan membaca keseluruhan isi beritanya dengan pelan-pelan. Ia tidak mempercayai berita itu begitu saja.

"Ini ngga mungkin, Dok, Kak Heisen ngga mungkin nyerah gitu aja. Apalagi gantung diri,"

Aditi hanya bisa diam. Ia tidak bisa berkata apapun. Sementara Nayan, ia berusaha keras menahan air matanya, namun mustahil.

"Dia udah janji sama kami buat bertahan apapun yang terjadi," lanjut gadis itu dengan terisak.

"Kalau udah gini, saya harus bilang apa sama Kak Shalu?" tanyanya. "Dia lagi berjuang, ngelahirin anaknya sekarang,"

Aditi masih terdiam. Sementara Nayan masih terisak sembari meluapkan semua perasaannya melalui telepon. Dokter itu menunggu hingga Nayan berhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 IdentitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang