Tak Terduga

5 2 0
                                    

Tak terasa, sudah dua bulan pernikahan Heisen dan Shalu berjalan. Dua sejoli itu menjalani kehidupan pernikahan yang cukup berat. Pasalnya, Heisen harus menjalani berbagai terapi karena kepribadian ganda yang dimiliki Heisen. Akan tetapi, mereka menjalaninya dengan senang hati. Atau mungkin lebih tepatnya mencoba menjalani dengan senang hati.

Sejauh ini, semua orang masih menyembunyikan penyakit itu dari Heisen meskipun berkali-kali pria itu menanyakan akan hal itu. Mereka semua selalu memberi alasan yang sama, tidak tahu. Bahkan jika Aditi yang dia tanya tentang penyakitnya, wanita akan bilang bahwa itu masih rahasia. Setelah itu, Heisen pasti menghentikan pertanyaannya.

Pria itu juga masih pergi ke kantor redaksi Sahabat Pena setiap hari meski terkadang ia pulang lebih awal untuk terapi.

Pemuda itu juga sering mencari gunting, pisau, dan benda-benda lainnya yang sudah disimpan oleh Shalu untuk berjaga-jaga jika Heisen melakukan aksinya lagi. Biasanya, Shalu akan memberikannya sembari terus mengawasi pemuda itu dan kembali menyimpannya jika sudah selesai.

Shalu juga memutuskan untuk berhenti bekerja setelah mengetahui kondisi Heisen. Ia kini menjalani bisnisnya sendiri, yaitu bisnis kue kering karena suaminya sangat menyukai kue. Sudah sekitar sebulan ia menjalani bisnis itu dan mengalami perkembangan yang cukup baik. Terkadang, Heisen juga membantunya jika ia menerima banyak pesanan.

Shalu memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai CS agar bisa memperhatikan Heisen yang terkadang masih berubah kepribadiannya. Ia ingin sepenuhnya berada di sisi suaminya. Namun, ia juga tidak bisa melarang jika suaminya ingin pergi ke kantor meskipun pekerjaannya sebenarnya bisa dikerjakan di rumah. Terus-terusan berada di rumah bisa saja membuat pria itu menjadi depresi.

Ketika hendak membuat adonan, Shalu tiba-tiba merasa mual. Ia segera menuju ke toilet dan memuntahkan semuanya di sana. Heisen yang sudah pulang pun segera menyusul istrinya ke toilet untuk memeriksa keadaan istrinya.

"Mungkin kamu, kecapaian," ujar Heisen. "Aku antar kamu ke dokter ya?"

Shalu merasa ragu. Ia pun menggelengkan kepala.

"Aku ngga apa-apa, kok," sahut wanita itu sembari tersenyum. "Istirahat bentar juga sembuh,"

Shalu merasa ragu dengan jawabannya sendiri. Apa benar seperti itu?

*****

Di pagi hari, Shalu baru saja pulang dari apotek untuk membeli test pack. Setelah mencelupkannya ke dalam urin yang ia letakkan ke dalam wadah kecil dan menunggu hasilnya selama beberapa menit.

Shalu menunggu hasilnya dengan cemas. Ia tidak tahu hasil seperti apa yang sebenarnya ia inginkan sekarang untuk tes ini.

Setelah hasilnya keluar, Shalu pun mengambil alat itu dan memperhatikannya. Rupanya terdapat dua garis di sana yang berarti dirinya positif hamil.

Shalu tertegun. Di satu sisi, ia sangat bahagia karena akan segera memiliki anak bersama Heisen. Tapi di satu sisi, ia juga bertanya-tanya kepada Sang Pencipta, kenapa dia harus hamil pada saat seperti ini? Ia takut jika nanti sewaktu-waktu suaminya kembali berubah kepribadiannya disaat dirinya sedang hamil seperti ini.

Shalu keluar dari toilet sembari membawa alat test pack itu. Rupanya, suaminya itu sudah menunggunya di sana.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Heisen. Shalu memberikan alat itu kepada Heisen.

"Aku hamil, Sayang," jawab Shalu yang masih tidak menyangka dengan hasilnya. Pemuda itu melihat hasilnya dan tersenyum dengan penuh kebahagiaan.

"Kita akan jadi orang tua!" ucap pria itu sembari tersenyum melihat dua garis itu. Pemuda itu pun menatap Shalu. Ia menyadari bahwa istrinya sedang melamun.

7 IdentitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang