Hilang

7 4 2
                                    

Nayan begitu sibuk dengan laptopnya di pagi hari di dalam kamar. Ia tengah mencari tahu tentang tarian berdasarkan yang ia ingat.

Setelah menemukannya, ia baru mengerti bahwa yang ia lihat sebelumnya adalah tarian Gandrung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menemukannya, ia baru mengerti bahwa yang ia lihat sebelumnya adalah tarian Gandrung. Tarian ini berasal dari kota Banyuwangi.

Karena hal yang ia lihat, dirinya semalaman menangis dalam penyesalan hingga matanya sembab.

"Oy," panggil Heisen dari pintu kamar yang terbuka itu.

"Makanannya udah siap," Heisen mengajak gadis itu untuk memakan masakan buatannya. Tapi, ia justru salah fokus dengan mata Nayan.

"Lu kenapa? Abis nangis?" tanya Heisen. Nayan sedikit bingung, ia harus menjawab.

"Engga, gue ..." Nayan mencoba mencari alasan. "Gue abis maraton nonton drakor semalam,"

Gadis itu berbohong. Heisen sama sekali tidak menaruh curiga padanya.

"Makanya, jangan kebanyakan nonton drakor!" canda pria itu.

"Udah, lu makan sekarang," ajak pria itu. Nayan pun mengangguk. Ia merasa sedih karena sama sekali tidak menyadari bahwa sesuatu yang tidak beres telah terjadi pada pemuda itu ...

*****

Nayan tengah menunggu seseorang di kafe pada malam hari. Ia sedang menunggu Evan yang berjanji untuk datang menemuinya.

Tak lama kemudian, datanglah seorang pria dengan rambut berwarna blonde dan dikuncir. Sosoknya seperti pria flower boy. Ia langsung duduk di hadapan Nayan.

"Sorry, aku telat," ucapnya. Tanpa berlama-lama, gadis itu pun langsung bertanya.

"Lu bisa kenal gue dari mana?" tanya Nayan dengan sedikit ketus. Pria itu pun tersenyum.

"Aku kenal sama kamu, karena, kita satu kampus," jawab pria itu. "Aku senior kamu. Tapi, kita beda jurusan,"

"Kalau gimana bisa kenalnya, aku sering lihat kamu di perpus sendirian, so ..."

"Aku kepoin kamu lewat teman-teman kamu," lanjut pria itu dengan aura positif yang terpancar dari dalam dirinya.

Nayan mengerutkan dahinya. Ia sering pergi ke perpustakaan untuk menghindari bertemu banyak orang karena tempat itu sangat sepi. Tapi rupanya, ia malah diperhatikan oleh orang lain.

"Apa yang lu tahu tentang gue?" tanya gadis itu sekali lagi.

"Aku tahu semua tentang kamu, mulai dari apa yang kamu suka sampai yang kamu benci," sahut pria tampan bak idol Korea itu.

"Aku juga tahu masa lalu kamu, dan aku juga tahu apa yang kamu butuhkan," lanjut pemuda itu.

"Emang apa yang gue butuhin?" tanya Nayan sekali lagi dengan wajahnya yang jutek.

"Kamu butuh pertolongan," sahut pemuda itu tanpa ragu sedikitpun.

"Kamu butuh seseorang yang bisa diajak bicara selain kakak kamu, seseorang yang bisa untuk berbagi cerita,"

7 IdentitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang