Sadar

10 4 0
                                    

Matahari di pagi hari telah datang menyinari. Heisen membuka matanya dan bangun dari tidurnya. Ia merasa kepalanya sangat pusing. Ini sudah biasa terjadi padanya di pagi hari.

Namun, ia terkejut melihat dirinya hanya mengenakan kaos singlet dan terdapat luka goresan di lengan kanannya seperti tersayat pisau. Ia begitu bingung, apa yang ia lakukan semalam sampai terluka seperti ini? Ia benar-benar tidak bisa ingat apapun.

Ia pun keluar dari kamarnya dengan linglung. Nayan yang sedang bersiap-siap berangkat kuliah menatap kakaknya penuh dengan tanda tanya.

"Lengan lu kenapa, Kak?" tanya gadis itu dengan pandangannya yang aneh. Heisen menggedikkan bahunya.

"Ngga tahu," sahutnya. "Kayaknya pas tidur, gue kegores,"

Nayan masih menatap kakaknya. Ia tidak yakin Heisen terluka karena hal itu. Akan tetapi, ia memutuskan untuk tidak bertanya tentang hal itu lebih lanjut.

"Gue udah siapin sarapan buat lu," ujar gadis itu. "Gue berangkat dulu,"

Ketika hendak berangkat, Nayan sempat kembali menoleh ke arah Heisen. Ia ingin menyampaikan sesuatu kepada pemuda itu. Akan tetapi, ia ragu mengatakannya. Ia pun langsung berangkat menuju ke kampus.

*****

Mobil polisi tengah melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Kasus pembunuhan kembali terjadi. Kali ini, dua buah karung besar berisi mayat ditemukan di sungai. Brahma dan Amba pun tiba di lokasi.

Sementara petugas tengah sibuk mengidentifikasi mayat, Brahma dan Amba juga ingin melihat seperti apa sosok mayat-mayat itu.

Begitu karung itu terbuka, Amba terperangah melihat kedua mayat itu. Tangannya pun langsung menepuk-nepuk bahu Brahma berkali-kali.

"Pak, itu dua orang yang ada di live Tiktok semalam!" seru Amba dengan bersemangat. Brahma tidak mengerti maksudnya.

"Emang mereka siapa?" tanya Brahma. Amba terlihat bingung bagaimana menceritakannya pada pria bermata elang itu.

"Pak, mereka ini sebelumnya suka adu anjing sampai anjing-anjing itu mati," sahut Amba. "Dan mereka kontenin itu semua,"

"Terus, semalam Rangga live nyulik mereka sampai ada yang pipis di celana,"

"Siapa Rangga itu?" tanya Brahma sekali lagi.

"Aduh, gimana ngasih tahunya ya?" Amba menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Pokoknya, dia itu orang yang selalu muncul kalau ada orang yang bertindak kriminal," sahut Amba.

"Makanya, Pak, Bapak harus punya Tiktok biar ngerti yang lagi trending sekarang," lanjut Amba dengan entengnya. Brahma menatap Amba dengan kesal. Bawahannya itu jadi salah tingkah.

Brahma lantas berjalan mendekati sungai. Ia yakin bahwa pelakunya adalah Rangga. Hanya saja, ia tidak tahu bagaimana caranya dan di mana dia bisa menangkap pria itu.

*****

Brahma dan Amba sedang menunggu hasil autopsi di ruang tunggu. Beberapa saat kemudian, dokter pun keluar.

"Bagaimana, Dok? Apa mereka punya ciri-ciri yang sama seperti mayat-mayat yang sebelumnya?" tanya Brahma dengan tidak sabar.

"Benar, yang ini juga keduanya disayat sampai seluruh tubuh mereka," sahut dokter itu. "Tapi untuk kedua orang ini, ada banyak luka lebam seperti selesai berkelahi,"

"Entah mereka yang saling berkelahi atau ada orang lain yang mukulin mereka," lanjut dokter itu. "Yang jelas, luka lebam dan sayatan itu dilakukan ketika mereka masih hidup,"

7 IdentitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang