Konsultasi

6 3 0
                                    

Di siang hari, Nayan mengunjungi Psikiater. Ia mendapatkan rujukan dari dokter pribadinya. Gadis itu menunggu, sebab, orang yang ia tunggu itu masih melayani orang lain.

Beberapa saat kemudian, tibalah gilirannya dipanggil. Seorang wanita muda cantik dengan hijabnya pun menyapa. Namanya Aditi, seorang psikiatris muda berusia tiga puluhan.

"Jadi, apa keluhan kamu?" tanya Aditi dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

"Sebenarnya, bukan saya, Dok," gumam Nayan. "Saya mau ngobatin kakak saya,"

"Tapi, saya belum berani bawa kakak saya ke sini," lanjut gadis itu.

"Soalnya, dia pasti ngga mau kalau saya bawa ke sini,"

Dokter itu pun memahaminya.

"Okay, ngga apa-apa, kok," jawab Aditi. "Siapa nama kakak kamu?"

"Heisenberg," sahut Nayan. "Biasa dipanggil Heisen,"

"Umurnya dua puluh tiga tahun," lanjutnya untuk informasi tambahan.

"Ada apa sama kakak kamu?" tanya Aditi. "Kamu harus terbuka di sini, jangan ada yang ditutupi,"

Nayan pun mulai bercerita dari asal-usul mereka hingga keadaan Heisen yang sekarang.

"Saya merasa kalau kakak saya sering berubah kepribadiannya," ujarnya. "Setidaknya sudah tiga kali saya mergokin dia diam-diam,"

"Apa ya namanya ..." Nayan berusaha mengingat-ingat sesuatu.

"Oh, split personality!" serunya. "Saya merasa dia kayak gitu,"

"Sehari-hari, dia sebagai Heisen, dirinya sendiri, tapi ..."

"Tanpa sepengetahuan orang lain, dia akan berubah menjadi wanita, kadang berubah jadi orang lain lagi,"

"Kapan kamu menyadari soal itu?" tanya Aditi.

"Baru belakangan ini, Dok," jawab Nayan. Aditi pun diam sambil berpikir.

"Jadi, Kakak saya kenapa, Dok?" tanya Nayan.

"Soal itu, sampai saya ketemu sama kakak kamu, saya belum bisa memastikan apa-apa sekarang," jawab Aditi dengan penuh keraguan.

"Bisa jadi dia memiliki alter ego, bisa jadi juga dia memiliki multiple personality disorder," lanjut dokter itu.

Nayan terlihat bingung dengan maksud Aditi.

"Begini, alter ego itu adalah kepribadian yang dengan sengaja dibuat oleh seseorang," Aditi menjelaskan. "Jika kakakmu memang memiliki alter ego, artinya, dia sengaja menciptakan karakter lain itu,"

"Tapi multiple personality disorder atau kepribadian ganda, orang tersebut menciptakan karakter lain secara tidak sadar,"

"Biasanya itu terjadi karena si penderita memiliki trauma," lanjut dokter muda itu. Ia pun menatap Nayan.

"Apa kakakmu pernah trauma sama sesuatu?" tanya dokter itu. Nayan pun berpikir sejenak.

"Orang tua kami meninggal karena kecelakaan bus," gumam gadis itu. "Selain itu, saya ngga tahu dia punya trauma apa lagi,"

Aditi pun mengangguk pelan. Ia sedikit demi sedikit mulai memahami Heisen.

"Apa itu bahaya, Dok?" tanya Nayan yang penasaran. Aditi pun mengembuskan napas panjang.

"Keduanya bahaya," jawab Aditi. "Alter ego akan jadi bahaya kalau dia tidak bisa mengontrol karakter yang sengaja ia buat,"

"Artinya, dia akan melupakan karakter utamanya dan menjadikan karakter buatannya mengusai diri sepenuhnya,"

7 IdentitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang