CHAPTER 12 : Kehangatan dan Rumor

71 9 2
                                    

"Jangan terpesona oleh kecantikan Kak Chinua. Faktanya, usianya sudah mencapai 43 tahun." Mendengar pernyataan tersebut, alisku spontan terangkat.

"Huh!? 43 tahun? Kok bisa cewek secantik dia usianya empat puluhan, dia masih kayak ABG. Kok bisa gitu sih?" gumamku dalam kebingungan.

Jika aku mengingat kembali, hal seperti ini pernah kubaca di beberapa novel bergenre Fantasi Timur. Biasanya, para Kultivator akan tampak awet muda karena mengkonsumsi tanaman herbal seperti ginseng.

Mungkin hal itulah yang membuatnya tampak awet muda. Jika dipikirkan lebih jauh, memang tidak ada yang aneh. Selain itu, pasti ada banyak cara lain untuk tampak awet muda di dunia ini. Apalagi, ada yang disebut sihir.

"Kamu gak bohongkan?"

"Hah, aku bohong? Aku enggak bohong! Kakak yang bohong! Dia harusnya jujur sama orang yang baru dikenal. Orang baru kalau ketemu dia juga pasti bakal mengira dia masih remaja. Padahal aslinya, udah emak-emak." Tanpa sadar, Chengiz berbicara dengan suara keras sehingga Chinua dapat mendengar kata-kata itu dengan jelas.

"Saudara Chen, suaramu nyaring banget," tegurku dengan tatapan khawatir.

"Hah? Kenapa? Ups!!" Baru saja dia menyadari kesalahannya. Chinua, yang mendengar hal tersebut, langsung mencengkeram bahu Chengiz dengan erat.

"Ngomong apaan barusan tadi, huh!?" Dengan tatapan dinginnya, Chinua mencoba mengintimidasi Chengiz dari belakang.

"Hiiiii~ Ampun, Chin'gege!!!"

"Dasar g*bl*k!!!"

'Buuk' "Uahg!!!" Dengan kekuatan penuh, Chinua memukul dagu Chengiz hingga ia terpental ke udara.

"Rasain nih pukulan dari emak-emak, dasar adik gak guna!!" Dengan tatapan penuh kemarahan, Chinua melepaskan emosinya.

"Ampun Chin'gege!!" teriak Chengiz sambil terlempar di udara.

"Ngeri juga tuh pukulan, Yang ada aku pasti K.O dalam sekali serang," gumamku dengan penuh kekhawatiran.

Kami yang menyaksikan amarah Chinua hanya bisa tersenyum dengan cemas. Namun, tak lama kemudian gadis harimau menarik kecil bajuku.

"Tu... Tuan, kita belum saling kenal sebelumnya! Bolehkah saya memperkenalkan diri?" Dengan rasa malu, tiba-tiba gadis harimau putih mendekatiku dan mulai berbicara.

Benar apa yang dikatakannya, meskipun aku dan gadis ini sudah lama bersama, kami belum benar-benar saling mengenal satu sama lain.

"Benar juga, kita belum saling kenal ya. Aku ulangi lagi ya, nama ku Sapta Yudha. Kamu boleh memanggilku Yudha atau Sapta, sesuai dengan kenyamananmu."

Gadis itu mengangguk dengan penuh hormat, "Bolehkah saya memanggil Anda Tuan Yudha?" ujarnya dengan penuh rasa hormat.

"Tuan Yudha? Eh, panggil kak Yudha aja!" balasku.

"Kata Anda panggil sesuai kenyamanan, ya saya panggil sesuai kenyamanan," sahutnya.

"He..." Aku hanya menghela napas ketika mendengarnya, "Ya deh sesuai kenyamananmu saja, sekarang giliranmu, siapa namamu?"

Dengan kilauan di matanya, dia mulai memperkenalkan diri. "Nama aku Syira, salam kenal Tuan Yudha!!" kata Syira sambil tersenyum.

"Wah~ jadi kalian belum saling kenal ya?" Nona Chinua, yang melihat kami berbincang-bincang, bertanya kepada kami.

Syira menganggukkan kepalanya, lalu aku menjawab pertanyaan itu. "Ya, kami belum sempat kenalan karena masalah bahasa. Jadi kami kesulitan berkomunikasi."

The Destiny of Parallel Worlds: Chosen As The Hero Commander (Ghost of Fluoran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang