bab 9

1.4K 101 2
                                    


***

Leona bangun dari tidur nya, dengan mata sembab dikedua matanya,
Semalaman dia menangis ,tidak pernah ada dalam pikiran nya,.

Sosok perhatian yang selalu melindungi, seorang kaka yang selalu ada disaat dia sedih maupun bahagia,.

Tiba tiba membenci nya, satu fakta yang membuat nya kaget.
ELKAN menyukai nya.

Bagaimana Tuhan membuat takdir serumit ini untuk dirinya,.

***
Leona telah siap dengan seragam sekolah, menuruni tangga untuk sarapan bersama keluarganya.
Meski tidak seperti keluarga orang lain yang penuh kehangatan, leona berharap suatu saat nanti akan merasakan apa arti dari sebuah keluarga.

***
Dimeja makan terdapat tiga orang yang sedang sarapan,
Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu, tanpa adanya percakapan, ..

"Seperti biasa sangat membosankan" Gumam Leona lirih, mengaduk ngaduk makanannya , dirinya melihat elkan yang memasang muka datar seperti tak pernah terjadi apa apa semalam,.

"Papah hari ini akan berangkat keluar kota," Kata Liam,Elkan dan Leona hanya melirik dan menganggukan kepalanya.

" papah cuma pesen sama kamu elkan selama papah pergi jangan suka keluyuran ga jelas dan mabuk kaya semalem, ,"ucap liam tegas

"Jangan bikin malu keluarga Alexander karna kelakuan kamu, karna kamu satu satu nya harapan untuk kelanjutan keluarga ini " Lanjut Liam lagi.

"dan untuk kamu Leona papah tegesin kekamu jangan bikin ulah lagi disekolah jangan buat papah tambah muak dengan kamu selain fakta kamu adalah anak sial" Ucap Liam sinis menatap Leona.

Sedangkan elkan hanya mendengarkan, dan melanjutkan kan sarapan nya.
berbeda dengan Leona yang menahan sakit di hati nya dengan mata yang mulai berkaca2.

Liam yang selesai dengan sarapan nya bangkit dari dari duduk nya,
Disusul elkan yang pamit untuk berangkat sekolah duluan, Leona masih terdiam ditempat, dengan air mata yang mulai mengalir dipipinya.

***

"Leona kemana yah tumbenan amat jam segini belum datang padahal tuh 2 jamet udah berangkat dari tadi" Gumam nya pada diri sendiri,

Lyodra masih setia duduk dimotor nya menunggu Leona diparkiran.

Tak lama seorang yang ia tunggu pun muncul, diapun berlari untuk menyapa Leona, gadis angkuh pujaan hati nya.

"Hai leona" Sapa nya dengan tersenyum manis .

"Lo ga ada kapok kapoknya yah gw bully, "

"Bully aja, kalo itu bisa buat gw deket sama lo, gw gapapa I'm fine I'm okeyy" Senyumnya sambil menampilkan deretan rapi giginya .

"Jijik tau ga sono lo jauh jauh"

Lyodra yang mulai menyadari mata leoana yang sembab pun menyentuh pipi dan mengelusnya.
"Kenapa.?

" Kenapa apanya? Leoana menepis tangan lyodra.

"Lo kaya abis nangis , ngga ngga , lo emang abis nangis. Gw yakin"

"Sok tahu lo, minggir"

Lyodra yang melihat Leona akan pergi pun langsung menarik tangan Leona dan mendekatkan tubuh Leona kedalam pelukan nya.

"Kalo ada masalah lo bisa cerita ke Gw, Gw selalu ada disini buat lo,"

Leona berusaha berontak namun tenaga nya tak cukup kuat dari lyodra.
Hingga akhir nya dirinya pasrah dan mulai nyaman dengan posisi seperti itu.

TRANSMIGRASI LILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang